Wednesday, September 2, 2020

Thought for the Day - 26th August 2020 (Wednesday)

Once there was an emperor who asked the sages who visited his palace - “Who is the best among men? Which moment of time is most blessed? Which act is most beneficial?” He could not get a satisfactory answer for long. At last, his realm was invaded and he had to flee into the jungle. There he fell into the clutches of a primitive tribe who selected him as a victim to their goddess. While in this precarious condition, he was seen by an ascetic, who rescued him and took him to his quiet hermitage where he and his students tended him lovingly back to health and happiness. Then he discovered the answers to his questions. The best among men is he who has compassion; the most blessed time is the 'present', this very second, and the best act is to relieve pain and grief. You decide to start Namasmarana (remembrance of the Divine name) ‘next Thursday,’ as if death has assured you in writing that he will not call on you till that date. Do not postpone what you can do today, now, this very moment. 



Suatu hari ada seorang kaisar bertanya kepada guru suci yang mengunjungi istananya - “Siapakah yang terbaik diantara manusia? Kapan waktu yang paling berfaedah?” sang kaisar tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan untuk waktu yang lama. Pada akhirnya, kerajaannya diserang dan sang kaisar harus melarikan diri ke dalam hutan. Disana sang kaisar ditangkap oleh suku primitif yang telah memilihnya untuk dijadikan sebagai persembahan kepada junjungan mereka. Sementara dalam keadaan genting ini, sang kaisar dilihat oleh seorang pertapa yang menyelamatkannya dan membawanya ke dalam pertapaan yang tenang dimana sang pertapa dan murid-muridnya merawat sang kaisar dengan penuh kasih dan mengembalikan kesehatan serta kebahagiannya. Kemudian sang kaisar mendapatkan jawaban dari pertanyannya. Manusia yang terbaik adalah dia yang memiliki welas asih; waktu yang paling terbekati adalah 'saat sekarang', detik ini juga, perbuatan yang terbaik adalah meringankan rasa sakit dan duka cita. Engkau memutuskan untuk memulai Namasmarana (mengingat nama suci Tuhan) pada ‘hari kamis yang akan datang,’ seolah-olah kematian telah memastikanmu secara tertulis bahwa kematian tidak akan menjemputmu sampai tanggal itu. Jangan menunda apa yang dapat engkau lakukan hari ini, sekarang, saat ini juga. (Divine Discourse, Sep 7, 1966)

-BABA


No comments: