Saturday, August 11, 2018

Thought for the Day - 9th Augustt 2018 (Thursday)

Since you can’t swim across a flooded stream, you board a raft. So also, since you can’t master the Formless, you resort to the Form with attributes and struggle to swim across to the Formless through worship and contemplation. But can you remain forever on the raft, amidst the currents and whirlpools? You must discard this conventional worship some day and reach the shore. Worship is just a means of educating the emotions. Human impulses and emotions have to be guided and controlled. Just as the raging waters of the Godavari river have to be curbed by dikes, halted by dams, tamed by canals, and led quietly to the ocean which can swallow all floods without a trace, so too the age-long instincts in you have to be trained and transmuted by contact with higher ideals and powers. When the fruit is ripe, it will fall off the branch of its own accord. Similarly, when renunciation saturates your heart, you lose contact with the world and slip into the lap of the Lord.


Karena engkau tidak bisa berenang menyebrangi aliran air yang deras, maka engkau menggunakan sebuah rakit. Begitu juga, karena engkau tidak bisa memahami yang tanpa wujud, engkau mengambil jalan pada yang berwujud dengan sifat dan berusaha untuk berenang menyebrang pada yang tanpa wujud melalui pemujaan dan kontemplasi. Namun, dapatkah engkau tinggal selamanya di atas rakit, diantara aliran dan pusaran air? Engkau harus melepaskan pemujaan yang bersifat biasa suatu hari nanti dan mencapai pantai. Pemujaan adalah sebuah sarana dalam mendidik emosi. Dorongan dan emosi manusia harus diarahkan dan dikendalikan. Seperti halnya amukan air dari sungai Godavari harus diarahkan dengan tanggul, dihentikan dengan bendungan, dijinakkan dengan kanal, dan diarahkan dengan tenang menuju lautan dimana lautan dapat menelan semua aliran yang deras tanpa jejak, begitu juga naluri abadi dalam dirimu harus dilatih dan diubah melalui terhubung dengan kekuatan dan ideal yang lebih tinggi. Ketika buah sudah matang maka buah akan lepas dan jatuh dari dahan atas kemauannya sendiri. Sama halnya, ketika pelepasan kemelekatan memenuhi hatimu, engkau kehilangan keterhubungan dengan dunia dan jatuh di pangkuan Tuhan. (Divine Discourse, Oct 26, 1961)

-BABA

No comments: