Monday, August 18, 2025

Thought for the Day - 18th August 2025 (Monday)



All the Gopikas came to Yashoda and complained, “Mother! Your son Krishna comes stealthily into our houses, breaks our pots and steals butter and milk.” This was a daily occurrence! Yashoda caught Krishna and scolded, “You don’t eat what I serve. You go to other houses and steal. You are ruining our reputation. Why don’t you eat the butter I give? Is the butter in our house not tasty?” What is the inner significance of this incident? The mother serves with motherly affection. But the Gopikas served the same food with pure love and divine feelings! It was not the butter that attracted Krishna, but the purity of their hearts. Butter symbolises the hearts of the Gopikas, which were filled with purity, one-pointedness and selflessness. Yashoda’s butter was attachment, while the Gopikas’ was pure love. This is the difference between love and attachment. Attachment is born of body-consciousness. That which is related to the heart is Love. Gopikas were full of love!


- Divine Discourse, May 21, 1995.

God is Bhakta Paradhina — One who submits to His devotees. Such is the mighty efficacy of devotion! 


Para Gopika datang kepada Yashoda dan mengadu, “Ibu! Putramu Krishna diam-diam masuk ke rumah kami, memecahkan kendi, dan mencuri mentega serta susu.” Hal ini terjadi hampir setiap hari! Yashoda lalu menangkap Krishna dan menegur, “Engkau tidak makan apa yang Ibu hidangkan, malah pergi mencuri ke rumah orang lain. Engkau merusak reputasi kita. Mengapa Engkau tidak mau makan mentega yang kuberikan? Apakah mentega di rumah ini tidak enak?” Lalu, apakah makna terdalam dari peristiwa ini? Sesungguhnya, Yashoda menyajikan makanan dengan kasih seorang ibu, tetapi para Gopika mempersembahkannya dengan cinta yang tulus dan perasaan yang dipenuhi getaran ilahi. Bukan mentega yang membuat Krishna datang, melainkan kemurnian hati mereka. Mentega melambangkan hati para Gopika yang dipenuhi dengan kesucian, ketulusan, dan tanpa pamrih. Mentega Yashoda masih disertai keterikatan, sedangkan mentega Gopika adalah lambang cinta murni. Inilah perbedaan antara cinta dan keterikatan. Keterikatan lahir dari kesadaran jasmani, sementara cinta sejati bersumber dari hati. Dan hati para Gopika hanya dipenuhi dengan cinta! 


- Divine Discourse, May 21, 1995.

Tuhan adalah Bhakta Paradhina — Dia yang menyerahkan diri pada para bhakta-Nya. Inilah keampuhan yang luar biasa dari sebuah pengabdian!

No comments: