Vyasa taught the essence of the Vedas in just two sentences: Paropakaraya Punyaya, Papaya Para Peedanam - Helping others is meritorious. Hurting others is sin. The word Paropakara consists of three syllables – Para, Upa and Kara. Para means the Supreme or the Highest Abode; Upa means nearness, and Kara means to do or to go. Paropakara, therefore, means that one should do good and help others in order to go near God. This is the proper spiritual path, the essence of the Upanishads! The significance of the word Upanishad is that a disciple must sit down at the Feet of God (Guru), who is on a higher level. All the spiritual texts teach how to go near God. Just as one goes near an air conditioner to get coolness and comfort when it is hot, similarly, when one goes near God, one develops Divine qualities. This is Sadhana. What is papam (sin)? Harming others is sin; classifying and diversifying and forgetting unity is a sin. Names and forms may vary, but the Spirit is only one. God and Nature are in union where God is the cause and Nature is the effect. There cannot be an effect without a cause. To consider unity as diversity is a sin.
- Divine Discourse, Apr 08, 1996
Just as the Ganga, when it reaches the sea, will not turn back, similarly, one who has experienced nearness to God will not turn back.
Rsi Vyasa mengajarkan intisari dari Weda hanya dengan dua kalimat: Paropakaraya Punyaya, Papaya Para Peedanam – Menolong yang lain adalah perbuatan baik. Menyakiti yang lain adalah dosa. Kata Paropakara terdiri dari tiga suku kata yaitu Para, Upa dan Kara. Para berarti tertinggi atau tempat tinggal tertinggi; Upa berarti kedekatan, dan Kara berarti melakukan atau menuju. Maka dari itu Paropakara berarti bahwa seseorang harus melakukan kebaikan dan menolong yang lain dalam upaya untuk bisa menuju lebih dekat pada Tuhan. Ini adalah jalan spiritual yang tepat yang merupakan intisari dari Upanishad! Makna dari kata Upanishad adalah seorang murid yang harus duduk di bawah di kaki Tuhan (Guru) sedangkan Guru duduk di tempat yang lebih tinggi. Semua naskah-naskah spiritual mengajarkan bagaimana untuk bisa melangkah lebih dekat pada Tuhan. Seperti seseorang yang bergerak mendekat pada AC untuk mendapatkan kesejukan dan kenyamanan ketika hari panas, sama halnya, ketika seseorang dekat dengan Tuhan, maka seseorang mengembangkan sifat-sifat keilahian. Ini adalah Sadhana. Apa itu dosa (papam)? Menyakiti yang lain adalah dosa; memisahkan dan menciptakan perbedaan serta melupakan kesatuan adalah sebuah dosa. Nama dan wujud mungkin bervariasi, namun jiwa itu adalah satu adanya. Tuhan dan alam ada dalam satu kesatuan dimana Tuhan adalah penyebab dan alam adalah akibatnya. Tidak akan ada akibat tanpa adanya penyebab. Melihat kesatuan sebagai perbedaan adalah sebuah dosa.
- Divine Discourse, 08 April 1996
Seperti halnya sungai Ganga, ketika mencapai lautan maka alirannya tidak akan berbalik, sama halnya, seseorang yang telah mengalami kedekatan dengan Tuhan tidak akan berpaling kembali.

No comments:
Post a Comment