Monday, November 30, 2020

Thought for the Day - 27th November 2020 (Friday)

What man should seek today is not pleasure. Nor is his goal sorrow. Wherefrom does pleasure come? When pain is got rid of, pleasure is secured. Man should bring under his control the source of pleasure and pain. More than pleasure, it is pain that awakens wisdom in man. If you study the lives of great men, you find that it is out of trouble and pain that they derived wisdom. Without sorrow there can be no wisdom. It is pain that teaches many wise lessons to man. Not realizing this profound truth, man pursues pleasure endlessly. No doubt man needs to be happy. But how is happiness to be achieved? It is only when sorrow is overcome, man realises happiness. Hence everyone should welcome sorrow in the same spirit in which they greet happiness. Every man has his origin in Truth. He is sustained by Truth, and merges in Truth. He is the embodiment of Truth. When every individual recognises this truth, the whole world will be permeated by Truth. 



Apa yang seharusnya manusia cari sekarang bukanlah kesenangan. Dan bukan juga penderitaan sebagai tujuannya. Dari mana datangnya kesenangan? Ketika rasa sakit dilenyapkan, maka kesenangan bisa didapatkan. Manusia seharusnya menjadikan sumber dari kesenangan dan penderitaan ada di bawah kendalinya. Lebih daripada kesenangan, adalah rasa sakit yang membangkitkan kebijaksanaan dalam diri manusia. Jika engkau mempelajari kehidupan orang-orang yang hebat, engkau akan menemukan bahwa karena masalah dan penderitaan maka mereka mendapatkan kebijaksanaan. Tanpa penderitaan maka tidak akan ada kebijaksanaan. Adalah rasa sakit yang mengajarkan banyak hikmah bijak kepada manusia. Tanpa menyadari kebenaran yang mendalam ini, manusia mengejar kesenangan yang tanpa akhir. Tidak diragukan lagi bahwa manusia perlu untuk bahagia. Namun bagaimana kebahagiaan itu dapat diperoleh? Adalah hanya ketika penderitaan diatasi maka manusia menyadari kebahagiaan. Karena itu setiap orang seharusnya menyambut penderitaan dengan semangat yang sama seperti ketika mereka menyambut kebahagiaan. Setiap manusia memiliki asal usulnya dalam kebenaran. Manusia ditopang oleh kebenaran dan menyatu ke dalam kebenaran. Manusia adalah perwujudan dari kebenaran. Ketika setiap individu menyadari kebenaran ini, maka seluruh dunia akan diliputi dengan kebenaran. (Divine Discourse, Jan 1, 1998)

-BABA

 

No comments: