Thursday, December 5, 2019

Thought for the Day - 13th November 2019 (Wednesday)

Ahimsa, the virtue of nonviolence, is the very first virtuous flower that God loves the most. This involves much more than abstention from injuring living beings. One should desist from causing pain to any living being not only by deeds, but even by words and thoughts. One should not entertain any idea of hurting or humiliating another. The second flower God desires is control and mastery of the senses (indriya nigraham).One should not run after sensual pleasure and sensory joy. The third flower that is very dear to Lord is compassion (daya). Compassion towards all living beings and all things is pleasing to the Lord (Sarvabhuta-daya), for ‘All is God’, verily! You must always remember that the scriptures teach us that adoration and respect paid to any god reaches the Supreme (Sarva deva namaskaram Keshavam prati gacchati). It must also be cherished with equal validity, that humiliation caused to any living being reaches the Supreme (Sarva Jeeva thiraskaram Keshavam prathigacchati)! 


Ahimsa, sifat mulia tanpa kekerasan adalah bunga kebaikan pertama yang sangat disenangi oleh Tuhan. Ini melibatkan lebih dari pantang melukai makhluk hidup. Seseorang seharusnya berhenti dari menyebabkan rasa sakit pada makhluk hidup apapun tidak hanya dengan perbuatan, namun juga dengan perkataan dan pikiran. Seseorang seharusnya tidak memiliki gagasan untuk menyakiti atau mempermalukan yang lain. Bunga kedua yang Tuhan inginkan adalah pengendalian dan penguasaan indera (indriya nigraham). Seseorang seharusnya tidak mengejar kesenangan sensual dan indera. Bunga ketiga yang sangat disukai oleh Tuhan adalah welas asih (daya). Welas asih kepada semua makhluk hidup dan semua hal yang menyenangkan Tuhan (Sarvabhuta-daya), karena sejatinya ‘Semuanya adalah Tuhan!’ Engkau harus selalu ingat naskah suci mengajarkan kita bahwa penghormatan dan pemujaan yang dihaturkan kepada perwujudan Tuhan manapun akan mencapai yang tertinggi (Sarva deva namaskaram Keshavam prati gacchati). Ini juga harus dimaknai dengan kebenaran yang sama, bahwa penghinaan yang diberikan kepada makhluk hidup apapun akan mencapai yang tertinggi (Sarva Jeeva thiraskaram Keshavam prathigacchati)! (Divine Discourse, Oct 06, 1981)

-BABA

No comments: