Thursday, December 5, 2019

Thought for the Day - 18th November 2019 (Monday)

All efforts, all talk, and all pleasures end with the graveyard. Every step takes man nearer to that, not farther. Then, why revel while living, believing this to be real and lasting? You must have heard this: Practice two, give up two! What are they? The two things to be given up are: all remembrance of (1) the evil that others do to you, and (2) the good that you do to others. The two things to be practiced incessantly are: (1) belief that death is certain and inevitable and (2) that God exists and yields to prayer and purity. Usually people do the opposite. They do not forget the evil that others do or the good that is done by them; they forget the fact of death and the fact of God’s existence. If you seek for profit in every act, of what use is it? Bank deposits, buildings, degrees, titles and riches must all be left behind. As soon as the last breath is drawn, our body becomes a thing of foul smell and bad omen; it is removed from the very house you built and loved! 


Segala usaha, segala pembicaraan, segala kesenangan berakhir di kuburan. Setiap langkah membawa manusia semakin dekat pada kuburan dan bukan lebih jauh. Lalu, mengapa bersuka ria dan bersenang-senang saat hidup, percaya bahwa hal ini adalah nyata dan kekal? Engkau pastinya telah mendengar hal ini: jalankan dua hal dan lepaskan dua hal juga! Apa saja kedua hal itu? Dua hal yang harus dilepaskan adalah: semua ingatan (1) kejahatan yang orang lain lakukan kepadamu, dan (2) kebaikan yang engkau lakukan pada orang lain. Dua hal yang harus dijalankan secara berkelanjutan adalah: (1) yakinlah bahwa kematian adalah pasti dan tidak bisa dielakkan dan (2) bahwa Tuhan ada dan berserah pada doa dan kemurnian. Biasanya manusia melakukan kebalikannya. Manusia tidak melupakan kejahatan yang dilakukan orang lain atau kebaikan yang dilakukan oleh mereka; mereka melupakan fakta kematian dan fakta keberadaan Tuhan. Jika engkau mencari keuntungan dalam setiap perbuatan, apakah gunanya itu? Deposito bank, bangunan, gelar sarjana, dan kekayaan harus ditinggalkan. Begitu nafas terakhir diambil, tubuh kita menjadi berbau busuk dan pertanda buruk; tubuh ini akan dipindahkan dari rumah yang engkau bangun dan sayangi! (Sathya Sai Speaks, Vol 6, Ch 44, Dec 1966)

-BABA

No comments: