Friday, December 27, 2019

Thought for the Day - 24th December 2019 (Tuesday)

The destiny of a nation or community is dependent on the moral fibre of its people. Their character must be deep-rooted in faith and in truth. Today, in a world broken into racial and religious units, there is a great need to cultivate a broad outlook and large hearted attitudes. Narrow loyalties cause friction and conflict. Jesus emphasised the importance of faith and the danger caused by hypocrisy. Christ’s teachings must be interpreted, understood and followed from the universal point of view. Truth must be revealed as unity in Thought, Word and Deed. Jesus Christ proclaimed that God is all powerful and omnipresent, one without a second. This is the primary message of Jesus. His understanding of God grew within him in stages. First he looked upon himself as a Messenger of God. Later, developing a closer relationship with God, he announced himself as the Son of God. Finally, realising his identity with God, he asserted, "I and my Father are One." 


Takdir dari sebuah bangsa atau masyarakat adalah tergantung dari kekuatan karakter dari masyarakatnya. Karakter mereka harus berakar mendalam pada keyakinan dan kebenaran. Hari ini, di dunia yang terbagi ke dalam unit-unit ras dan agama, ada sebuah kebutuhan yang sangat besar untuk memupuk sebuah pandangan yang luas dan sikap hati yang lapang. Loyalitas yang sempit menyebabkan friksi dan konflik. Yesus menekankan pentingnya keyakinan dan bahaya yang disebabkan oleh kemunafikan. Ajaran Yesus harus diterjemahkan, dipahami, dan diikuti dari sudut pandang yang universal. Kebenaran harus diungkapkan sebagai kesatuan dalam pikiran, perkataan, dan tindakan. Yesus Krsitus menyatakan bahwa Tuhan adalah Maha Kuasa dan ada dimana-mana, Esa tidak ada duanya. Ini adalah pesan utama dari Yesus. Pemahaman-Nya tentang Tuhan tumbuh dalam dirinya secara bertahap. Pertama Dia melihat pada dirinya sendiri sebagai utusan Tuhan. Kemudian, mengembangkan hubungan yang dekat dengan Tuhan, Dia menyatakan dirinya sebagai putra dari Tuhan. Pada akhirnya, menyadari identitas dirinya dengan Tuhan, Yesus menyatakan, "Aku dan Bapa-Ku di surga adalah Satu." - Divine Discourse, Dec 25, 1986

-BABA

No comments: