Life is a short play on the stage. This body is like a bubble. The mind is always fickle. In Gita, Arjuna confesses to Krishna that the mind, which is constantly vacillating, is difficult to control. Nevertheless, man has to concentrate on his true destination. What is this destination, the goal and the aim of life? The Bhagavata and the Bhagavad Gita have made this clear. Our destination is the source from which we came. As long as the individual is caught up in the prakriti (phenomenal world), his mind will be unsteady and vacillating. The Vedic declaration, "Soham" (He is I) is demonstrated by the inhaling done during breathing. When you exhale and utter "Aham," you are giving up the "I". "So-ham" proclaims the identity of the individual and the Divine ('I am He'). This identity will not be understood as long as one is caught up in the tentacles of the material world.
- Divine Discourse, Feb 11, 1983.
Just as two wings are essential for a bird to soar high in the sky, and two wheels for a bicycle to move, prema (love) and seva (service) are essential for man to reach his destination.
Hidup adalah sebuah sandiwara singkat di atas panggung. Tubuh ini adalah seperti gelembung. Pikiran adalah selalu berubah-ubah. Dalam Bhagavad Gita, Arjuna mengakui pada Krishna bahwa pikiran yang selalu bimbang adalah sulit untuk dikendalikan. Namun demikian, manusia harus memusatkan perhatiannya pada tujuannya yang sejati. Apa tujuan dari hidup ini? Bhagavata dan Bhagavad Gita telah membuat jelas atas pertanyaan ini. Tujuan kita adalah sumber dari mana kita berasal. Selama individual terjebak dalam prakriti (dunia fenomenal), pikirannya akan menjadi tidak stabil dan bimbang. Weda menyatakan, "Soham" (Tuhan adalah aku) ditunjukkan dengan tarikan nafas saat bernafas. Ketika engkau menghembuskan nafas dan mengeluarkan suara "Aham," engkau melepaskan "aku". "So-ham" menyatalan identitas individual dan Tuhan ('aku adalah Tuhan’). Identitas ini tidak akan dipahami selama seseorang terperangkap dalam tentakel dunia material ini.
- Divine Discourse, 11 Februari 1983.
Seperti halnya dua sayap yang mendasar pada burung untuk terbang tinggi di langit, dan dua roda pada sepeda untuk bergerak, prema (kasih) dan seva (pelayanan) adalah mendasar bagi manusia untuk mencapai tujuannya.
No comments:
Post a Comment