Monday, September 1, 2025

Thought for the Day - 1st September 2025



Ravana was the mightiest monarch of his day, as Valmiki describes him. His capital city was an impregnable fortress, filled with rare treasures. He was the master of the four Vedas and the six spiritual sciences. Duryodhana, the eldest of the Kauravas, was, as Vyasa describes him, unsurpassed in the number and strength of his army and armaments, and in diplomatic skill. Yet, these two have been loathed by young and old for centuries. Why? Because they descended from the human to the bestial level, instead of rising from the human to the divine level. Both had the same flaw – greed. They did not know the secret of contentment. They were afflicted with kama, incessant desire. Rama and kama cannot coexist. The inner shrine of man can accommodate only one Deity, Rama or kama. If you love another person, you will not covet lordship over him; you will not covet his property; you will have no envy when he prospers, no joy when he suffers. Love is the strongest antidote for greed. This, therefore, is the fundamental spiritual discipline: give love and receive Love.


- Divine Discourse, Mar 06, 1970.

The bliss that you hope to derive from kith and kin, from wealth and worldly fame, is but a pale shadow of the bliss that resides in the spring of your heart, where God dwells. 


Ravana adalah seorang raja berkuasa di jamannya, seperti yang Rsi Walmiki gambarkan tentang dirinya. Ibu kota kerajaannya adalah benteng yang tidak tertembus, penuh dengan harta karun yang langka. Ravana menguasai empat Weda dan enam ilmu spiritual. Duryodhana adalah yang tertua dalam keluarga Kaurava, seperti yang Rsi Wyasa gambarkan tentang dirinya, tidak tertandingi dalam jumlah dan kekuatan tentaranya serta persenjataannya, dan juga keahlian diplomatiknya. Namun, kedua orang ini telah dibenci oleha anak muda dan orang tua selama berabad-abad. Mengapa? Hal ini karena mereka merosot dari level manusia ke level binatang, bukannya meningkat dari level manusia ke level Tuhan. Kedua orang ini memiliki kekurangan yang sama yaitu ketamakan. Mereka tidak mengetahui rahasia dari kepuasan. Mereka menderita karena kama yaitu keinginan yang tiada hentinya. Rama dan kama tidak bisa hidup bersama. Tempat suci batin manusia hanya bisa memuat satu saja, apakah Rama atau kama. Jika engkau mengasihi orang lain, engkau tidak akan menginginkan kekuasaan atas dirinya; engkau tidak akan menginginkan hartanya; engkau tidak akan iri saat ia makmur, dan tidak akan bergembira saat ia menderita. Kasih adalah penawar paling ampuh bagi ketamakan. Oleh karena itu, ini adalah disiplin spiritual yang paling fundamental: berikan kasih dan terimalah kasih.


- Divine Discourse, 06 Maret 1970.

Kebahagiaan yang engkau harapkan dari sanak saudara, dari harta dan ketenaran duniawi, hanyalah bayangan semu dari kebahagiaan sejati yang bersemayam dalam sumber hatimu, dimana Tuhan bersemayam.

No comments: