Let the petty wishes for which you now approach God be realised or not; let the plans for promotion and progress which you place before God, be fulfilled or not; they are not so important after all. The primary aim should be to become masters of yourselves, to hold intimate and constant communion with the Divine that is in you as well as in the Universe of which you are a part. Welcome disappointments, for they toughen you and test your fortitude. The gold that was melting in the fire, before the goldsmith with his blowpipe, told him: “Do not exult when you drop me into the fire and I am molten and the alloy is taken out of me. Remember I am rendered purer and more valuable every moment, whereas all that you get for your pains is smoke in the face and soot in the hand!" Never give up God, holding Him responsible for your ills; believe rather that the ills draw you nearer God, making you call on Him always when you are in difficulty.
- Divine Discourse, May 12, 1970.
The love coming from the devotee’s heart must flow unimpeded to God. It must be totally impervious to the vicissitudes of life.
Biarkan keinginan-keinginan remeh yang sekarang engkau sampaikan pada Tuhan bisa terkabulkan atau tidak; biarkan rencana-rencana untuk promosi dan kemajuan yang engkau ajukan pada Tuhan bisa terwujud atau tidak; semuanya ini sejatinya tidaklah begitu penting. Tujuan utama seharusnya adalah menjadi penguasa pada dirimu sendiri, menjalin hubungan yang dekat dan tanpa putus dengan Tuhan yang bersemayam dalam dirimu maupun yang ada dalam alam semesta yang mana engkau menjadi bagiannya. Sambutlah kekecewaan, karena itu bersifat menguatkanmu dan menguji ketabahanmu. Emas yang meleleh di dalam kobaran api, dihadapan tukang emas dengan pipa tiupnya, berkata kepadanya: “Janganlah bergembira ketika engkau menaruhku ke dalam api dan aku meleleh, sementara logam campuran dipisahkan dari diriku. Ingatlah bahwa aku menjadi semakin murni dan semakin bernilai setiap saat, sementara semua yang engkau dapatkan dari usahamu adalah asap dan jelaga di tanganmu!" Jangan pernah tinggalkan Tuhan, serta menyalahkan Tuhan atas segala penderitaanmu; percayalah bahwa penderitaan itu menarikmu semakin dekat dengan Tuhan, membuatmu terus memanggil-Nya ketika engkau dalam kesulitan.
- Divine Discourse, 12 Mei 1970.
Kasih yang berasal dari hati bhakta harus mengalir tanpa rintangan menuju Tuhan. Kasih ini harus sepenuhnya tidak terpengaruh oleh pasang surut kehidupan.