Today, man is bereft of gratitude, which is one of the most essential qualities. He forgets the help rendered to him by others. As long as man is alive, he should be grateful for the help he received from others. There are two things you have to forget: the help you have rendered to others and the harm others have done to you. If you remember the help you have rendered, you will always expect something in return. Remembrance of the harm done to you by others generates in you a sense of revenge. You should remember only the help you received from others. The one with these sacred qualities is an ideal man. In this ephemeral and transient world, man always aspires for peace and security. But money, education, position of authority and physical comforts cannot confer peace and security. Peace originates from the heart. Man can experience peace and security only when his heart is filled with love. Love is God, love is Nature, love is life and love is the true human value. Bereft of love, man is equivalent to a corpse. You should lead a life filled with love. Love even the worst of your enemies.
- Divine Discourse, Mar 18, 1999.
The Divine incarnates to inculcate love in mankind and teach how love should be promoted and practised. Only when such love is developed will man be free from sorrow and trouble.
Hari ini, manusia kehilangan rasa syukur yang merupakan salah satu kualitas terpenting yang mendasar. Manusia lupa atas bantuan yang diberikan padanya oleh orang lain. Selama manusia masih hidup, dia seharusnya bersyukur atas bantuan yang dia terima dari orang lain. Ada dua hal yang engkau harus lupakan: bantuan yang engkau berikan pada orang lain dan penderitaan yang orang lain lakukan kepadamu. Jika engkau mengingat bantuan yang engkau telah berikan, maka engkau akan selalu mengharapkan sesuatu sebagai balasannya. Mengingat penderitaan yang dilakukan orang lain kepadamu memunculkan perasaan balas dendam. Engkau seharusnya hanya mengingat bantuan yang engkau terima dari orang lain. Seseorang dengan kualitas yang suci seperti ini adalah seorang manusia yang ideal. Dalam dunia yang sementara dan fana ini, manusia selalu mengharapkan kedamaian dan rasa aman. Namun, uang, Pendidikan, jabatan kekuasaan dan kenyamanan fisik tidak bisa memberikan kedamaian dan rasa aman. Kedamaian berasal dari hati. Manusia dapat mengalami kedamaian dan rasa aman hanya ketika hatinya diisi dengan kasih. Kasih adalah Tuhan, kasih adalah alam, kasih adalah hidup dan kasih adalah nilai kemanusiaan yang sejati. Kehilangan kasih, manusia adalah sama dengan mayat. Engkau seharusnya menjalani hidup yang penuh dengan kasih. Kasihi bahkan pada musuhmu yang paling buruk.
- Divine Discourse, 18 Maret 1999.
Tuhan mengambil inkarnasi untuk menanamkan kasih pada manusia dan mengajarkan bagaimana kasih harus dipupuk dan dijalankan. Hanya ketika kasih seperti itu dikembangkan maka manusia akan bebas dari penderitaan dan masalah.
No comments:
Post a Comment