Today, people think that spirituality has no relation to mundane life and vice versa. This is a big mistake. True Divinity is a combination of spirituality and social obligations. National unity and social harmony are founded upon spirituality. It is the Divine that links spirituality and social existence. The Creator and the Prakriti (Creation or nature) are inextricably associated with each other. Hence, God should not be regarded as separate from the creation. See God in the cosmos. For instance, here is a tumbler made of silver. The one who notices the silver in the tumbler thinks only of the material base and not the form of the tumbler. The one who sees it as a tumbler does not note its silver base. Only the person who can recognise both silver and tumbler can recognise that it is a silver tumbler. Likewise, without the Omni-Self there is no creation. Today, most people see only the creation. Very few recognise that the creation is a projection of the Creator. It is essential that every human being should have the realisation that without the Brahmam (Supreme) there can be no cosmos.
- Divine Discourse, Feb 12, 1991.
To believe in God while rejecting the world is a narrow outlook! We must strengthen faith in the truth that the world is not different from God.
Hari ini, orang-orang berpikir bahwa spiritualitas tidak ada hubungan dengan hidup duniawi dan sebaliknya. Ini adalah sebuah kesalahan besar. Keilahian sejati adalah sebuah gabungan dari spiritualitas dan kewajiban sosial. Persatuan bangsa dan keharmonisan sosial dibangun diatas spiritualitas. Adalah Tuhan yang menghubungkan spiritualitas dan keberadaan sosial. Sang pencipta dan Prakriti (ciptaan atau alam) memiliki hubungan yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, Tuhan seharusnya tidak dilihat sebagai terpisah dari ciptaan. Lihatlah Tuhan di dalam kosmos. Sebagai contoh, ini adalah sebuah gelas yang terbuat dari perak. Seseorang yang melihat perak dalam gelas hanya berpikir berdasarkan pada material penyusunnya dan tidak melihat pada bentuk gelas tersebut. Sedangkan seseorang yang melihat gelas itu sebagai gelas tidak memperhatikan perak sebagai bahan dasar penyusunnya. Hanya orang yang dapat membedakan keduanya yaitu perak dan gelas dapat menyadari bahwa itu adalah gelas perak. Sama halnya, tanpa adanya Tuhan yang Maha Esa maka tidak akan ada ciptaan. Hari ini, kebanyakan orang hanya melihat ciptaan. Sangat sedikit yang menyadari bahwa ciptaan adalah proyeksi dari sang Pencipta. Adalah bersifat mendasar bahwa setiap manusia seharusnya memiliki kesadaran bahwa tanpa adalahnya Brahmam (Tuhan tertinggi) maka tidak akan ada kosmos.
- Divine Discourse, 12 Februari 1991.
Percaya pada Tuhan namun menolak dunia adalah sebuah pandangan yang sempit! Kita harus menguatkan keyakinan bahwa dunia tidaklah berbeda dari Tuhan.
No comments:
Post a Comment