Man today is like a horseman riding two horses at the same time. He aspires for the Divine, but also yearns for worldly pleasures. He forgets that the creator contains the creation. Forgetting this truth, he goes after the phenomenal world, regarding it as different from the Divine. He is foolish like the man who cries for ghee while having milk in his hand, not realising that ghee is latent in the milk. Today's devotees study the Vedas and other scriptures as a ritual but do not put into practice any of the injunctions contained in these. Of what avail is it merely to know how the Vedas or Upanishads have described the Divine? If this book lore is not reflected in one’s life, it is like a blind man who hears about the existence of the world, but cannot see it. There is no difference between this physically blind man and the spiritually blind person who merely studies the scriptures. The scriptures are intended to provide guides for practical living and not merely to be learnt by rote.
- Divine Discourse, Feb 12, 1991.
Man should utilise the pure and sacred thoughts that arise in him to turn away from the transient attractions of the world, and to set himself on the path towards the Divine.
Manusia hari ini adalah seperti seorang penunggang kuda yang sedang menunggang dua kuda sekaligus secara bersamaan. Dia menginginkan Tuhan, namun juga merindukan kesenangan duniawi. Dia lupa bahwa Sang pencipta terdapat di dalam ciptaan. Dengan melupakan kebenaran ini, manusia mengejar dunia fenomenal ini, menganggapnya sebagai sesuatu yang berbeda dengan Tuhan. Dia adalah bodoh seperti seseorang yang menangis meminta ghee padahal dia sendiri sedang memegang susu di tangannya, dia tidak menyadari bahwa ghee ada terpendam di dalam susu. Bhakta pada saat sekarang mempelajari Weda dan naskah suci lainnya sebagai sebuah ritual namun tidak mempraktekkan ajaran yang terkandung di dalamnya. Apa gunanya sekedar mengetahui Weda atau Upanishad yang menggambarkan Tuhan? Jika buku suci ini tidak direfleksikan dalam hidup seseorang, ini seperti orang buta yang mendengar tentang keberadaan dunia, namun dia tidak bisa melihatnya. Tidak ada bedanya diantara orang buta secara fisik dan orang buta secara spiritual yang hanya mempelajari naskah-naskah suci. Naskah-naskah suci ditujukan untuk menyediakan tuntunan bagi hidup yang benar dan tidak hanya dipelajari dengan hafalan.
- Divine Discourse, 12 Februari 1991.
Manusia harus memanfaatkan pikiran suci dan murni yang muncul dalam dirinya untuk menjauhkan diri dari daya tarik dunia yang sementara, dan menempatkan dirinya pada jalan menuju Tuhan.
No comments:
Post a Comment