A person who is steeped in ignorance is considered to be no better than an animal. Such a person's life is centred only on sense-gratification. His thoughts never go beyond the senses because of his ignorance of the Divinity within him. He deems the transient earthly pleasures as heavenly bliss and lives in delusion devoid of discrimination. Every man must make an effort to rise to humanness, shedding his animal and demonic qualities, and then strive to realise his divine nature. When Jesus was born, three kings came to his birthplace. They gave expression to three different views about the newborn baby. One, looking at the infant, said: "This child looks like one who will be a lover of God." Second king said: "God will love this child." The third king declared: "Verily, this child is God Himself." The first one viewed the child from the physical point of view. The second saw the child from the mental viewpoint. The third saw from the spiritual point of view. These three declarations indicate how one can progress from the human to the divine level. What is needed is the destruction of animal and demonic qualities in man.
- Divine Discourse, Dec 25, 1992.
It is not all that important how much you love God; what is more important is how much God loves you.
Seseorang yang tenggelam dalam kebodohan dianggap tidak lebih baik daripada binatang. Hidup orang seperti itu hanya terpusat pada kepuasan Indera. Pikirannya tidak pernah melampaui Indera karena ketidaktahuannya pada keilahian di dalam dirinya. Dia menganggap kesenangan duniawi yang bersifat sementara sebagai kebahagiaan surgawi dan hidup dalam khayalan tanpa adanya kemampuan membedakan antara yang benar dan salah. Setiap manusia harus melakukan usaha untuk bangkit naik menuju kemanusiaan, menanggalkan sifat binatangnya dan sifat jahatnya, kemudian berusaha untuk menyadari sifat ilahinya yang sejati. Ketika Jesus lahir, ada tiga raja yang mengunjungi tempat lahirnya. Mereka memberikan tiga pandangan berbeda terkait bayi yang baru lahir. Satu raja memandang pada bayi itu dan berkata: "Anak ini kelihatan seseorang yang akan menjadi penyayang Tuhan." Raja kedua berkata: "Tuhan akan menyayangi anak ini." Raja ketiga menyatakan: "Sejatinya, anak ini adalah Tuhan itu sendiri." Raja pertama melihat anak ini dari sudut pandang fisik. Raja kedua memandang anak ini dari sudut pandang batin. Raja ketiga memandang anak ini dari sudut pandang spiritual. Ketiga pernyataan ini menandakan bagaimana seseorang dapat maju dari manusia menuju tingkat Tuhan. Apa yang dibutuhkan adalah menghancurkan sifat binatang dan sifat jahat di dalam diri manusia.
- Divine Discourse, 25 Desember 1992.
Yang terpenting bukanlah berapa besar engkau menyayangi Tuhan; yang lebih penting adalah berapa besar Tuhan menyayangimu.
No comments:
Post a Comment