The cultivation of viveka (discrimination) is the chief aim of education; the promotion of virtuous habits, the strengthening of dharma - these are to be attended to, not the acquisition of polish or gentlemanliness, or the collection of general information and the practice of common skills. Be fixed in the consciousness that yourself is the immortal atma, which is indestructible, which is holy, pure, and divine. That will give you unshakable courage and strength. Then, you must develop mutual love and respect. Tolerate all kinds of persons and opinions, all attitudes and peculiarities. The schools, home, and society are all training grounds for tolerance. At school, teachers and pupils must be aware of their duties and rights. The relationship must be based on love, not fear. Only the atmosphere of love can guarantee happy cooperation and concord. Above all, be good, honest, and well-behaved. That will make the university degrees more desirable and valuable. Do not attach undue value to the passing of examinations, for if you do so, you are apt to get terribly depressed when you fail!"
- Divine Discourse, Feb 02, 1958
Take failure, if it comes, as a spur to further effort; analyse why you failed and profit by the experience!
Pengembangan viveka (kemampuan membedakan mana yang benar dan salah) adalah tujuan utama dari pendidikan; pengembangkan kebiasaan-kebiasaan mulia, memperkuat dharma – hal-hal ini harus diperhatikan, bukan untuk memperoleh kesopanan, atau mengumpulkan informasi umum dan serta menjalankan ketrampilan biasa. Tetaplah teguh dalam kesadaran bahwa dirimu sendiri adalah Atma yang abadi, yang bersifat tidak dapat dihancurkan, suci, murni dan ilahi. Hal itu akan memberikanmu keberanian dan kekuatan yang tidak tergoyahkan. Kemudian, engkau harus memupuk rasa saling mengasihi dan menghormati. Memberikan toleransi pada semua jenis orang dan pendapat, segala sikap dan keunikan. Sekolah, rumah dan masyarakat adalah lapangan latihan bagi toleransi. Di sekolah, para guru dan murid harus sadar pada kewajiban dan hak mereka. Hubungan harus didasarkan pada kasih dan bukan ketakutan. Hanya dengan suasana kasih yang dapat menjamin kerjasama dan keselarasan yang bahagia. Diatas semuanya, jadilah pribadi yang baik, jujur dan bertingkah laku luhur. Hal itu akan membuat gelar sarjana menjadi lebih layak dan bermakna. Jangan terlalu terikat pada nilai kelulusan ujian, karena jika engkau melakukan hal itu, engkau menjadi sangat terpukul bila suatu saat engkau gagal!"
- Divine Discourse, 02 Februari 1958
Hadapilah kegagalan jika datang sebagai pemicu untuk usaha yang lebih giat; lakukan analisa mengapa engkau gagal dan petiklah pelajaran dari pengalaman itu!

No comments:
Post a Comment