Heads bloat only through ignorance; if the Truth be known, all men will become as humble as Bhartrihari. He was a mighty emperor who ruled from sea to sea; his decree was unquestioned; his will prevailed over vast multitudes of men. Yet, when he realised in a flash that life is but a short sojourn here below, he renounced his wealth and power, and assumed the ochre robes of the wandering monk. His countries and vassal princes shed genuine tears, for they loved and adored him. They lamented that he had donned the tattered robe of the penniless penitent and lived on alms. ‘What a precious possession you have thrown away? And, what a sad bargain you have made?’, they wailed. But, Bhartrihari replied, ‘Friends, I have made a very profitable bargain. This robe is so precious that even my empire is poor payment in exchange.’ That is the measure of the grandeur of the spiritual path that leads to God. The spirit of sacrifice is the basic equipment of the sevak. Without the inspiration of the sense of sacrifice, your seva will be hypocrisy, a hollow ritual.
- Divine Discourse, 26 Juni 1969.
Only through sacrifice can there be real enjoyment of what you acquire. What you earn with one hand, give away with the other.
Seseorang menjadi besar kepala hanya karena ketidaktahuan; jika kebenaran diketahui maka semua manusia akan menjadi rendah hati seperti halnya Bhartrihari. Dia adalah kaisar yang berkuasa dari laut ke laut; perintahnya tidak terbantahkan; kehendaknya ditaati oleh semua orang. Namun, ketika dia menyadari dalam sekejap bahwa hidup di dunia hanyalah perjalanan singkat, dia melepaskan kekayaan dan kekuasaannya, dan berkelana menjadi pertapa dengan mengenakan jubah berwarna oker. Negeri-negeri yang dia pimpin dan para pangeran bawahannya meneteskan air mata yang tulus karena mereka mencintai serta menghormatinya. Mereka meratapi bahwa kaisar mereka telah mengenakan jubah yang compang camping milik fakir miskin dan hidup dari sedekah. Mereka menangis, ‘Betapa berharga milik yang engkau lepaskan? Dan, betapa menyedihkan pertukaran yang engkau telah lakukan?’. Namun, Bhartrihari menjawab, ‘para sahabatku, aku telah membuat pertukaran yang sangat menguntungkan. Jubah ini adalah begitu berharga dimana bahkan kerajaanku pun tidak mampu untuk membayarnya.’ Begitulah agungnya jalan spiritual yang menuntun pada Tuhan. Semangat berkorban adalah perlengkapan utama dan mendasar dari pelayan sejati (sevak). Tanpa dorongan dari jiwa berkorban maka pelayananmu akan menjadi kemunafikan, ritual yang tanpa makna.
- Divine Discourse, 26 Juni 1969.
Hanya melalui pengorbanan seseorang bisa benar-benar menikmati apa yang dia peroleh. Apa yang engkau dapatkan dengan satu tangan maka kita berikan dengan tangan yang lain.