Tuesday, March 31, 2009

Thought for the Day - 31st March 2009 (Tuesday)


Good Sankalpas (thought impulses) can elicit the best out of man and help him to use all his mental strength for his uplift. Ships at sea are guided by the compass along the desired direction; without it, they risk being wrecked on rocks or icebergs. Man has to sail safe across the ocean of Samsara (worldly existence). So he needs a one-pointed, unruffled mind to guide him and guard him. Man has to recognise bad Sankalpas as soon as they arise and render them ineffective by the systematic cultivation of beneficial Sankalpas. The latter alone can save a person from disaster and confer Prasanthi (supreme peace).

Dorongan pikiran (Sankalpas) yang baik dapat menimbulkan sisi-sisi terbaik dari manusia dan membantunya menggunakan seluruh kekuatan mentalnya untuk kebangkitannya. Kapal-kapal di laut berpedoman pada kompas sepanjang arah yang dikehendaki; tanpanya, mereka beresiko menjadi karam pada batu karang atau gunung es. Manusia harus berlayar dengan aman ke seberang samudra Samsara (kehidupan duniawi). Jadi ia memerlukan sebuah petunjuk, pikiran yang tidak tergoyahkan untuk membimbing dan menjaganya. Manusia harus menyadari dorongan pikiran (Sankalpas) buruk saat itu muncul dan takluk dengan tindakan dari dorongan pikiran (Sankalpas) yang bermanfaat. Hal tersebut dapat melindungi seseorang dari bencana dan menganugrahkan kedamaian tertinggi (Prashanti).

-BABA

Monday, March 30, 2009

Thought for the Day - 30th March 2009 (Monday)


Bhagavath Gita mentions 'Udhaseenah' (being unruffled by anything) as one of the qualities of the devotee who is dear to the Lord. This means that one should be totally free from selfishness. One must consider the performance of one's duties as the sole purpose of one's existence. One should perform one's duties indifferent to fame or blame, not seeking power or position. One must act according to the dictates of one's conscience, without any other concern. All actions must be performed in a spirit of selfless service. This is the true import of being 'Udhaseenah'.

Bhagavath Gita menyebutkan ‘Udhaseenah’ (tidak tergoyahkan oleh apapun) sebagai salah satu sifat dari Bhakta (pemuja) yang dikasihi oleh Tuhan. Ini berarti bahwa manusia seharusnya bebas sepenuhnya dari mementingkan diri sendiri. Manusia harus menganggap bahwa melaksanakan kewajibannya sebagai satu-satunya tujuan dari keberadaannya. Manusia seharusnya menjalankan kewajibannya tanpa peduli pada pujian atau celaan, tidak mencari kekuasaan atau kedudukan. Manusia harus bertindak menurut suara hatinya, tanpa keraguan lain. Semua tindakan harus dilakukan dalam semangat pelayanan tanpa pamrih. Inilah makna sejati ‘Udhaseenah’.


-BABA

Sunday, March 29, 2009

Thought for the Day - 29th March 2009 (Sunday)


Live in absolute conviction that you are the Atma (spirit). The Atma sees through the eyes, hears through the ears, handles through the fingers and moves through the feet. That is the basic ‘You’. That ‘You’ is not elated by praise or deflated by blame. As long as you are overcome with fear and anxiety, you will not be able to accomplish anything. Be courageous! Know that you are the Atma, not this body; then you will be without fear. God, can help you achieve great things, but only if you base your actions on true knowledge and remain fearless.

Hiduplah dalam keyakinan mutlak bahwa engkau adalah Atma. Atma yang melihat melalui mata, mendengar melalui telinga, memegang melalui jari-jari dan bergerak melalui kaki. Itulah dasar ‘Dirimu’. Bahwa ‘Engkau’ tidak bergembira oleh pujian atau terpuruk oleh celaan. Selama engkau dikuasai oleh ketakutan dan keterikatan, engkau tidak akan mampu mencapai apapun. Beranilah! Ketahuilah bahwa engkau adalah Atma, bukan badan ini, maka engkau tidak akan merasa takut.Tuhan, dapat membantumu memperoleh hal-hal yang hebat, tetapi hanya jika engkau mendasarkan tindakanmu pada pengetahuan sejati dan tetap berani.

-BABA

Saturday, March 28, 2009

Thought for the Day - 28th March 2009 (Saturday)


In the quest for mental peace, you should not be concerned only about your own needs. Apart from such a quest being an index of intense selfishness, it is also a futile one. Is it possible for an individual alone to achieve peace? If there is chaos and unrest all around you, how can you alone have peace? Your peace is dependent on peace in the family, in society and in the world. You have to cultivate the feeling that your individual peace is intimately related to the peace of the world. The ancients perceived this profound truth and hence prescribed the universal prayer - "Samastha Lokaha Sukhino Bhavanthu" (May all the beings in all the worlds be happy).

Dalam mencari kedamaian bathin, engkau seharusnya tidak tertarik hanya pada kebutuhanmu sendiri. Selain daripada itu sebuah pencarian seperti itu menjadi sebuah tanda dari mementingkan diri sendiri yang kuat, yang juga merupakan hal yang sia-sia. Apakah mungkin kedamaian dapat dicapai seorang diri? Jika ada kekacauan dan kerusuhan di sekitarmu, bagaimana mungkin engkau dapat mencapai kedamaian? Kedamaian itu tergantung pada kedamaian dalam keluarga, masyarakat dan dunia. Engkau harus menanamkan perasaan bahwa kedamaian pribadimu berhubungan erat dengan kedamaian dunia. Orang-orang zaman dahulu merasakan kebenaran yang mendalam ini dan oleh karena itu menganjurkan doa universal ini – “Samastha Lokaha Sukhino Bhavanthu” (semoga seluruh makhluk di seluruh dunia berbahagia).


-BABA-

Friday, March 27, 2009

Thought for the Day - 27th March 2009 (Friday)


Happiness and sorrow have to be experienced in the worldly life as they are inevitable like the sunset and sunrise. You think the new year will give better experiences. It is not correct. It is the mind that is responsible for pleasure and pain. If your mind is good, you will find everything good. Without God's Grace, living itself will be impossible for mankind. Even the troubles you may experience are the gifts of the Divine. You are embodiments of the Divine which is nothing but bliss. While being so, is it not a folly on your part to say that you are suffering from pain and grieve over this?

Kebahagiaan dan kesedihan harus dialami dalam kehidupan duniawi yang tidak bisa terelakkan seperti matahari terbenam dan terbit. Engkau berpikir tahun baru akan memberikan pengalaman yang lebih baik. Hal ini tidak benar. Pikiranlah yang bertanggungjawab atas kesenangan dan kesedihan. Jika pikiranmu baik, engkau akan menemukan segalanya baik. Tanpa rahmat Tuhan, hidup itu sendiri akan mustahil bagi umat manusia. Bahkan masalah-masalah yang engkau alami adalah hadiah dari Tuhan. Engkau adalah perwujudan Tuhan yang tidak lain adalah kebahagiaan. Walaupun demikian, tidakkah itu suatu kebodohan padamu ketika mengatakan bahwa engkau sedang menderita sakit dan bersedih atas hal ini?

-BABA