Sathya or Truth is realized by the Sadhana (spiritual discipline) of the tongue. Dharma (righteous living) is realized by the Sadhana of the individual through right conduct in relation to the society. Man can attain Shanti (peace and equanimity) by discipline of the mind. Prema (love) is beyond thought, word and deed. To consider it as a manner of speech, an attitude of mind or as physical trait is to demean it. Love is God. God is Love. The Divine Love is not easily comprehensible. Love has no trace of selfishness; it is not led by ulterior motives.
Sathya atau kebenaran disadari dengan Sadhana (disiplin rohani) pada lidah. Dharma disadari dengan Sadhana oleh individu melalui kebajikan dalam keluarga sampai pada masyarakat. Manusia mampu mencapai Shanti dengan disiplin pada pikiran. Prema berada diluar pikiran, perkataan, dan perbuatan. Menganggap hal tersebut sebagai cara berbicara, suatu polah tingkah pikiran atau perangai fisik adalah merendahkan. Kasih adalah Tuhan. Tuhan adalah Kasih. Kasih illahi tidak dapat dipahami dengan mudah. Kasih tidak memiliki jejak mementingkan diri sendiri; hal itu tidak didasari oleh alasan terselubung.
-BABA
No comments:
Post a Comment