Saturday, September 29, 2012

Thought for the Day - 29th September 2012 (Saturday)


The Government, the administration and the people (prabhuthwam, adhikaaris and praja) are like the three blades of an electric fan; when all three rotate together in the same direction and at the same speed, they conduce to comfort. Anger, malice, greed, envy - all these are obstacles in the path of love and cooperation. They lower man from the Divine to the animal level. Bear with others with patience and understanding; practise forbearance and sympathy. Try to discover points of contact rather than that of conflict. Spread brotherliness and deepen kindness through knowledge. Then without fail, life shall become worthwhile.

Pemerintah, para tenaga administrasi/pelaksana, dan rakyat (prabhuthwam, adhikaaris dan praja), dapat diibaratkan seperti tiga bilah kipas angin listrik, ketika ketiganya bersama-sama berputar ke arah yang sama dan pada kecepatan yang sama, barulah kipas angin tersebut bisa memberikan kenyamanan. Kemarahan, kebencian, keserakahan, iri hati - semua sifat-sifat ini adalah penghambat di jalan cinta-kasih dan kerjasama. Sifat-sifat tersebut dapat membawa manusia ke tingkat yang lebih rendah yaitu dari Ilahi ke tingkat hewan. Berhubungan dengan orang lain, hendaknya dilandasi dengan kesabaran dan pengertian; dengan cara melatih menahan nafsu dan simpati. Cobalah untuk menemukan sebuah hubungan daripada membuat konflik. Sebarkan persaudaraan dan perdalam kebaikan melalui pengetahuan, maka setelah itu hidup akan menjadi lebih berharga.
-BABA

Friday, September 28, 2012

Thought for the Day - 28th September 2012 (Friday)




There are some people, who always condemn themselves and their lives, and aspire for the grace of God to save them. They think that jeeva (individual) and Deva (Almighty) are two separate entities and can never merge or unite. This is untrue. Sin is not the real nature of human beings. They are repositories of peace, joy, truth and justice and are pure, good, loving and wise. Endeavour to express through your actions, the purity that you are. This pleases the Lord and He will shower His grace. Pray for even those who express greed or hate, sympathize with their ignorance and pray that their steps may be directed towards justice and love. Expand your love to as wide a circle as possible. Prayer has great efficacy. Cultivate the universal vision and pray for the peace and happiness of all mankind, of all animate and inanimate things.

Ada beberapa orang, yang selalu menyalahkan diri mereka sendiri dan kehidupan mereka, dan menginginkan berkat Tuhan untuk menyelamatkan mereka. Mereka berpikir bahwa jeeva (individu) dan Deva (Yang Mahakuasa) adalah dua entitas yang terpisah dan tidak pernah dapat menyatu. Ini tidaklah benar. Berbuat dosa bukanlah sifat sejati manusia. Sifat sejati manusia adalah damai, bahagia, benar dan adil, serta murni, baik, penuh kasih, dan bijaksana. Engkau hendaknya berusaha untuk mengekspresikan sifat-sifat tersebut melalui perbuatan-perbuatanmu. Hal ini dapat menyenangkan Tuhan dan Beliau akan melimpahkan berkat-Nya. Berdoalah, bahkan bagi mereka yang memperlihatkan keserakahan atau kebencian, engkau hendaknya bersimpati karena ketidaktahuan mereka dan berdoalah agar langkah mereka dapat diarahkan menuju keadilan dan cinta-kasih. Kembangkanlah cinta-kasih yang engkau miliki selebar mungkin. Doa memiliki khasiat yang besar. Kembangkanlah visi universal dan berdoalah untuk kedamaian dan kebahagiaan umat manusia, untuk seluruh makhluk baik makhluk hidup dan benda mati.
-BABA

Thursday, September 27, 2012

Thought for the Day - 27th September 2012 (Thursday)



Instead of indulging in vain prattle, glorify God and walk in His path and pray to Him. Spend the allotted span of years in the contemplation and the adoration of the Almighty, not in servile praise of the feeble, the futile and the weak. Life is an opportunity afforded to each, not to merely eat and drink, but to achieve something nobler and grander: to master oneself and merge in the Reality. The discipline must come from within, not from without; people must control themselves through their own innate strength, not get controlled through fear of someone or desire for temporary gain. Self-control promotes self-reliance, self-knowledge and self-advancement.

Daripada menyibukkan diri dalam pembicaraan yang sia-sia, sebaiknya engkau memuliakan Tuhan dan berjalan di jalan-Nya serta berdoa kepada-Nya. Gunakanlah rentang waktu yang telah diberikan dalam kontemplasi/perenungan dan memuja Yang Mahakuasa dan janganlah memberikan pujian yang merendahkan kepada yang lemah. Hidup adalah kesempatan yang diberikan kepada tiap-tiap orang, bukan hanya sekedar untuk makan dan minum, tetapi untuk mencapai sesuatu yang lebih mulia dan utama: yaitu untuk menguasai/mengendalikan diri sendiri dan menyatu dengan Realitas (Tuhan). Disiplin harus muncul dari dalam diri (batin), bukan dari luar; orang-orang harus mengendalikan diri mereka masing-masing melalui kemampuan (batin) mereka masing-masing, bukan dikendalikan oleh orang lain karena takut atau karena memiliki suatu keinginan untuk mendapatkan keuntungan sementara. Pengendalian diri dapat meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan pada diri sendiri.
-BABA

Wednesday, September 26, 2012

Thought for the Day - 26th September 2012 (Wednesday)




When a few tiny stones get mixed in rice and get between the teeth, one laments in disgust that the plate of rice is but a plate of stones. It is human nature to exaggerate in order to create an impression. Often, people treat joy as incidental and insignificant and dwell more on grief and pain. Do not give in during times of trouble. The root-cause for losses, troubles, poverty and difficulties is the loss of self-confidence and enthusiasm. The secret of strength and courage lies within you. Good people and well-wishers imbued with spontaneity, sacrifice and a spirit of detachment are very much present amongst us. Have faith and do not despair or lose faith in yourself or God. With sincere faith, act, speak and think in a manner that God is pleased and surrender yourself to Him completely. Be pure, be simple, be sincere and He will answer your agonising call.
Ketika ada batu-batu kecil terdapat dalam nasi dan berada di antara gigi, orang akan mengeluh dan mengatakan itu bukan sepiring nasi melainkan sepiring batu. Inilah sifat manusia yaitu membesar-besarkan sesuatu untuk menciptakan suatu kesan. Sering kali, orang-orang menganggap kebahagiaan sebagai sebuah insidental dan tidak berarti dan akhirnya merasakan kesedihan dan penderitaan. Engkau hendaknya tidak menyerah pada saat-saat sulit. Akar penyebab dari kehilangan, kesulitan, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya adalah hilangnya kepercayaan diri dan antusiasme. Rahasia kekuatan dan keberanian terletak dalam dirimu sendiri. Orang-orang yang baik dan memiliki keinginan yang baik dijiwai dengan spontanitas, pengorbanan, dan spirit tanpa-kemelekatan sangat banyak hadir di antara kita. Engkau hendaknya memiliki keyakinan dan jangan putus asa atau kehilangan kepercayaan pada diri sendiri ataupun pada Tuhan. Dengan keyakinan yang sungguh-sungguh, bertindak, berbicara, dan berpikir untuk menyenangkan Tuhan dan menyerahkan diri kepada-Nya sepenuhnya. Engkau hendaknya menjadikan dirimu murni, sederhana, tulus, dan Beliau akan menjawab panggilanmu.
-BABA

Tuesday, September 25, 2012

Thought for the Day - 25th September 2012 (Tuesday)



The body is the temple of God, He is the resident of the heart, and intelligence (Buddhi) is the lamp that is lit in its altar. Protect the lamp and its glow from the wind that blows through the windows of the senses and threatens to put them out. Close the windows, do not keep them open for dire attraction from objects. Keep your intellect sharp, so that it may cut the mind into a diamond and convert it into a blaze of light, instead of being a dull pebble. Discrimination is an important instrument of spiritual progress. Attachment, affection, and interests - these create prejudice, partiality, and illusion. They hide the truth and dull the intelligence. The reasoning faculty must be employed to distinguish between the limited and the unlimited, the temporary and the Eternal.

Badan ini adalah temple/kuil Tuhan, Beliau bersemayam dalam hati, dan kecerdasan (Buddhi) adalah lampu yang menyala di altar-Nya. Engkau hendaknya melindungi lampu dan cahaya dari angin yang berhembus melalui jendela dari indera yang dapat mengancam padamnya cahaya tersebut. Maka dari itu, tutuplah jendela, jangan biarkan jendela terbuka karena bisa menarik objek-objek duniawi. Engkau juga hendaknya menjaga intelekmu agar tetap tajam, sehingga dapat memotong berlian dan mengubahnya menjadi cemerlang, bukan kerikil yang kusam. Diskriminasi (kemampuan untuk membedakan) merupakan instrumen penting dari kemajuan spiritual. Keterikatan, kemelekatan, dan kepentingan – semuanya ini dapat menimbulkan prasangka/kecurigaan, keberpihakan, dan ilusi. Sifat-sifat tersebut menyembunyikan kebenaran dan dapat menumpulkan intelegensi. Oleh karena itu, engkau hendaknya menggunakan kemampuan penalaran untuk membedakan antara yang terbatas dan tak terbatas, serta yang sementara dan Abadi.
-BABA

Monday, September 24, 2012

Thought for the Day - 23rd September & 24th September 2012

Date: Sunday, September 23, 2012

This is an ancient observation true even today – that most people spend their childhood in pranks and play, their youth in sports, pleasure and pastime, middle age in plans and schemes to pile up a fortune, and old age in hospitals trying to bolster failing health through failing wealth. Earning and spending, one fills their time with work and worry. People are busy with a number of attempts to earn happiness, but success is little and short-lived. The only panacea for all ills, the effort that will result in total victory is the control of the mind, which is the master of the senses. Every sense organ is an outlet for energy that binds one to the objective world. The senses are induced by the mind to move out and attach themselves to objects. You must make the mind submit to viveka (wisdom), which discriminates between right and wrong. Then the mind, instead of harming, will help you.

Ini adalah sebuah observasi kuno yang benar, bahkan sampai dengan saat ini – sebagian besar orang-orang menghabiskan masa kecil mereka dengan bermain-main, masa remaja mereka dengan permainan/berolahraga, kesenangan, dan hobi, pada usia pertengahan dengan menumpuk kekayaan, dan pada usia tua berbaring di rumah sakit. Mendapatkan gaji dan menghabiskannya, mereka melewatkan waktu mereka dengan bekerja dan perasaan cemas. Orang-orang sibuk dengan sejumlah upaya untuk mendapatkan kebahagiaan, tetapi hanya sedikit yang berhasil dan berumur pendek. Obat mujarab untuk semua penyakit adalah dengan pengendalian pikiran, yang merupakan master indera. Setiap indera merupakan outlet untuk energi yang mengikat seseorang ke objek-objek duniawi. Indera membujuk pikiran untuk berpindah dan melekat pada objek-objek duniawi. Engkau harus membuat pikiran tunduk pada Viveka (kebijaksanaan), yang mana dengan Viveka engkau dapat membedakan antara yang benar dan yang salah. Selanjutnya mind tidak akan membahayakanmu malahan akan membantumu.
-BABA

Date: Monday, September 24, 2012

Those who plan to raise the standard of living today are watering the branches, the leaves and the blossoms of the tree of life. Instead, to nurture the tree, you must foster and water the root. So too, to lead a good life, you must foster and water the virtues, which are the roots, so that the flowers of actions, words and thoughts may bloom in fragrance and yield the fruit of service (seva), and the sweet juice of joy (ananda). Planning for food, clothing and shelter is only promoting the well-being of the cart. Also plan for the horse, which is the mind. The mind has to use the food, the clothing, the shelter and other objects in the Universe for the high purpose of escaping from the bonds of the ego to the Universal.

Saat ini, mereka yang berencana untuk meningkatkan standar hidupnya dengan cara menyirami cabang, daun, dan bunga dari pohon kehidupan, padahal untuk memelihara pohon, engkau harus merawat dan menyirami akar. Demikian juga, untuk menjalani kehidupan yang baik, engkau harus memelihara dan menyirami kebajikan,  yang merupakan akar dari semuanya, sehingga bunga dari perbuatan, perkataan, dan pikiran dapat mekar, dan menghasilkan buah pelayanan (seva), dan jus manis sukacita (ananda). Mendapatkan  makanan, pakaian, dan tempat tinggal dapat diibaratkan sedang mempersiapkan kereta/gerobak, sehingga engkau juga hendaknya mempersiapkan kudanya,  yaitu pikiran. Pikiran harus menggunakan makanan, pakaian, tempat tinggal, dan benda-benda lainnya di alam semesta ini hanya untuk tujuan mulia yaitu melepaskan diri dari ikatan ego menuju ke yang Universal.
-BABA

Saturday, September 22, 2012

Thought for the Day - 22nd September 2012 (Saturday)



Statesmen and elected representatives declare that they are trying their best to develop the resources, natural and human, and to provide on the basis of those resources, food, clothing, shelter, education, employment, security and health to the people. But the development of the moral and spiritual resources are neglected and the provision of peace and spiritual happiness is ignored. Happiness and peace do not necessarily follow when people are fed and clothed well, comfortably housed and highly educated, well employed or when there is no injury to health or security. There are quite a large number of people who have all these in plenty but are yet worried, in pain or discontented. Peace and happiness depend on what lies within and not on outer skill or riches. Every being is fundamentally Divine and so, the more one manifests the divine attributes of Love, Justice, Truth and Peace, the more joy one shall be able to give and receive.


Para negarawan dan wakil-wakil yang terpilih menyatakan bahwa mereka mencoba untuk mengembangkan sumber daya, alam, dan manusia, dan untuk menyediakan sumber daya, makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan, keamanan, dan kesehatan kepada masyarakat. Namun pengembangan moral dan spiritual, kedamaian dan kebahagiaan spiritual diabaikan. Kebahagiaan dan kedamaian tidak selalu mengikuti ketika orang-orang telah diberi makan dan berpakaian dengan baik, memiliki tempat tinggal yang nyaman dan berpendidikan tinggi, memiliki pekerjaan yang baik ataupun ketika tidak mengalami masalah kesehatan dan keamanan. Ada cukup banyak orang yang memiliki semuanya ini, tetapi masih merasa cemas akan penderitaan ataupun ketidakpuasan. Kedamaian dan kebahagiaan tergantung pada apa yang ada di dalam (batin) dan bukan pada keterampilan luar atau kekayaan. Setiap makhluk, pada dasarnya adalah Divine sehingga semakin banyak engkau menunjukkan sifat-sifat ilahi seperti cinta-kasih, keadilan, kebenaran, dan kedamaian, maka akan semain banyak engkau memberi dan menerima sukacita/kebahagiaan.
-BABA

Friday, September 21, 2012

Thought for the Day - 21st September 2012 (Friday)




To protect valuables, jewels, legal documents and precious metals like silver and gold from thieves, you go to the banks and deposit them in the safe vaults or lockers. Thus, you dismiss the anxiety in your minds, are freed from worry and are able to sleep in peace at your homes. So too, you must surrender to the Lord, your jewels of intelligence, brilliance and capacity to serve. Most importantly, you attach a lot of value to your ego – leave it also to His care. Then you will be very happy. In the Bhagavad Gita, Lord Krishna advises Arjuna – Maam Ekam Sharanam Vraja - Surrender to Me alone. Then, He assures, Maa suchah - You need not grieve at all.
Untuk melindungi barang-barang berharga, perhiasan, dokumen-dokumen yang penting, dan logam mulia seperti perak dan emas dari para pencuri, engkau pergi ke bank dan menyimpannya dalam brankas besi atau loker yang aman. Dengan demikian, engkau membebaskan pikiranmu dari kecemasan, bebas dari kekhawatiran dan bisa tidur dengan tenang di rumahmu. Demikian juga, engkau harus memasrahkan pada Tuhan, perhiasan intelejensi-mu, kecerdasan dan kapasitas untuk melayani. Yang paling penting, engkau memberikan ego-mu – meninggalkannya dalam tangan-Nya. Kemudian engkau akan merasakan kebahagiaan. Dalam Bhagavad Gita, Krishna menyarankan Arjuna - Maam Ekam Sharanam Vraja – Hanya berpasrah kepada-Ku. Selanjutnya, Beliau menjamin, Maa suchah – Engkau tidak akan mengalami penderitaan.
-BABA