When a man is suffering from the effects of cobra-bite, they give him chillies to chew; the idea is that the ailing person will not feel the spicy taste, if the poison is still in his system. So too, when the poison of worldly sensualism is there, worship, japam (contemplation), and dhyanam (meditation) - all of this will taste drab and dismal. Above all, insist on the senses obeying you when you command them to desist from dragging you. Or else you are like a car without a brake. With the senses under control, your intelligence will become clear to reflect the Glory of God that pervades the Universe. That is the teaching of the scriptures. Steady faith alone can help you earn victory. Hold on till the realization is rewarded to you.
Ketika seseorang menderita efek gigitan-cobra, mereka
memberinya cabe agar orang tersebut mengunyah-nya, idenya adalah bahwa orang
yang sakit tersebut tidak akan merasakan rasa pedas, jika racun tersebut masih berada
dalam sistem tubuhnya. Demikian juga, ketika racun sensualisme duniawi masih ada,
ibadah, japam (kontemplasi), dan dhyanam (meditasi) - semua ini akan terasa tidak
menarik dan tidak menyenangkan. Di atas semuanya, engkau hendaknya berusaha
agar indera mematuhi-mu (patuh pada perintahmu) ketika engkau memerintahkan-nya
untuk menghentikan menyeret-mu pada objek-objek duniawi. Atau kalau tidak,
engkau dapat diibaratkan seperti sebuah mobil yang tidak memiliki rem. Dengan
indera yang senantiasa berada di bawah kendali/kontrol, batin-mu akan menjadi
jelas untuk mencerminkan kemuliaan Tuhan yang meliputi seluruh alam semesta.
Itulah ajaran yang tertulis dalam kitab-kitab suci. Hanya keyakinan yang mantap
yang dapat membantumu memperoleh kemenangan, oleh karena itu engkau hendaknya
memiliki keyakinan yang mantap, sampai engkau mendapatkan kesadaran/realisasi.
-BABA
No comments:
Post a Comment