Saturday, December 31, 2011

Thought for the Day - 31st December 2011 (Saturday)


All the diverse communities across nations should be united. Mankind should become one family. The world will then become a paradise. If differences are allowed to grow, nations will disintegrate. Those promoting differences between people are destroying the love and compassion in human hearts. They are breaking up mankind into fragments. There is no greater sin than this. What the world needs today is the redeeming and unifying force of love---love which continually expands and embraces more and more people. By giving up narrow ideas regarding one's religion, nation or caste, by developing a broad outlook and cultivating the company of the good, you can elevate your life and make it meaningful and satisfying. Imbibe good thoughts and develop a large-hearted attitude towards all, taking to heart and practicing the wise words of elders. Do not waste both life and money. I wish you all happiness.

Semua masyarakat di seluruh bangsa hendaknya bersatu. Manusia hendaknya menjadi satu keluarga. Dengan demikian maka dunia akan menjadi sorga. Jika perbedaan-perbedaan diperbolehkan untuk berkembang, maka negara akan hancur. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat menghancurkan cinta-kasih dan belas kasih di hati manusia. Mereka memisahkan umat manusia menjadi fragmen-fragmen. Tidak ada dosa yang lebih besar dari ini. Apa yang diperlukan dunia saat ini adalah menyelamatkan kembali dan menyatukan kekuatan cinta-kasih --- cinta-kasih yang secara terus-menerus meluas dan mencakup lebih banyak orang. Dengan meninggalkan pemikiran yang sempit tentang agama seseorang, bangsa atau kasta, dengan mengembangkan pandangan yang luas dan mengembangkan pergaulan yang baik, engkau dapat meningkatkan kehidupanmu dan membuatnya bermakna serta menyenangkan. Seraplah pikiran yang baik dan kembangkanlah sikap besar hati terhadap semua, dan praktekkanlah kata-kata bijak dari para tetua. Jangan sia-siakan kehidupan juga jangan sia-siakan uang. Aku berharap engkau semuanya berbahagia.
-BABA

Friday, December 30, 2011

Thought for the Day - 30th December 2011 (Friday)

You derive benefit from the world and the community, and so some activity on your part is their due. This world, really speaking, is a huge workshop; every human being is a limb in this organisation. The limb is allotted a task in accordance with its structure, and it must find its fulfillment in doing that work; and it has to be done as an offering to God. There is no single thing in the universe that does not engage itself in this great task. Plant and insect, stone and stump, wind and rain, heat and cold, if each of these does not work as per plan, the world cannot subsist. The sun and the moon carry on their routine tasks; wind and fire have to perform their duties without demur. It is only when each performs their task without fail, and with care, that the wheel will move quickly and smoothly.

Engkau memperoleh manfaat dari dunia dan masyarakat, dengan demikian beberapa aktivitas yang engkau lakukan karena mereka. Dunia ini adalah workshop yang besar; setiap manusia adalah anggota dalam organisasi ini. Setiap anggota diberikan tugas sesuai dengan struktur, dan harus menemukan pemenuhan dalam melakukan pekerjaan itu, dan itu harus dilakukan sebagai persembahan pada Tuhan. Tidak ada satu hal pun di alam semesta yang tidak melibatkan dirinya dalam tugas yang besar ini. Tanaman dan serangga, batu dan tonggak, angin dan hujan, panas dan dingin, jika masing-masing tidak bekerja sesuai rencana, dunia tidak bisa hidup. Matahari dan bulan melaksanakan tugas-tugas rutin mereka, angin dan api harus melakukan tugas mereka tanpa keberatan. Hanya ketika masing-masing dari mereka melakukan tugas mereka dengan baik, dan dengan hati-hati, maka roda akan bergerak cepat dan lancar.
-BABA

Thursday, December 29, 2011

Thought for the Day - 29th December 2011 (Thursday)


Everyone seeks and strives to be at peace with himself and with the community around. People have tried to get this peace by accumulating wealth, which gives power over others and the ability to command conveniences and comforts. Some have sought positions of authority and influence, so they can shape events suited to one’s aims and fancies. Unfortunately, these paths are beset with fear, and the peace that is secured thereby is liable to quick and sometimes violent extinction. Real Peace (Shaanthi) can be achieved only through Love! It is the fruit of the tree of life. This fruit with the sweet essence is encased in a bitter skin. The bitter skin is symbolic of the six evil passions that encase the loving heart of man: lust, anger, greed, attachment, pride and hate. Those who remove the exterior through hard and consistent discipline attain the sweetness inside - the much desired peace; this peace is everlasting, unchanging and overwhelming.

Semua orang mencari dan berusaha untuk berdamai dengan dirinya sendiri dan dengan masyarakat sekitar. Orang-orang telah mencoba untuk mendapatkan kedamaian ini dengan mengumpulkan kekayaan, yang memberikan kekuasaan atas orang lain dan kemampuan memerintah dan menguasai orang lain. Beberapa orang telah mencari kedudukan, kekuasaan, dan pengaruh, sehingga mereka dapat membentuk sesuatu yang sesuai dengan tujuan dan kesenangannya. Sayangnya, cara ini menimbulkan kekhawatiran, dan kedamaian yang diperoleh dengan cara demikian besar kemungkinan cepat berlalu. Kedamaian yang sejati (Shaanthi) dapat dicapai hanya melalui Cinta! Inilah buah dari pohon kehidupan. Buah ini dengan esensi manis yang terbungkus dalam kulit yang pahit. Kulit yang pahit ini adalah simbol dari enam musuh yang ada dalam diri manusia yang menyelimuti hati yaitu: nafsu, kemarahan, keserakahan, keterikatan, kebanggaan dan kebencian. Mereka yang menghilangkan sifat-sifat di luar diri manusia melalui disiplin keras dan konsisten akan mencapai manisnya dalam batin kedamaian yang paling banyak diinginkan; kedamaian yang abadi, tidak berubah dan tanpa batas.
-BABA

Wednesday, December 28, 2011

Thought for the Day - 28th December 2011 (Wednesday)


Give up all attachment and engage in acts, as if each one is a sacrifice (Yajna), dedicated to the Lord. The Scriptures emanated from God; actions (Karmas) emanated from the Scriptures; from Actions originated worship (Yajna), resulting in rain; from rain grew food; and from food came all living beings. This is the cycle that has to be accepted and honoured. Krishna declares: "Consider this, O Arjuna, I have no need to do any Karma; no, not anywhere in the three worlds. I am under no compulsion. Still I am ever engaged in Karma. Have steady faith in the Atma (Spirit) ; then dedicate all acts of yours to Me - with no desire for the fruit thereof, no egoism and no sense of possession or pride". If the wheel of Creation is to move smooth, each one has to continuously engage in Karma. None can escape this obligation, whoever it is.

Serahkanlah semua keterikatan dan bekerjalah, anggaplah sebagai pengorbanan (Yajna), yang didedikasikan pada Tuhan. Kitab suci berasal dari Tuhan; perbuatan (karma) berasal dari Kitab Suci; Perbuatan berasal dari pemujaan (Yajna), bagaikan hujan; dari hujan tumbuh makanan, dan dengan makanan semua makhluk bisa hidup. Inilah siklus yang harus diterima dan dihormati. Krishna menyatakan: "Pertimbangkan ini, Wahai Arjuna, Aku tidak perlu melakukan Karma apapun; tidak, tidak dimanapun di tiga dunia ini. Aku tidak memiliki keharusan akan hal tersebut. Walaupun demikian, Aku sesungguhnya terlibat dalam Karma. Mantapkan keyakinan pada Atma, selanjutnya dedikasikan semua perbuatanmu pada-Ku - dengan tidak ada keinginan untuk mendapatkan buah/ hasil perbuatan, tidak mementingkan diri sendiri dan tidak ada rasa kepemilikan atau kebanggaan". Jika roda Penciptaan bergerak lambat, setiap orang secara terus-menerus terlibat dalam Karma. Tidak ada seorangpun dapat melarikan diri dari kewajiban ini, siapa pun itu.
-BABA