People perform acts prompted by the desire for the fruits thereof;
if an act does not yield desired results, they will not do the act thenceforth.
Profit, gain, reward, result - man seeks these alone. But this rule does not
apply to those who take the Geetha in their hands to drink the nectar of the
Lord's message. Not all do yearn for the nectar; and if you do, it is evident
that you aspire for eternal joy and liberation. Then you must pay the price of
giving up the desire for the fruits of your actions, and dedicate everything at
the feet of the Divine. Desist from sin, injustice and vice. Do not insult
elders, desert the virtuous, and wound the self-respect of the good. Dedicate
yourself to the cause of establishing Santhi and Soukhya (peace and plenty) in
the world, and even if you must struggle, realize that justice is bound to win.
Orang-orang melakukan perbuatan didorong oleh
keinginan untuk mendapatkan buah/ hasil perbuatan tersebut, jika suatu tindakan
tidak mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan, maka sejak itu, mereka
tidak akan melakukan perbuatan itu lagi. Orang-orang hanya mencari keuntungan,
penghargaan, dan hasil. Tetapi aturan ini tidak berlaku untuk mereka yang
mengambil Geetha di tangan mereka untuk meminum nektar dari pesan Tuhan. Tidak
semua orang merindukan nektar itu, dan jika engkau menginginkannya, jelaslah
bahwa engkau mengharapkan untuk kebahagiaan abadi dan pembebasan. Selanjutnya
engkau harus membayar harga menyerahkan keinginan untuk buah dari tindakanmu,
dan mendedikasikan segalanya di kaki Tuhan. Berhentilah melakukan dosa,
bersikap tidak adil, dan melakukan kebiasaan buruk. Jangan menghina orang tua, jangan meninggalkan sifat-sifat berbudi luhur, dan jangan menyinggung perasaan orang
lain. Dedikasikan dirimu dengan mengembangkan
Santhi dan Soukhya (kedamaian dan kesempurnaan)
di dunia, dan bahkan jika engkau
harus berjuang, sadarilah bahwa keadilan pasti menuju kemenangan.
-BABA
No comments:
Post a Comment