Be thankful to the Lord that
He gave you Time, as well as action to fill it with. He gave you food, as well
as hunger to relish it. But that does not entitle you to engage in action
indiscriminately. When you build a house, you install a door in front. What is
its purpose? To admit all whom you welcome and to keep out all and sundry, and
not let them in as and when they like. So too, select the impulses, the
motives, the incentives that enter your mind; keep out the demeaning, the
debasing, and the deleterious. Admit the highest wisdom of the scriptures, the
wisdom culled out of the crucible of experience (anubhava jnaanam). You have
meditated too long on riches, status, salary, children, relatives, fame and the
standard of living. They are all of momentary value. Fix your focus and urge on
God, the Eternal, the Real, the Pure and the Immovable.
Bersyukurlah pada Tuhan karena Dia memberimu Waktu, maupun tindakan untuk mengisi waktu tersebut. Dia memberikanmu makanan, dan juga memberikan rasa lapar sehingga engkau
bisa menikmati makanan tersebut. Tetapi itu tidak memberikan hak kepadamu untuk terlibat dalam tindakan tanpa pandang bulu. Ketika engkau membangun sebuah rumah, engkau memasang pintu di depan. Apa tujuannya? Untuk menerima semua yang datang padamu
dan untuk mencegah segala sesuatu yang tidak diinginkan. Demikian juga, pilihlah impuls, motif,
insentif yang memasuki pikiranmu, jangan dibiarkan masuk sifat merendahkan, menghina, dan mengganggu. Terimalah kebijaksanaan tertinggi dari kitab suci, kebijaksanaan diambil dari wadah pengalaman (anubhava jnaanam).
Engkau telah tenggelam terlalu lama
pada kekayaan, status, gaji, anak-anak, kerabat, ketenaran dan standar hidup. Semuanya itu bernilai sesaat. Pusatkanlah
perhatianmu pada Tuhan, Yang Abadi, Real, Murni, dan Tak Tergoyahkan.
-BABA
No comments:
Post a Comment