Tuesday, November 30, 2010

Thought for the Day - 30th November 2010 (Tuesday)


Every sense runs after external objects one after the other, one supporting the other, restlessly and miserably. One must bring under control the mind, the reasoning faculty and the senses which roam aimlessly behind objective pleasures. One must train them to take on the task of concentrating all attention on the glory and majesty of God to follow one systematic course of one-pointed discipline. Bring them all and lead them towards the Higher Path. Their unlicensed behaviour has to be curbed. They must be educate d by means of Japa (chanting God’s name), Dhyana (meditation) or noble deeds, or some other dedicatory and elevating activity that purifies and ennobles.

Setiap indera satu sama lain saling mengejar objek-objek eksternal dengan kegelisahan dan sia-sia. Oleh karenanya, seseorang harus mengendalikan pikiran serta mempertimbangkan inderanya yang berkelana tanpa tujuan di balik kesenangan-kesenangan objektif. Seseorang harus melatih inderanya agar dapat memusatkan semua perhatiannya pada kemuliaan dan keagungan Tuhan dengan penuh disiplin. Bawalah mereka semua dan arahkanlah mereka menuju jalan yang lebih tinggi. Perilaku dari indera yang tidak sesuai harus diatasi, dengan cara Japa (mengucapkan nama Tuhan), Dhyana (meditasi) atau perbuatan mulia, atau kegiatan persembahan lainnya yang dapat memurnikan dan memuliakan.

-BABA

Monday, November 29, 2010

Thought for The Day - 29th November 2010 (Monday)


The process of purifying the inner equipment of man in the crucible of single-pointed speech, feeling and activity, directed towards God is called Thapas (penance). The inner consciousness will then be rid of all blemish es and defects. When the inner consciousness has been rendered pure and unsullied, God will reside therein. Finally, he will experience the vision of the Lord Himself, within him.

Proses untuk memurnikan batin manusia melalui perkataan, perasaan, dan tindakan, yang diarahkan pada Tuhan disebut dengan Thapas (penebusan dosa). Kesadaran batin kemudian akan menghilangkan semua cacat dan noda. Ketika kesadaran batin telah dimurnikan dan tidak ternoda, Tuhan akan bersemayam di dalamnya. Akhirnya, ia akan mengalami visi Tuhan, dalam dirinya

-BABA

Sunday, November 28, 2010

Thought for the Day - Sunday, November 28, 2010



As a teacher, you must ask yourself, "Have the pupils grasped the lesson alright? Which subject has to be taught in which way, through which method?” These problems should bother you as a teacher. Moreover you should conduct yourself just in the same manner as you advise and expect the students to behave. When they are taught the lessons through love, their reverence for the teacher will also be deepened. Each teacher should strive to encourage the all-round development of the student. You must expand your heart through love, and not waste the years of your life in furthering your own interests.



Sebagai seorang guru, engkau harus bertanya pada dirimu sendiri, “Apakah para murid telah menangkap pelajaran dengan baik? Mata pelajaran apakah yang harus disampaikan dan dengan cara bagaimana, melalui metode seperti apa?” Persoalan seperti ini seharusnya menjadi perhatianmu sebagai seorang guru. Selain itu engkau harus bertingkah laku sebagaimana apa yang telah engkau nasehatkan dan harapkan dari para murid untuk berperilaku. Ketika mereka diajarkan pelajaran melalui kasih, rasa hormat mereka kepada guru juga akan semakin dalam. Setiap guru harus berusaha sekuat tenaga untuk mengembangkan murid dengan seutuhnya dan seluruhnya. Engkau harus mengembangkan hatimu melalui kasih, dan tidak menyia-nyiakan bertahun-tahun waktu kehidupanmu hanya demi untuk memajukan kepentinganmu semata.

-BABA


Saturday, November 27, 2010

Thought for the Day - Saturday, November 27, 2010



Of the instruments used by everyone, the body with its hands ready executes the thought which is expressed in words. The deed, the work, the labour that the hand of man is engaged in, is the source of all the happiness or misery for everyone. Man asserts that he is happy, or that he is anxious and afraid or that he is in trouble. He attributes the cause of these conditions to some person other than himself. This belief rests on a wrong basis. Happiness and misery are due to one’s own actions. Whether one accepts this truth or rejects it, one has to go through all the consequences of one’s actions. This is the law of nature.


Diantara anggota badan yang digunakan manusia, tubuh punya tangan yang siap mewujudkan buah pikiran yang dinyatakan melalui ucapan. Perbuatan, pekerjaan, tugas yang dilaksanakan tangan manusia, adalah sumber dari segala kebahagiaan atau penderitaan bagi setiap orang. Manusia berada pada suatu keadaan apakah ia bahagia, atau ia cemas dan takut atau ia sedang berada dalam kesulitan. Ia mengira orang lain dan bukan dirinya sendirilah sebagai penyebab keadaannya. Kecenderungan semacam ini adalah salah. Kebahagiaan atau kesengsaraan seseorang adalah akibat dari perbuatannya sendiri. Tidak peduli apakah seseorang menerima atau menolak kebenaran ini, ia tetap harus menerima segala akibat dari perbuatannya. Ini adalah hukum alam.


-BABA

Friday, November 26, 2010

Thought for the Day - Friday, November 26, 2010


The teacher must come down to the level of the student. This process is called ‘descent.’ It does not mean stepping down from the top to the ground. It only means accepting the level of the person who is to be benefited. The baby on the floor cannot jump in to the arms of the mother, when she calls upon it to come up. “I am a great person. I will not stoop”- if the mother feels like that, she cannot possess the child. Stooping does not make a person small. The teacher too, is not demeaning himself when he comes down to the level of the pupil in order to teach him. It is only a laudable sign of love.


Guru harus menyesuaikan dirinya ke tataran murid. Proses ini disebut ‘turun’. Hal ini bukan berarti merosotnya derajat sang guru dari puncak ke dasar. Ini artinya bahwa guru menerima sepenuhnya tingkatan dari seseorang yang akan diberinya ajaran. Bayi di lantai tidak bisa melompat ke tangan ibu, ketika sang ibu memanggil si bayi supaya bangun. “Saya adalah orang yang utama. Saya tidak akan membungkuk” – jika sang ibu memiliki perasaan seperti itu, ia tidak akan bisa mengasuh anak. Membungkuk tidak akan membuat seseorang menjadi kerdil. Demikian juga dengan guru, ia tidaklah merendahkan dirinya sendiri ketika ia turun untuk menyesuaikan diri ke tingkatan sang murid untuk memberinya pelajaran yang sesuai. Itu hanya suatu tanda rasa kasih guru yang terpuji.

-BABA

Thursday, November 25, 2010

Thought for the Day - Thursday, November 25, 2010



A person bound by objective desires will try in various ways to fulfil them. He becomes a slave to his senses and their pursuits. But if he withdraws the senses from the world and gets control over their master, the mind, and engages that mind in Thapas (penance), then he can establish Swa-rajya or Self-mastery or independence over himself. To allow the senses to attach themselves to objects - that is the cause for bondage. When the mind that flows through the senses towards the outer world is turned inwards and is made to contemplate on the Atma, it attains liberation or Moksha.


Seseorang yang amat terikat dengan keinginan pada benda-benda duniawi akan mencoba berbagai macam cara untuk memenuhinya. Orang tersebut akan menjadi budak bagi indera dan keinginannya. Namun jika ia menarik kembali inderanya dari keduniawian dan menaklukkan penguasanya, yaitu pikiran, dan menyibukkan pikiran ke dalam Thapas (penebusan dosa), maka ia akan dapat menegakkan Swa-rajya atau penguasaan diri atau bebas dari keterikatan diri. Membiarkan indera untuk mengikatkan diri pada benda-benda duniawi – itulah yang menyebabkan orang diperbudak. Ketika pikiran yang menghambur keluar melalui indera menuju ke dunia luar diarahkan berbalik menuju ke dalam diri dan ditujukan untuk merenung pada Atma, maka akan tercapai pembebasan atau Moksha.

-BABA

Wednesday, November 24, 2010

Thought for the Day - Wednesday, November 24, 2010



Hands are not the only limbs or agents that are involved in Karma or human activity. Whatever is done, whatever is seen, whatever is heard, one should be vigilant about its purity. Thought, word and deed must be free from pride, greed and hatred. The words that one utters must be free from these faults. Things that one yearns to hear must be free from these superficially attractive qualities; the pleasures that one seeks must not be polluted by evil. You must first assimilate these mental lessons and demonstrate their effect in your speech. You must translate this lesson taught by words into action.


Tangan bukanlah satu-satunya alat atau anggota badan yang terlibat di dalam Karma atau perbuatan manusia. Engkau harus waspada dan menjaga kemurnian apapun yang dilakukan, apapun yang dilihat, dan apapun yang didengar. Pikiran, perkataan dan perbuatan harus bebas dari kesombongan, keserakahan dan kebencian. Kata-kata yang diucapkan seseorang haruslah bersih dari sifat-sifat buruk tersebut. Kata-kata yang ingin didengar oleh seseorang haruslah bebas dari hal-hal yang menarik namun dangkal tanpa makna; kebahagiaan yang dicari seseorang haruslah tidak tercemar oleh kejahatan. Engkau pertama kali harus menyerap ajaran-ajaran rohani tersebut dan memperlihatkan pengaruh ajaran tersebut dalam ucapanmu. Engkau harus menerjemahkan pelajaran yang telah diajarkan lewat kata-kata menjadi tindakan.

-BABA

Tuesday, November 23, 2010

Thought for the Day - Tuesday, November 23, 2010



It is a matter of great bliss to be loved by many. To win over the hearts of so many is a sign of Divinity. I love everyone and everyone loves Me. Do not hurt anyone by your harsh words and do not enter into any evil paths. Recognise the truth that God pervades everything from microcosm to macrocosm. With Shraddha and Vishwasa (sincerity of purpose and faith) and self-confidence, you can achieve anything in the world. Love God from the depths of your heart. Follow Swami’s commands and you will attain everything and be victorious in all your endeavours!


Adalah suatu kebahagiaan besar untuk dikasihi oleh banyak orang. Untuk memenangkan hati begitu banyak orang, itu adalah ciri-ciri Ketuhanan. Aku mengasihi setiap orang dan setiap orang mengasihiKu. Jangan menyakiti siapa pun dengan kata-kata yang kasar darimu dan jangan terjerumus ke jalan kejahatan apapun. Sadarilah kebenaran bahwa Tuhan hadir dan merasuk ke segala hal mulai dari mikrokosmos sampai dengan makrokosmos. Dengan Shraddha dan Vishwasa (maksud dan tujuan yang tulus serta keyakinan) dan kepercayaan diri, engkau akan dapat mencapai apapun di dunia. Kasihilah Tuhan dengan setulusnya dari relung lubuk hatimu yang terdalam. Ikutilah perintah-perintah Swami maka engkau akan mendapatkan semuanya dan akan meraih kemenangan dalam perjuanganmu!


-BABA


Monday, November 22, 2010

Thought for the Day - Monday, November 22, 2010


Education should be used for promoting the welfare of the nation. Knowledge gained through education should be used selflessly for promoting the welfare of humanity. What we need today are Uttama-purushulu (noble and high-minded men and women). The nation will prosper only when there are such persons with noble minds and hearts. Such persons will emerge in society only when there is purity of mind and morality in society. Only a society with a moral foundation can foster such noble persons. Spirituality is the only means for redemption.

Pendidikan harus digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa. Pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan seharusnya dimanfaatkan dengan tanpa pamrih untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Apa yang kita butuhkan saat ini adalah Uttama-purushulu (pria dan wanita yang berhati mulia dan berjiwa besar). Bangsa ini akan makmur hanya jika orang-orang seperti itu hadir dengan pikiran dan hati yang mulia. Orang semacam itu akan muncul di masyarakat hanya ketika ada kemurnian pikiran dan moralitas dalam masyarakat. Hanya masyarakat dengan dasar moral yang bisa memunculkan orang yang mulia seperti itu. Spiritualitas adalah satu-satunya cara untuk penebusan dosa.

-BABA

Sunday, November 21, 2010

Thought for the Day - Sunday, November 21, 2010


The common man is drawn by external pomp and apparent motives. So he judges the Leelas (Divine sport) as common and even low. The inner meaning and purpose are not easily patent to all. But the Lord can never engage Himself in purposeless and paltry activities. His advent is for the uplift of the world from the morass of wickedness and unrighteousness, for fulfilling the needs of those devoted to Him, for the reestablishment of righteousness and morality, and for the revival of the Vedas. He has to take into account the merit acquired by each in previous lives and shower His grace accordingly. His Leelas or Divine activities are so shaped that they suit the time, the person, the aspiration and the compassion which cause each shower of grace!


Orang yang awam akan gampang terkesima dan tertarik oleh kemegahan duniawi dan mudah memahami hal-hal yang gamblang. Maka orang tersebut menganggap bahwa Leela (permainan Illahi) sebagai hal yang biasa dan bahkan menganggapnya sebagai hal yang sepele. Makna batiniah dan tujuan permainan Illahi tersebut tidak dapat dijelaskan dengan mudah kepada semua orang. Namun Tuhan tidak akan pernah menyibukkan DiriNya dengan pekerjaan yang tanpa tujuan dan remeh semata. KedatanganNya adalah untuk mengangkat dunia dari rawa-rawa kejahatan dan ketidakbenaran, untuk memenuhi kebutuhan mereka yang telah mengabdi sepenuh hati padaNya, untuk menegakkan kembali kebenaran dan budi pekerti, dan demi kebangkitan Veda. Beliau harus memperhitungkan karma pahala masing-masing orang yang diperoleh pada kehidupan yang sebelumnya dan memberikan anugerahNya yang sepadan. Permainan Illahi atau kegiatan-kegiatan Tuhan diwujudkan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan waktu, orang yang menerima, cita-cita dan kasih sayang masing-masing yang menyebabkan setiap orang bermandikan anugerah sepatutnya!

-BABA

Saturday, November 20, 2010

Thought for the Day - Saturday, November 20, 2010



For the protection of the world, for upholding Dharma (righteousness), for fulfilling the yearnings of devotees, He wills and assumes a special Form and moves in the world. He confers joy on the devotees by His Divine acts, which convince them of His Advent. They are thus confirmed in their faith and prompted to dedicate their activities to God and thus save themselves, and liberate themselves. On certain occasions, for resolving certain urgent crisis, God has incarnated with Forms embodying only a part of His Divinity, with some Divine powers and potentialities.

Untuk melindungi dunia, untuk menegakkan Dharma (kebenaran), untuk memenuhi kerinduan para pemujaNya, maka Tuhan berkehendak dan mengambil Wujud tertentu dan melangkah di dunia ini. Tuhan menganugerahkan kebahagiaan bagi para bhaktaNya melalui Permainan IllahiNya, yang meyakinkan mereka akan Kedatangan Tuhan. Dengan demikian maka para bhakta tersebut menjadi teguh dalam keyakinan dan bersedia untuk mempersembahkan segala kegiatan mereka untuk Tuhan, yang mana hal tersebut akan menyelamatkan diri mereka sendiri, dan pada akhirnya akan membebaskan diri mereka dari ikatan dunia. Pada saat-saat tertentu, untuk mengatasi keadaan yang mendesak, Tuhan telah menjelma kedalam Wujud tertentu yang mengambil hanya sebagian dari Aspek KetuhananNya, dengan beberapa kekuatan dan kemampuan Illahi.

-BABA

Friday, November 19, 2010

Thought for the Day - Friday, November 19, 2010



From time immemorial, women of Bharat, by their adherence to ideals have bestowed joy on this land and hence occupy an exalted position, which is higher than that of men. Women of such exalted character have set great ideals of womanhood in Bharat. Only if the women come up in society, the whole world will turn sacred. There is nothing in this world that women cannot achieve. Recognising the nature of such women, we must encourage them and give them equal opportunities in society. However, in today's polluted society, there is no encouragement for women to cultivate high ideals. In modern times, the ways of life have become so perverted that only evil thoughts, evil feelings and evil behaviour rule the roost.

Sejak dahulu kala, perempuan Bharat (bangsa India), berkat kepatuhan mereka pada suri teladan, telah memberikan kebahagiaan pada tanah ini dan karenanya mereka mendapatkan tempat yang mulia, lebih tinggi daripada laki-laki. Perempuan yang berkarakter mulia seperti itu telah menjadi contoh bagi kaum wanita di tanah Bharat. Hanya jika para perempuan mulia seperti itu muncul di tengah masyarakat, maka seluruh dunia akan berubah menjadi suci. Tiada satu pun di dunia ini yang tidak bisa dicapai oleh perempuan. Menyadari sifat-sifat perempuan yang mulia seperti itu, kita harus mendukung mereka sembari memberi kesempatan yang sama bagi mereka di masyarakat. Namun, dalam masyarakat yang telah tercemar seperti sekarang ini, tidak ada dukungan bagi para wanita untuk mengembangkan diri dan mencapai keteladanan yang utama. Di zaman modern ini, gaya hidup telah menjadi begitu menyimpang sedemikian rupa sehingga hanya pikiran yang jahat, perasaan yang jahat dan perilaku yang jahatlah yang berkuasa.


-BABA

Thursday, November 18, 2010

Thought for the Day - Thursday, November 18, 2010


Every concrete manifestation of God is significant. There can be no higher or lower. The story of each one of them is elevating. Each is a complete manifestation. Listening to their stories may make you feel that one manifestation is grander and more sublime than another. It would appear as if you get more inspiration from one Avatar (Divine incarnation) than another. But all are equally Divine and enigmatic. Every manifestation is suited to the time, the task, the circumstance and the need. Its form is in accordance with the purpose.

Setiap perwujudan Tuhan adalah penting. Tidak ada yang lebih tinggi atau rendah. Kisah masing-masing dari mereka bisa memberikan pencerahan. Masing-masing adalah perwujudan yang sempurna. Mendengarkan cerita mereka mungkin akan membuatmu merasa bahwa salah satu perwujudan tersebut lebih hebat dan lebih mulia daripada yang lain. Nampaknya engkau akan memperoleh lebih banyak inspirasi dari seorang Avatar (penjelmaan Illahi) dibandingkan dengan wujud Tuhan yang lain. Namun semua perwujudan Tuhan tersebut adalah sama Illahinya dan sama-sama penuh teka-teki. Setiap perwujudan itu sudah sesuai pada waktu, tugas, keadaan dan kebutuhannya. Wujudnya sesuai dengan tujuannya.

-BABA


Thought for the Day - Wednesday, November 17, 2010



‘Bhagavatha’ connotes three sections of knowledge: (1) The glory and majesty of the incarnations of God, (2) The names of those who are fully devoted to God and (3) The intimate relationship between God and the godly. Wherever and whenever these three are found together, there we have the Bhagavatha. All that is visible is not beyond or outside God. To put it succinctly, everything is Bhagavatha!

‘Bhagavatha’ menjabarkan tiga bagian pengetahuan: (1) Kemuliaan dan keagungan dari penjelmaan Tuhan, (2) Nama-nama mereka yang penuh bhakti kepada Tuhan dan (3) Hubungan yang mendalam antara Tuhan dan bhaktaNya. Dimanapun dan kapanpun saat ketiga hal ini hadir bersama-sama, maka disanalah kita memiliki Bhagavatha. Segala sesuatu yang tampak, tidak ada yang melampaui atau diluar jangkauan Tuhan. Ringkasnya, semua adalah Bhagavatha!

-BABA

Tuesday, November 16, 2010

Thought for the Day - 16th November 2010


A person driving a car concentrates on the road, for he is anxious to save himself and others from accident. Fear is what induces single-mindedness in this case. Love is a greater force for achieving concentration. If you have steady and resolute love, the concentration becomes intense and unshakeable. Faith develops into love and love results in concentration. Prayer begins to yield fruit, under such conditions. Pray using the Name as a symbol of the Lord; pray keeping all the waves of the mind stilled. Pray as the performance of a duty for your very existence, as the only justification for your coming into the world. Hold fast to the Lord. The Bhaktha (devotee) should never retract. Never give way to doubt or despair.

Seseorang yang mengendarai mobil berkonsentrasi pada jalan, karena ia menginginkan untuk menyelamatkan dirinya dan orang lain dari kecelakaan. Dalam hal ini, ketakutanlah yang menyebabkan seseorang berkonsentrasi hanya pada satu tujuan. Cinta-kasih adalah kekuatan yang lebih besar untuk mencapai konsentrasi. Jika engkau memiliki kemantapan cinta-kasih dan ketetapan hati yang pasti, konsentrasi menjadi sangat kuat dan tak tergoyahkan. Keyakinan berkembang menjadi cinta-kasih dan cinta kasih menghasilkan konsentrasi. Doa akan mulai menghasilkan buah, dalam kondisi seperti itu. Berdoa dengan men-chantingkan Nama Tuhan sebagai simbol Tuhan; sehingga menjaga semua gelombang pikiran menjadi tenang. Berdoalah sebagai suatu kewajiban, sebagai satu-satunya kebenaran untuk keberadaanmu di dunia ini. Berpegang teguh hanya kepada Tuhan. Bhaktha (pemuja) tidak boleh mundur. Jangan pernah memberi jalan untuk ragu-ragu atau putus asa.

-BABA