Wednesday, July 31, 2013

Thought for the Day - 31st July 2013 (Wednesday)

The women of a country should be happy, healthy and holy. Every woman has a very crucial role to play in their individual uplift and the uplift of their homes and societies around them. Young girls and women alike should learn the technique of mental calm, social harmony and contentment with their livelihood. They should also know that joy can be attained only through service to those in need and in distress without any expectation of the benefits that may follow from the kindness shared. They should learn to lay aside the egoism that poisons the service activities. Even those serving for years tend to extol and promote themselves as the founders of institutions and guardians of the poor and needy. The benefit and joy from any act of service is the act itself. The fruit of service is the removal of egoism, not its multiplication.

Para wanita di suatu negara hendaknya senantiasa berbahagia, sehat, dan suci. Setiap wanita memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan diri mereka masing-masing dan juga memajukan rumah tangga serta masyarakat di sekitar mereka. Para wanita hendaknya belajar teknik ketenangan mental, harmoni sosial dan kepuasan pada mata pencaharian mereka. Mereka juga hendaknya mengetahui bahwa kebahagiaan dapat dicapai hanya melalui pelayanan kepada mereka yang membutuhkan dan bagi mereka yang mengalami kesusahan tanpa mengharapkan apapun dari kebaikan yang telah diberikan. Mereka hendaknya belajar untuk mengesampingkan egoisme yang meracuni pelayanan yang dilakukan. Mereka melakukan pelayanan selama bertahun-tahun cenderung memuji dan mempromosikan diri mereka sebagai lembaga sosial dan pelindung bagi mereka yang miskin dan membutuhkan. Manfaat dan kebahagiaan dari setiap tindakan pelayanan adalah tindakan itu sendiri. Sesungguhnya, hasil dari melakukan pelayanan adalah untuk menghilangkan egoisme.

-BABA

Tuesday, July 30, 2013

Thought for the Day - 30th July 2013 (Tuesday)

If only the culture which is based on the Vedas and expounded in the Ramayana and the Bhagavatha, is practised with a true understanding of its value, people can ensure for themselves perpetual joy or bliss. The Vedas exhort: Sathyam Vada; Dharmam Chara (Speak the truth; practise righteousness). What is Sathyam and Dharmam? The Ramayana and the Bhagavatha reveal this knowledge through story and example so that anyone, however poor or illiterate they may be, can understand, practice it and benefit by it. Grief is the illness; it has to be cured. The medicine is prescribed in the Vedas; it is taught in the scriptures; it has to be discovered and taken in; then the experience of bliss will certainly follow. Of this, there is no doubt.

Seandainya kebudayaan/peradaban yang berdasarkan pada Veda dan telah diuraikan dalam Ramayana dan Bhagavatha, dipraktikkan dengan pemahaman yang benar pada nilai-nilainya, orang dapat memastikan diri mereka sendiri sukacita atau kebahagiaan abadi. Veda menyatakan: Satyam Vada; Dharmam Chara (bicara kebenaran, praktikkan kebenaran). Apakah Sathyam dan Dharmam? Ramayana dan Bhagavatha mengungkapkan pengetahuan ini melalui cerita dan teladan sehingga siapapun, apakah ia miskin atau buta huruf, bisa memahami, mempraktikkannya dan mendapatkan manfaat darinya. Penderitaan adalah penyakit; harus disembuhkan. Obatnya telah diresepkan dalam Veda, telah diajarkan dalam Kitab Suci; itu harus ditemukan dan ditarik kembali, maka pengalaman kebahagiaan pasti akan mengikuti. Untuk ini, tidak ada keraguan.

-BABA

Monday, July 29, 2013

Thought for the Day - 29th July 2013 (Monday)

Even the best of doctors cannot save a person, when death calls. Everyone has to necessarily respond to the call, whether they are a bride or bridegroom on a ceremonial seat or on a pilgrimage to a holy place. Death brooks no delay, death accepts no excuse. Tears do not move its heart, nor can threats keep it away. So plant the seed of any one of His thousand names that appeals to you, in the well-prepared soil of your heart. Let it sprout in the silence there. Water it with love and service to fellow beings; guard it against pests and cattle, which are the outward dragging emotions and passions. You can do this by erecting the fence of repetition of the divine name and meditation (japa and dhyana). Then, you can reap the harvest of bliss (Anandam).

Bahkan dokter yang terbaik sekalipun tidak bisa menyelamatkan seseorang, ketika kematian memanggil. Setiap orang harus selalu menanggapi panggilan (kematian) ini, apakah mereka adalah pengantin wanita atau pengantin pria di kursi seremonial atau berziarah ke tempat suci. Kematian tidak bisa ditunda, kematian tidak menerima suatu alasan. Air mata tidak bisa menggerakkan hatinya, ancaman juga tidak bisa menghindarkannya. Jadi tanamlah benih salah satu nama Tuhan dari seribu nama-Nya yang menarik bagimu, di tanah yang telah dipersiapkan dengan baik yaitu hatimu. Biarkan tumbuh dalam keheningan di sana. Siramilah dengan cinta-kasih dan pelayanan kepada sesama makhluk; jagalah dari hama dan ternak, yang bisa menyeret emosi dan nafsu lahiriah. Engkau dapat melakukan hal ini dengan membangun pagar pengulangan nama Tuhan dan meditasi (japa dan dhyana). Kemudian, engkau dapat menuai panen kebahagiaan (Anandam).

-BABA

Sunday, July 28, 2013

Thought for the Day - 28th July 2013 (Sunday)

There have been many manifestations of the Lord in Bharath. For teachers have to be present where schools are and where children eager to learn are found. You cannot have the teachers in one place, and the school in another; the blackboard in one place and the bell in another. There are mica mines near Gudur; you cannot ask why they are not found near Peddhapuram. It is so, that is all. So too in India, there is a rich mine of spirituality and so engineers have to come here to operate it, extract it and prepare it for use. That is the reason why more manifestations of the Lord appear here. The atmosphere here is also conducive for the practical application of new modes and methods of extraction and use for the benefit of all humanity.

Ada banyak manifestasi Tuhan di Bharath (India). Para guru harus hadir di mana ada sekolah-sekolah dan di mana anak-anak ingin belajar. Engkau tidak dapat memiliki guru-guru di satu tempat dan sekolah di tempat lain; papan tulis di satu tempat dan bel/lonceng di tempat yang lain. Ada tambang mika di dekat Gudur; engkau tidak bisa menanyakan mengapa hal tersebut tidak ditemukan di dekat Peddhapuram. Memang demikianlah adanya. Demikian juga di India, ada tambang yang kaya spiritualitas sehingga insinyur harus datang ke sini untuk mengoperasikannya, mengekstraknya, dan mempersiapkannya untuk digunakan. Itulah alasannya mengapa begitu banyak manifestasi Tuhan muncul di sini. Suasana di sini juga kondusif untuk mempraktikkan mode baru dan metode ekstraksi dan menggunakannya untuk kepentingan seluruh umat manusia.

-BABA

Saturday, July 27, 2013

Thought for the Day - 27th July 2013 (Saturday)


Have faith in the Lord or the Divine Spark within you, it will vitalize you. Some people bargain with God, they promise to give Him costly articles or their own hair if a certain illness is cured or a certain calamity is averted. Lord Venkateshwara or any other form of the Lord does not need your hair. Shaving off your hair indicates that you have lost the delusion that physical beauty alone counts. You take the effort to make yourself wilfully ugly and demonstrate that it is inner charm and harmony that really matters. The hero is he who does not beg or cringe or flatter or fawn. He knows that the Lord knows best. If it is His will, He will grant food and raiment; if not, let His will prevail. That is the path of absolute surrender.

Milikilah keyakinan pada Tuhan atau pada Percikian Ilahi di dalam dirimu, itu akan dapat menyalakan semangatmu. Beberapa orang tawar-menawar dengan Tuhan, mereka berjanji untuk memberikan kepada-Nya benda-benda yang mahal atau bahkan rambut mereka sendiri jika penyakit tertentu bisa disembuhkan ataupun suatu bencana tertentu bisa dihindari. Tuhan (Venkateshwara) atau Wujud lainnya tidak memerlukan rambutmu. Mencukur rambutmu hanya menunjukkan bahwa engkau telah kehilangan delusi kecantikan fisik saja. Engkau mengambil upaya untuk sengaja membuat dirimu  jelek dan menunjukkan bahwa itu adalah pesona batin dan harmoni yang benar-benar penting. Pahlawan adalah orang yang tidak mengemis atau memohon atau menyanjung-nyanjung atau bertingkah laku merendahkan. Dia mengetahui bahwa Tuhan tahu yang terbaik. Jika itu adalah kehendak-Nya, Dia akan memberikan makanan dan pakaian, jika tidak, biarkan atas kehendak-Nya. Itulah cara berpasrah total.

-BABA

Friday, July 26, 2013

Thought for the Day - 26th July 2013 (Friday)

Illusion (maya) envelops the good with the blemish of the bad. It makes evil glitter with the shine of the good. Discriminate to the best of your capacity and develop your capacity to discriminate. Struggle to win, that is the best that you can do. Your conscience knows well the source of joy and happiness. It will prod you towards the right path. You must take it as your guide and not disobey it, every time it contradicts your whim or fancy. There is no need for you to retire into a forest or a cave to know your inner Truth and to conquer your lower nature. As a matter of fact, you have no choice to exercise your vices there, so the victory achieved there may not be genuine or lasting. Be in the world, yet away from its tentacles. This is the victory for which you deserve congratulations.

Illusi (maya) menyelubungi kebaikan dengan noda keburukan. Hal itu membuat keburukan bercahaya dengan sinar kebaikan. Gunakan diskriminasi yang terbaik dari kemampuanmu dan kembangkan kemampuanmu untuk melakukan diskriminasi. Berjuanglah untuk menang, itulah yang terbaik yang dapat engkau lakukan. Hati nuranimu mengetahui dengan benar sumber sukacita dan kebahagiaan. Ini akan mendorongmu menuju jalan yang benar. Engkau harus menerimanya sebagai panduan dan janganlah menentangnya. Engkau tidak perlu pergi ke hutan atau ke gua untuk mengetahui Kebenaran batin-mu dan untuk menundukkan sifat-sifat alami-mu yang rendah. Sesungguhnya, engkau tidak memiliki pilihan untuk mempraktikkan keburukan, sehingga kemenangan diraih bisa jadi bukan yang asli atau abadi. Engkau ada di dunia ini, namun menjauh-lah dari tentakel-nya. Inilah kemenangan yang layak engkau dapatkan.

-BABA

Wednesday, July 24, 2013

Thought for the Day - 25th July 2013 (Thursday)

You may be sitting on a soft cushioned sofa in a safe, air-conditioned room, but your heart may be burning with unspeakable anxiety, distress and fear. The body is akin to the cart and the mind is the horse. Now people give first place to the cart. The body and its needs are given more importance. This is incorrect. The sages have known the mine of bliss in the human heart, and have discovered methods to develop and excavate it. They have clearly spelt out that if Mother Earth (Bhoo-Matha), one’s physical mother (Nija-Matha), the sacred cow (Go-Matha) and Mother Scriptures (Veda Matha) are revered, nourished and fostered and used as best as they should, then happiness is certain and liberation is assured.

Engkau mungkin duduk di sofa empuk yang lembut dan kamar ber-AC, tetapi hatimu mungkin terbakar dengan kecemasan yang tak terkatakan, penderitaan dan ketakutan. Badan jasmani ini dapat diibaratkan sebagai gerobak dan pikiran adalah kuda-nya. Saat ini, orang-orang memberikan tempat yang pertama pada gerobak, badan jasmani dan segala kebutuhannya ditempatkan lebih penting. Ini tidaklah benar. Para orang bijak telah mengetahui sumber kebahagiaan ada dalam hati manusia, dan telah menemukan metode untuk mengembangkan dan menggali hal tersebut. Dengan jelas disampaikan bahwa jika Ibu Pertiwi (Bhoo-Matha), badan fisik (Nija-Matha), sapi yang suci (Go-Matha), dan Kitab Suci (Veda Matha) dihormati, dipelihara dan dipupuk serta digunakan dengan semestinya, maka kebahagiaan dan pembebasan pasti akan diperoleh.


-BABA

Thought for the Day - 24th July 2013 (Wednesday)

Often people seek health, not for its own sake, but to cure or prevent an illness. For illness means lots of grief, so everyone is after health, and health means joy. Truly speaking, everyone’s native element is joy. When you are calm, you are naturally happy and you experience peace and contentment (Anandam, Prema and Shanthi). Just like a fish which is thrown out on the bank of the lake wriggles and struggles to enter the water again, every being is struggling to win calmness, peace, contentment and joy, every single day in their lives. Each and every one of you can win joy, only through your own efforts. Happiness is an inner treasure; the best way to win it is by practising detachment and discipline. If you want to build a plan to live joyfully, you must first plan for Peace and Contentment as the essential building blocks.

Seringkali orang mencari kesehatan, bukan untuk kepentingannya sendiri, tetapi untuk menyembuhkan atau mencegah penyakit. Karena penyakit berarti mengalami penderitaan, setiap orang mendambakan kesehatan, dan kesehatan berarti kebahagiaan. Sesungguhnya unsur alami setiap orang adalah kebahagiaan. Ketika engkau tenang, secara alami engkau akan bahagia dan engkau mengalami kedamaian dan kepuasan (Anandam, Prema, dan Shanthi). Dapat diibaratkan seperti ikan yang lepas di tepi danau akan menggeliat dan berjuang untuk masuk ke air lagi, demikian juga setiap makhluk berjuang untuk memenangkan ketenangan, kedamaian, kepuasan, dan kebahagiaan, setiap hari dalam hidup mereka. Setiap orang bisa mendapatkan kebahagiaan, hanya melalui usahanya sendiri. Kebahagiaan adalah harta batin, cara terbaik untuk memenangkannya adalah dengan mempraktikkan tanpa kemelekatan dan disiplin. Jika engkau merencanakan untuk membangun hidup yang penuh dengan kebahagiaan, terlebih dahulu engkau harus merencanakan Kedamaian dan Kepuasan sebagai blok bangunan yang penting.
-BABA

Tuesday, July 23, 2013

Thought for the Day - 23rd July 2013 (Tuesday)

Why are you put-off when you see wrong? Why are you provoked to react or respond when you see evil? Remember, evil has in it the potential to become good and good has in it the liability to turn evil! There is no fire without a wisp of smoke; there is no smoke, without a spark of fire. No one is fully wicked, fully infallible or fully perfect. Take the world as it is, never expect it to conform to your needs or standards. The treasure that is undoubtedly the most precious in the universe is the quality of equanimity and unruffled-ness (shantham). Practise this and make it your natural reaction. The Goddess of Victory smiles only on the heroic, those who make lions of themselves; those resilient, brave and self-confident warriors. If you secure the Grace of the Lord, then you will be reinforced with so much strength, that you can carry out even the most difficult tasks.

Mengapa engkau menolak ketika engkau melihat kesalahan? Mengapa engkau diprovokasi untuk bereaksi atau merespon ketika engkau melihat kejahatan? Ingatlah, kejahatan di dalamnya memiliki potensi untuk menjadi baik dan kebaikan di dalamnya memiliki  kecenderungan untuk berubah menjadi jahat! Tidak ada api tanpa gumpalan asap, tidak ada asap, tanpa percikan api. Tidak ada orang yang sempurna, demikian pula tidak ada yang sepenuhnya jahat. Engkau hendaknya mengikuti dunia seperti itu, janganlah pernah mengharapkan agar dunia ini sesuai dengan kebutuhanmu atau agar sesuai dengan standarmu. Harta yang tidak diragukan lagi yang paling berharga di alam semesta adalah kualitas keseimbangan dan ketenangan (shantham). Praktikkanlah hal ini dan jadikanlah ini sebagai reaksi alami-mu. Dewi Kemenangan hanya tersenyum pada sifat heroik/kepahlawanan, mereka yang menjadikan diri mereka seperti singa, para pejuang tangguh, berani dan percaya diri. Jika engkau mendapatkan Berkat Tuhan, maka engkau akan diperkuat dengan begitu banyak kekuatan, bahkan engkau dapat melakukan tugas yang paling sulit.
-BABA

Monday, July 22, 2013

Thought for the Day - 21st July & 22nd July 2013

Date: Sunday, July 21, 2013

Human beings are a mixture of Divinity, Demon and Human (Daiva, danava and manava). The wickedness of the ogre can be overcome by the quality of mercy and charity (daya), sympathy and empathy. Pride can be overcome through self-control (dama), detachment, and renunciation; Egoism can be overcome by following the code of conduct (dharma) prescribed by the impartial sages, and by channelizing your instincts and impulses into fruitful action. When these three Gunas are thus sublimated, Manava (human) is transformed into Madhava (God). Make the best use of your Guru. Acquire from Him the skills for winning peace of mind and bliss (shanti and santosha), the Grace of God, the lessons of spiritual practice (Sadhana), and the fruits of good and holy company (sathsang); do not fritter away your energy and time, seeking sensory satisfaction in ungodly company.

Manusia merupakan perpaduan antara Divinity (Tuhan), Demon (raksasa), dan Manusia (Daiva, danava, dan manava). Kejahatan dari sifat raksasa dapat diatasi dengan sifat murah hati dan berderma (daya), simpati dan empati. Kebanggaan/keangkuhan dapat diatasi melalui pengendalian diri (dama) dan tanpa kemelekatan; Egoisme bisa diatasi dengan melakukan kebajikan/perilaku yang benar (dharma) yang telah diresepkan oleh para orang bijaksana, serta dengan menghubungkan naluri dan dorongan ke dalam tindakan yang baik. Ketika ketiga guna (sifat) dimurnikan, Manava (manusia) berubah menjadi Madhava (Tuhan). Engkau hendaknya menerapkan yang terbaik dari yang telah diberikan oleh Guru-mu. Belajarlah dari-Nya keterampilan untuk memenangkan kedamaian pikiran dan kebahagiaan (shanti dan santosha), berkat Tuhan, praktik spiritual (Sadhana), dan pergaulan yang baik dan suci (sathsang), jangan membuang-buang energi dan waktu-mu dengan mencari kepuasan duniawi dalam pergaulan yang tidak baik.
-BABA

Date: Monday, July 22, 2013

This holy full moon day is called Vyaasa Poornima, and must be celebrated with prayer and contrition which alone can cleanse the heart, and not by feasting or fasting, which affects only the body. Today the moon shines bright, cool and full, without any hindrance. The mind of a human is compared to the moon, for it is as wayward as the moon with its swing from brightness to darkness. Your mind must be bright, effulgent and cool always. Two statements give you the gist of all the eighteen Puranas composed by sage Vyaasa. “Do good to others; avoid doing harm". These are the cure for the disease of suffering from joy and grief, honour and dishonour, prosperity and adversity, and all the dual throng that bother you and deprive you of equanimity. Follow the path shown by your Guru. Even Vyaasa can only show you the road. You have to traverse it alone.

Hari ini, bulan purnama yang suci ini, disebut dengan Vyaasa Poornima, dan harus dirayakan dengan doa dan bertobat, hanya tindakan ini yang dapat memurnikan hati, dan bukan dengan berpesta atau berpuasa, yang hanya mempengaruhi badan jasmani. Hari ini bulan bersinar terang, sejuk dan penuh, tanpa hambatan apapun. Pikiran manusia dapat diibaratkan seperti bulan, mengalami kecerahan dan kegelapan secara bergantian. Pikiranmu seharusnya selalu cemerlang, bercahaya, dan sejuk. Dua pernyataan berikut merupakan intisari dari  delapan belas Purana yang disusun oleh Rsi Vyaasa. "Berbuat baik-lah kepada orang lain, hindarilah dampak yang merugikan." Inilah obat bagi mereka yang menderita penyakit kebahagiaan dan kesedihan, kehormatan dan aib, kesejahteraan dan kemalangan, dan semuanya yang dapat mengganggu keseimbangan-mu. Ikutilah jalan yang telah ditunjukkan oleh Guru-mu. Rsi Vyaasa hanya bisa menunjukkan jalan, engkau harus melintasi jalan itu sendirian.
-BABA

Saturday, July 20, 2013

Thought for the Day - 20th July 2013 (Saturday)


A true devotee will have no eye on the profit of any kind that can be derived from their service. If you quarrel with your spouse and desist from food for a day, that does not count as fasting in the book of God. Also praising one God as great and decrying another is incorrect. Any of these acts reflect the fact that you are unaware of the elementary rules of spiritual discipline. Dhana (wealth) is the currency of the world. Sadhana (Spiritual Practice) is the currency of the spirit. Be an example to others through your conduct - sweet speech, humility, reverence to elders and steadfastness in truth and faith. This way you will influence more people into practicing spirituality; it is better than establishing societies, collecting donations or running temples. The Lord looks for sincerity, simplicity and steady joy in the contemplation of His Name and Form.

Seorang bhakta sejati tidak akan memiliki pandangan pada keuntungan yang bisa diperoleh dari pelayanan yang mereka lakukan. Jika engkau berselisih dengan pasanganmu dan berhenti makan selama satu hari, hal itu tidak dihitung sebagai puasa. Memuja salah satu nama Tuhan sebagai yang termulia dan merendahkan nama Tuhan yang lainnya adalah salah. Setiap tindakan ini, mencerminkan suatu kenyataan bahwa engkau tidak menyadari aturan dasar disiplin spiritual. Dhana (kekayaan) adalah mata uang dunia. Sadhana (praktik spiritual) adalah mata uang spirit. Engkau hendaknya menjadi teladan bagi orang lain melalui perilaku-mu - berbicara yang manis, rendah hati, hormat pada orang tua dan mantap dalam kebenaran dan keyakinan. Dengan cara ini engkau akan mempengaruhi lebih banyak orang untuk mempraktikkan spiritualitas, itu lebih baik daripada membangun masyarakat, mengumpulkan sumbangan atau memimpin kuil. Tuhan mencari keikhlasan, kesederhanaan, dan kebahagiaan yang terus-menerus dalam merenungkan Nama dan Wujud-Nya.

-BABA

Friday, July 19, 2013

Thought for the Day - 19th July 2013 (Friday)

For you to relish the dish (pappu) it must have enough salt (uppu). But if you add a little extra, it spoils the dish. So too, life becomes very difficult to bear, if you have too much of desire. Limit your desires to your capacity and even among them, have only those that will grant you lasting joy. Do not run after fashion and public approval and strain your resources beyond repair. Also stick to your own code of conduct (dharma) that regulates your life or the stage you have reached. Do not place your needs and joy first. Consider the joy of others as more important than your own. Respect elders and cultivate cordiality between brothers and sisters, teachers and students, employers and employees. Respect the culture of your land and bring honour to the land you were born in and live in. Nourish your parents, revere them. If you do so, the Lord of the Universe will guard you against harm.

Bagi kalian untuk menikmati hidangan (pappu) harus memiliki cukup garam (Uppu). Tetapi jika engkau menambahkannya lagi, hal itu dapat merusak hidangan. Demikian juga, beban hidup akan menjadi sangat berat, jika engkau memiliki terlalu banyak keinginan. Oleh karena itu, engkau hendaknya membatasi keinginanmu sesuai dengan kapasitasmu dan bahkan di antara semuanya itu, pilihlah hanya yang akan memberikanmu kebahagiaan abadi. Janganlah mengejar fashion/mode dan persetujuan masyarakat dan memaksakan sumber daya/kemampuanmu. Juga engkau hendaknya berpegang pada kebajikan/perilaku yang benar (dharma) yang mengatur hidupmu atau tahapan yang telah engkau capai. Janganlah menempatkan kebutuhan dan kebahagianmu sendiri sebagai yang pertama, pikirkanlah kebahagiaan orang lain lebih penting daripada kebahagiaanmu sendiri. Hormatilah yang lebih tua dan kembangkanlah keramahtamahan di antara saudara (adik-kakak), guru dan siswa, pengusaha dan karyawan. Hormatilah budaya tanah air-mu serta hormatilah tanah kelahiranmu serta tempat dimana engkau tinggal. Peliharalah orang tuamu, hormatilah mereka. Jika engkau melakukannya, Tuhan akan menjagamu dari segala  bahaya.

-BABA

Thursday, July 18, 2013

Thought for the Day - 18th July 2013 (Thursday)


The attachment to sensual objects and to the pleasure they give is like the soot that sticks to the inside of the chimney and dims the light. Clean the chimney by namasmarana (repetition of the Lord’s name) every day and the flame will shine for you and others. Also do good deeds and be in good company. Proper atmosphere is very essential for the development of a spiritual aspirant. That is why spiritual seekers in the past left their homes and lived in the hermitages maintained by the sages. This is akin to keeping a pot of water immersed in water. That way, the water in the pot will then not be lost through evaporation. Therefore be careful, that the success you have won in the promotion of virtue, in the conquest of baneful habits and in the assumption of regular disciplines, are not frittered away by trite company, loose talk, cynical criticism or lackadaisical effort.

Keterikatan pada objek-objek sensual dan kesenangan yang mereka berikan dapat diibaratkan seperti jelaga yang menempel pada bagian dalam cerobong dan meredupkan cahaya. Bersihkanlah cerobong tersebut dengan namasmarana (pengulangan nama Tuhan) setiap hari maka nyala api akan bersinar padamu dan orang lain. Engkau juga hendaknya melakukan perbuatan yang baik dan berada dalam pergaulan yang baik. Suasana yang tepat sangat penting dalam pengembangan spiritual bagi para pencari spiritual. Itulah sebabnya para pencari spiritual di masa lalu meninggalkan rumah mereka dan tinggal di pertapaan bersama para orang bijak. Hal ini mirip dengan menyimpan pot air yang direndam dalam air. Dengan demikian, air dalam pot tidak akan hilang melalui penguapan. Oleh karena itu berhati-hatilah, bahwa keberhasilan yang telah engkau peroleh dalam kebajikan, dalam menaklukan kebiasaan yang tidak baik, agar tidak sia-sia dengan pergaulan yang tidak baik, pembicaraan yang tidak terkontrol, kritik yang sinis, atau malas berusaha.

-BABA

Wednesday, July 17, 2013

Thought for the Day - 17th July 2013 (Wednesday)

Foolishness, egoism and sheer ignorance are the root-causes of misery. The eye, the ear and the tongue lead people to anger and malice, instead of making them the messengers of peace and harmony. Intellect is the root of pride and envy. Lord Vishnu is called Lord Jagannatha at Puri. Lord Shiva is Vishweshwara, the Lord of Universe at Kashi. Vishnu is Gopal (protector of cows) and Shiva is Pashupathi (master of cows). Where is the room for rivalry between those who worship Shiva and Vishnu? Still the innate urge to fight comes up in the heart of people and they use the Names of the Lord as excuses for provoking the fights they relish. Stay away from these instincts.

Kebodohan, egoisme, dan ketidaktahuan adalah akar-penyebab penderitaan. Mata, telinga, dan lidah mengarahkan orang-orang menuju pada kemarahan dan kedengkian, daripada menjadikannya sebagai pembawa pesan perdamaian dan keharmonisan. Intelek adalah akar dari kesombongan dan iri hati. Dewa Wisnu disebut sebagai Jagannatha di Puri. Dewa Siwa adalah Vishweshwara, Tuhan Semesta di Kashi. Vishnu adalah Gopal (pelindung sapi) dan Siwa adalah Pashupathi (master sapi). Dimanakah ruang untuk persaingan antara mereka yang menyembah Siwa dan Wisnu? Orang-orang menggunakan Nama Tuhan sebagai alasan untuk memprovokasi perkelahian mereka. Jauhkanlah dirimu dari dorongan seperti ini.
-BABA

Tuesday, July 16, 2013

Thought for the Day - 16th July 2013 (Tuesday)


In the dark night, the Moon can be seen through its own light only. The Lord is all Love, so He can be seen only through Love. He is Sathyam and Nithyam (Truth and Eternal), and is beyond all falsehood (Mithya). When the dust settles upon the glass of the lantern, it dims its light. Attachment to sensual objects and to the pleasure they give (Vyamoha) is the soot that dims the light of love in your heart. Remove the delusion and the fact that you have become old or diseased, or that you are weak and debilitated. Do not count the years and grieve over advancing age and shudder like cowards afraid of death. Remember, despondency is hell, elation is heaven. Have always some work to do and do it so well that it grants you joy!

Di malam yang gelap, Bulan dapat dilihat melalui cahayanya sendiri saja. Tuhan adalah semua cinta-kasih, sehingga Beliau dapat dilihat hanya melalui Cinta-Kasih. Beliau adalah Sathyam dan Nithyam (Kebenaran dan Abadi), dan melampaui segala kebohongan (mithya). Ketika debu mengendap pada kaca lentera, itu dapat meredupkan cahayanya. Melekat pada objek-objek duniawi dan kesenangan yang mereka berikan (Vyamoha) adalah jelaga yang meredupkan cahaya cinta-kasih dalam hatimu. Lepaskanlah khayalan dan kenyataan bahwa engkau telah menjadi tua atau sakit, atau bahwa engkau lemah. Jangan menghitung  usia dan bersedih atas usia lanjut dan merasa ngeri seperti pengecut takut mati. Ingatlah, kesedihan adalah neraka, kegembiraan adalah surga. Engkau hendaknya selalu melakukan pekerjaan dan mengerjakannya dengan baik sehingga dapat memberikan sukacita padamu!

-BABA

Monday, July 15, 2013

Thought for the Day 12th July - 15th July 2013

Date: Friday, July 12, 2013

This Asthipanjaram (skeletal cage or body) is the Hasthinapuram, where we have the blind king, Dhritharaashtra, the symbol of ignorance as well as Yudhishthira, the symbol of wisdom. Let the forces of Yudhishthira win, with the help of Shri Krishna, the Lord. Let the tongue that is accustomed to the bitterness of the neem fruit of worldly triumphs and disasters taste the honey of Namasmarana (Remembering the Lord’s Name). Experiment with this for some time sincerely and steadfastly and you will be surprised at the result! You can feel a significant improvement in peace and stability in you and around you. Learn this easy lesson, get yourself immersed in joy and let others also share that joy with you.

Asthipanjaram ini (badan jasmani) adalah Hasthinapuram, di mana kita memiliki raja yang buta, yaitu Dhritharaashtra, simbol kebodohan, serta Yudhistira, sebagai simbol kebijaksanaan. Kekuatan Yudhistira menang, dengan bantuan Tuhan sendiri, Shri Krishna. Biarlah lidah yang terbiasa dengan kepahitan buah neem dari kemenangan duniawi dan bencana mencicipi madu Namasmarana (Mengingat Nama Tuhan). Eksperimen dengan ini untuk beberapa waktu dengan tulus dan tabah, maka engkau akan terkejut melihat hasilnya! Engkau dapat merasakan peningkatan yang signifikan dalam kedamaian dan stabilitas pada dirimu dan sekitar-mu. Pelajarilah pelajaran yang mudah ini, dan engkau akan mendapatkan dirimu tenggelam dalam sukacita dan membiarkan orang lain juga berbagi kebahagiaan denganmu.


-BABA
Date: Saturday, July 13, 2013

The last day of a Saptaha (seven-day discourse) is called Samaapthi. That word means, according to most people, the final function; but it has a more profound meaning too. Samaapthi means the attainment (Aapthi) of the Samam (Divine or Brahman). That is the final fruit of Shravana, Manana and Nidhidhyasana (Listening, Recapitulation and Assimilation) of key spiritual truths and lessons from discourses. In the worldly sense, it means the conclusion of a period of time. In the spiritual sense, it means transcending time! The lesson that all spiritual discourses wish to convey is that you must give up your pursuit of sensory objects, if you seek lasting peace and joy. Material wealth brings along with it, not only joy but grief as well. Accumulation of riches, multiplication of wants will lead only to alternation between joy and grief. Attachment is the root of both joy and grief. Detachment is the saviour.

Hari terakhir dari Saptaha (wacana tujuh hari) disebut Samaapthi, yang menurut sebagian orang berarti fungsi akhir, tetapi juga memiliki makna yang lebih mendalam. Samaapthi berarti pencapaian (Aapthi) dari Samam (Ilahi atau Brahman). Itu adalah buah akhir dari Shravana, Manana, dan Nidhidhyasana (mendengar, rekapitulasi, dan asimilasi) dari kunci kebenaran spiritual dan belajar dari wacana-wacana. Secara duniawi, ini berarti kesimpulan dari periode waktu. Secara spiritual, ini berarti melampaui waktu! Jika engkau menginginkan kedamaian dan sukacita abadi, maka engkau hendaknya meninggalkan pengejaran pada benda-benda duniawi. Inilah yang diharapkan dari mempelajari wacana-wacana spiritual. Kekayaan materi tidak saja membawa sukacita tetapi juga penderitaan. Akumulasi kekayaan, keinginan yang berlipat ganda, tidak hanya akan membawa sukacita dan kesedihan. Kemelekatan adalah akar dari keduanya yaitu sukacita dan penderitaan. Tanpa kemelekatan adalah sang penyelamat.

-BABA
Date: Sunday, July 14, 2013

The whole world is very agitated and full of discontent, anxiety and fear; filled with petty faction and hatred. In order to calm and silence it, you must have enthusiasm and courage. When defeat and disappointment stare you in the face, you must not give way to weakness or despondency. Never condemn yourself as inferior or useless. Analyze the defeat and find out the reasons in order to avoid it the next time. You are not zeroes, you must become Heroes! You should have the muscles of iron and nerves of steel. Then your resolution itself will generate the necessary confidence and you will win over the opposition. For the crop of life, courage and confidence are the best pesticides and manure. Be like lions in the spiritual field, rule over the forest of senses and roam fearlessly with full faith in victory.

Seluruh dunia mengalami kekacauan dan penuh dengan ketidakpuasan, kecemasan dan ketakutan; dunia dipenuhi dengan perselisihan dan kebencian. Untuk meredakan dan menenangkan hal tersebut, engkau harus memiliki antusiasme dan keberanian. Ketika kekalahan dan kekecewaan ada dihadapanmu, engkau seharusnya tidak memberi jalan kepada kelemahan atau putus asa. Janganlah menyalahkan dirimu sendiri sebagai orang yang rendah atau tidak berguna. Engkau hendaknya menganalisis kekalahan dan mencari tahu alasannya untuk menghindarinya pada waktu berikutnya. Engkau bukan nol, engkau harus menjadi Pahlawan! Engkau harus memiliki otot-otot besi dan saraf baja. Kemudian resolusi itu sendiri akan menghasilkan kepercayaan yang diperlukan dan engkau akan memenangkan perlawanan ini. Agar tanaman bisa hidup, keberanian dan kepercayaan diri merupakan pestisida dan pupuk yang terbaik. Engkau hendaknya menjadi seperti singa di bidang spiritual, mengendalikan hutan dan berkeliaran tanpa rasa takut dengan penuh keyakinan dalam kemenangan.

-BABA
Date: Monday, July 15, 2013

A thirsty passenger asked the water carrier at an up-country railway station in India whether the leather bag in which they were serving water was clean. The reply the passenger received was, “As regards cleanliness, all I can say is that the bag which contains the water is cleaner than the bag which takes it in!” This statement conveys an important lesson. You must care more for the cleanliness of your mind and intellect than that of the external body. Instead of criticising others and finding fault with the actions of others, subject yourself to vigilant scrutiny. Understand your motives and actions in a deep manner and invest time in correcting your own faults. Do not be like the dancer who blamed the drummer for the wrong steps.

Seorang penumpang yang kehausan menanyakan pada si pembawa air di sebuah stasiun kereta api di daerah perkampungan di India apakah tas kulit yang digunakan untuk membawa air tersebut sudah bersih? Balasan yang diterima si penumpang  adalah, "Perihal kebersihan, saya bisa mengatakan bahwa tas yang berisi air lebih bersih daripada tas yang dibawa masuk!" Pernyataan ini menyampaikan sebuah pelajaran penting. Engkau harus lebih memperhatikan kemurnian pikiran dan kecerdasan dibandingkan dengan badan eksternal. Daripada mengeritik orang lain dan menemukan kesalahannya, engkau hendaknya mengawasi dan mengendalikan dirimu sendiri. Pahamilah motif dan tindakan secara mendalam dan investasikan waktu dalam memperbaiki kesalahanmu sendiri. Janganlah berkelakuan seperti sang penari yang menyalahkan pemain drum pada saat melakukan langkah-langkah yang salah dalam menari.

-BABA

Thursday, July 11, 2013

Thought for the Day - 11th July 2013 (Thursday)

A millionaire pays income tax with tears in his eyes. A headmaster joyfully gives up the furniture and laboratory appliances of the school when he is transferred to another place. Why? Because the headmaster knows and believes that he is only the caretaker, and is not the owner. They are not attached to these articles, for they know that these belong to the Government. So too, every one of you must feel that your family, your house, your fields, your car are all the Lord’s property. You are just a trustee and must be ready to give them up without murmur, at a moment’s notice. Sacrifice does not mean that you should not attach value to things. You must indeed care for everything. But remember, that all of them are transient and the joy they give is very trivial and temporary. Know their real worth, do not overestimate them and develop attachment to them.

Seorang jutawan membayar pajak penghasilan dengan berlinang air mata. Seorang kepala sekolah dengan senang hati menyerahkan furniture dan peralatan laboratorium sekolah ketika ia dipindahkan ke tempat lain. Mengapa? Karena sang kepala sekolah tahu dan percaya bahwa ia hanyalah sang penjaga, dan bukan sang pemilik. Ia tidak terikat pada benda-benda ini, karena ia tahu bahwa ini milik Pemerintah. Demikian juga, kalian semua harus merasakan bahwa keluargamu, rumahmu, ladangmu, mobilmu, semuanya itu adalah property-Nya. Engkau hanyalah orang yang ditugaskan untuk menjaga dan memelihara properti tersebut dan harus siap untuk menyerahkannya kembali dengan ikhlas, pada saat itu juga. Pengorbanan bukan berarti bahwa engkau harus tidak terikat pada benda-benda duniawi. Engkau seharusnya peduli pada semuanya. Tetapi ingatlah, bahwa semuanya tersebut bersifat sementara dan sukacita yang diberikannya juga bersifat sementara. Pahamilah nilai riil-nya, janganlah melebih-lebihkan dan mengembangkan keterikatan padanya.

-BABA

Thought for the Day - 11th July 2013 (Thursday)

A millionaire pays income tax with tears in his eyes. A headmaster joyfully gives up the furniture and laboratory appliances of the school when he is transferred to another place. Why? Because the headmaster knows and believes that he is only the caretaker, and is not the owner. They are not attached to these articles, for they know that these belong to the Government. So too, every one of you must feel that your family, your house, your fields, your car are all the Lord’s property. You are just a trustee and must be ready to give them up without murmur, at a moment’s notice. Sacrifice does not mean that you should not attach value to things. You must indeed care for everything. But remember, that all of them are transient and the joy they give is very trivial and temporary. Know their real worth, do not overestimate them and develop attachment to them.

Seorang jutawan membayar pajak penghasilan dengan berlinang air mata. Seorang kepala sekolah dengan senang hati menyerahkan furniture dan peralatan laboratorium sekolah ketika ia dipindahkan ke tempat lain. Mengapa? Karena sang kepala sekolah tahu dan percaya bahwa ia hanyalah sang penjaga, dan bukan sang pemilik. Ia tidak terikat pada benda-benda ini, karena ia tahu bahwa ini milik Pemerintah. Demikian juga, kalian semua harus merasakan bahwa keluargamu, rumahmu, ladangmu, mobilmu, semuanya itu adalah property-Nya. Engkau hanyalah orang yang ditugaskan untuk menjaga dan memelihara properti tersebut dan harus siap untuk menyerahkannya kembali dengan ikhlas, pada saat itu juga. Pengorbanan bukan berarti bahwa engkau harus tidak terikat pada benda-benda duniawi. Engkau seharusnya peduli pada semuanya. Tetapi ingatlah, bahwa semuanya tersebut bersifat sementara dan sukacita yang diberikannya juga bersifat sementara. Pahamilah nilai riil-nya, janganlah melebih-lebihkan dan mengembangkan keterikatan padanya.

-BABA

Thought for the Day - 10th July 2013 (Wednesday)


Spend your time in the contemplation of the beauties of Nature that are spread out before you in the earth and sky. Enjoy the green expanses of the crops, cool breezes that waft contentment and joy, the panorama of coloured clouds, the music of the birds, etc. Sing the glory of God as you walk in Nature, along the bunds of the fields and the banks of the canals. Avoid polluting the air with vengeful boasts. Do not spend time in hateful talks when you see God has created such wonderful evidences of love! Living in these placid surroundings, you should not disturb the sky with your shouts and curses. Any seed needs water and manure to grow and yield a rich harvest. So too, the tiny sapling of spiritual yearning for liberation from bondage also needs water and manure. Just a wise farmer will care for his crops dearly, you must take care of your habits to reap the harvest of liberation.

Luangkanlah waktu-mu dalam perenungan keindahan alam yang tersebar dihadapanmu di bumi dan di langit. Nikmatilah hamparan tanaman hijau, angin sejuk yang menghembus yang membawa kepuasan dan sukacita, panorama awan berwarna, musik dari kicauan burung, dll. Nyanyikanlah kemuliaan Tuhan saat engkau berjalan di Alam semesta ini, di sepanjang pematang ladang dan kanal-kanal sungai. Hindari polusi udara. Jangan menghabiskan waktu dalam pembicaraan penuh kebencian, lihatlah Tuhan telah menciptakan keindahan ini dengan penuh cinta-kasih! Jalanilah kehidupan dalam lingkungan yang tenang, engkau hendaknya tidak mencemari langit dengan teriakan dan makian. Setiap benih membutuhkan air dan pupuk untuk tumbuh agar menghasilkan panen yang berlimpah. Demikian juga, pohon spiritual merindukan pembebasan dari perbudakan, juga memerlukan air dan pupuk. Hanya seorang petani yang bijaksana yang dapat merawat tanaman ini, oleh karena itu, engkau harus memperbaiki kebiasaanmu agar dapat menghasilkan panen pembebasan.

-BABA

Tuesday, July 9, 2013

Thought for the Day - 9th July 2013 (Tuesday)

Set right your habits, purify your conduct and cleanse your behavior. Even one bad habit can destroy all health, happiness, charm and joy. Control yourself and do not yield to the temptations of friends or social conventions and become prey to bad habits. The body is the temple of the Lord. Keep it in good and strong condition. Also be aware that it can be damaged from qualities such as anger, hatred and greed, or from sloth, sleep and inactivity. When you get angry and/or violent with anyone, quietly repeat the Name of the Lord to save you from your anger. Drink a glass of cold water, or lie down in a bed until the fit of fury passes through. When you are angry, you abuse another and the other person does the same, so tempers rise and heat is generated which causes lasting injury. Five minutes of anger can damage five generations of relationship, so be careful.

Engkau hendaknya memperbaiki kebiasaanmu, memurnikan tindakanmu dan membersihkan tingkah lakumu. Bahkan satu kebiasaan buruk dapat menghancurkan semua kesehatan, kebahagiaan, pesona dan sukacita. Kendalikanlah dirimu dan jangan menyerah pada godaan teman atau perkumpulan sosial dan menjadi makanan bagi kebiasaan buruk. Badan jasmani ini adalah temple Tuhan. Engkau hendaknya berada tetap dalam kondisi yang baik dan kuat. Juga sadarilah bahwa badan jasmani bisa rusak karena sifat-sifat berikut ini: kemarahan, kebencian dan keserakahan, atau dari kemalasan, tidur dan tidak aktif. Ketika engkau marah dan/atau melakukan kekerasan pada siapa pun, diam-diam engkau hendaknya melantunkan Nama Tuhan untuk menyelamatkan-mu dari kemarahan-mu. Minumlah segelas air dingin, atau berbaring di tempat tidur sampai kemarahan tersebut lewat. Ketika engkau marah, engkau menyalahkan orang lain dan orang lain melakukan hal yang sama, sehingga emosi meningkat dan panas yang dihasilkan menyebabkan luka abadi. Lima menit kemarahan dapat merusak lima generasi, jadi berhati-hatilah.

-BABA

Monday, July 8, 2013

Thought for the Day - 8th July 2013 (Monday)

There is no use in asking a doctor to advise you about the plans for the building you propose to raise, nor is it wise to ask an engineer to assuage the pain. Go to the proper Guru and learn from him the cardinal principles to guide your lives. Take time to understand, internalize and practice - what is your code of conduct, what does it allow, what does it condemn, why should it be followed? You must evolve your own code of conduct (Athma Dharma) centred on the Divine, appropriate to your situation, which is based on the firm belief on the omnipresence and omnipotence of the Divine Self which pervades the entire Universe.

Tidak ada gunanya meminta nasihat dokter dalam perencanaan pembangunan, demikian juga tidak bijaksana untuk meminta seorang insinyur untuk meredakan rasa sakit. Pergilah pada seorang Guru yang tepat dan belajarlah darinya prinsip-prinsip utama untuk menuntun kehidupan-mu. Luangkanlah waktu untuk memahami, menginternalisasi dan mempraktikkan apa yang merupakan kode etik, apa yang boleh dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan, dan mengapa harus diikuti? Engkau harus mengembangkan perilaku yang baik (Athma Dharma) berpusat pada Ilahi, sesuai untuk situasimu, yang didasarkan pada keyakinan pada kemahaadaan dan kemahakuasaan Tuhan yang melingkupi seluruh alam semesta.

-BABA

Sunday, July 7, 2013

Thought for the Day - 7th July 2013 (Sunday)


Truly speaking, the farmers are holy ones, for they bend under the weight of the service they do. With hands raised in prayer, they toil night and day, converting dust and dirt into nourishing harvest of grain for all people to feed on. Similarly, the Lord will be very pleased with the harvest of virtues, for it also truly sustains the world. Embark on this holy task from today and make the fruits of your efforts very sacred! Worry and grief will always be there - something or the other from the past, present or future will bother you whether you are awake or asleep. Do not give up your worldly duties, but do them with the Name of the Lord on your lips, inviting the grace of God with gratitude. Then worry and grief will vanish and you will have peace! Also do not involve yourself in the affairs of others and get so entangled that you cannot extricate yourself.

Sesungguhnya, para petani itu suci, karena mereka membungkuk di bawah beratnya pelayanan yang mereka lakukan. Dengan tangan selalu terangkat dalam doa, mereka bekerja keras siang dan malam, mengubah debu dan kotoran agar bisa menuai gandum bergizi untuk memberi makan bagi semua orang. Demikian pula, Tuhan akan sangat senang dengan hasil panen berupa kebajikan, karena hal itu sesungguhnya dapat menopang dunia. Mulailah tugas suci ini dari hari ini maka engkau akan mendapatkan buah/hasil yang yang suci dari usaha-usaha yang dilakukan! Kekhawatiran dan penderitaan akan selalu ada - sesuatu atau yang lainnya dari masa lalu, sekarang atau masa depan akan mengganggumu apakah engkau sedang terjaga ataupun sedang tertidur. Janganlah meninggalkan kewajiban-kewajiban duniawi, tetapi lakukanlah dengan senantiasa melantunkan Nama Tuhan di bibir-mu, menarik rahmat Tuhan dengan rasa syukur. Kemudian kekhawatiran dan penderitaan akan lenyap dan engkau akan memperoleh kedamaian! Juga janganlah melibatkan dirimu dalam urusan-urusan orang lain yang nantinya dapat menjeratmu sehingga engkau tidak dapat melepaskan diri.

-BABA

Saturday, July 6, 2013

Thought for the Day - 6th July 2013 (Saturday)

Devotion is very difficult to acquire, it is not easy to become a true devotee. A true devotee should fully surrender, and be in complete contentment, whatever may happen. Truly speaking, this is more difficult than the Path of Wisdom (Jnana marga). But do not despair. The river must flow back to its source; it must flow on and on, down and deeper until it merges in the ocean. Do not be discouraged, keep your hope on, you have to win some day. Having taken all the effort to receive good counsel in spirituality, you must put into practice at least one teaching. One stick is enough to light a fire, the entire box of matches is not needed. Have faith and be steady in the pursuit of the goal.

Pengabdian/Bhakti sangat sulit untuk memperolehnya, tidak mudah untuk menjadi seorang pemuja/bhakta sejati. Seorang pemuja/bhakta sejati sepenuhnya harus pasrah total, dan berada dalam kepuasan sejati, apapun yang terjadi. Sesungguhnya, ini lebih sulit daripada Jalan Kebijaksanaan (Jnana marga). Tetapi janganlah putus asa. Sungai harus mengalir kembali ke sumbernya, ia harus mengalir terus, ke bawah dan lebih dalam sampai menyatu di laut. Janganlah berputus asa, simpanlah harapanmu, engkau akan memperolehnya suatu hari nanti. Setelah menerima segala nasihat-nasihat yang baik dalam spiritual, engkau harus mempraktikkannya setidaknya satu ajaran. Satu batang korek api sudah cukup untuk menyalakan api, tidak diperlukan satu kotak korek api. Kuatkan keyakinan dan mantaplah dalam mengejar tujuan.


-BABA

Friday, July 5, 2013

Thought for the Day - 5th July 2013 (Friday)

Real Bliss (Ananda) can be won only by means of the transformation of the impulses which agitate the mind. It is not to be found in wealth. Many often think that the rich people are happy. Ask Me, I shall reveal to you that they are full of grief, for they come to Me in large numbers for relief. A strong physique will not give anyone any peace, nor does scholarship, asceticism or rituals. Only constant dwelling on the Name of the Lord gives that Unshakeable Peace, unaffected by the ups and downs of life. You can call someone a Dheera (hero), if they truly take to the Name of the Lord. Keep the Form of your favorite Lord in your mind. Live always in the presence of that form-filled Name, ever vigilant in your mind. Then your life will become one continuous worship of the Lord.

Kebahagiaan abadi (Ananda) hanya bisa didapatkan dengan cara mengubah dorongan-dorongan yang mengganggu pikiran. Hal ini tidak dapat ditemukan dalam kekayaan. Banyak orang sering berpikir bahwa orang-orang kaya pasti bahagia. Percayalah pada-Ku, Aku akan mengungkapkan kepadamu bahwa mereka penuh penderitaan, karena mereka datang kepada-Ku untuk meminta banyak bantuan. Badan fisik yang kuat tidak akan memberikan kedamaian, demikian pula pendidikan, asketisme/tapa brata atau ritual. Hanya dengan senantiasa merenungkan Nama Tuhan secara terus-menerus akan dapat memberikan kedamaian, tidak terpengaruh oleh pasang surut kehidupan. Engkau dapat menyebut seseorang Dheera (pahlawan), jika mereka benar-benar memegang Nama Tuhan. Simpanlah Wujud Tuhan favoritmu dalam pikiranmu. Jalanilah kehidupan ini dipenuhi dengan Nama Tuhan, selalu waspada dalam pikiranmu. Maka hidupmu akan menjadi ibadah yang terus menerus kepada Tuhan.

-BABA

Thursday, July 4, 2013

Thought for the Day - 4th July 2013 (Thursday)

Liberation is attained when the Soul shines in its own divinity. Liberation is not a nation or a suburb in paradise where aristocratic residents secure good sites. Liberation is the condition of one who has shed delusion. Shed delusion, then grief will be destroyed and joy established. Removal of Grief (Dukha-Nivrithi) and Attainment of Bliss (Ananda-Prapthi), happen at the same time. Your mind is the villain, its other name is desire! When you pull out all the yarn from a piece of cloth, there is no cloth. So too, pull out all the desires from the mind; the mind disappears and you attain freedom! Grief and joy are the obverse and reverse of the same experience. Joy is when grief ends, grief is when joy ends. Just as you must set the table for two when you invite a blind person for dinner (the blind person and his/her companion), so too, grief and joy are inseparable.

Pembebasan dapat dicapai ketika Soul (Atma) bersinar dalam keilahiannya sendiri. Pembebasan bukanlah suatu tempat di surga di mana para bangsawan mendapatkan tempat yang baik. Pembebasan adalah kondisi orang yang telah melepaskan delusi (maya). Lepaskanlah delusi (maya), maka penderitaan akan lenyap dan digantikan dengan kebahagiaan. Lenyapnya Duka (Dukha-Nivrithi) dan tercapainya kebahagiaan abadi (Ananda-Prapthi), terjadi pada waktu yang sama. Pikiranmu mengandung karakter yang tidak baik, nama lainnya adalah keinginan! Ketika engkau menarik semua benang dari sepotong kain, maka tidak akan ada kain. Demikian juga, tariklah keluar semua keinginan dari pikiran, pikiran akan hilang dan engkau akan mencapai kebebasan! Penderitaan dan kebahagiaan adalah bagian depan dan belakang pengalaman yang sama. Ketika penderitaan berakhir itulah kebahagiaan, demikian pula penderitaan adalah ketika kebahagiaan berakhir. Sama seperti engkau harus menata meja untuk dua orang ketika engkau mengundang orang buta untuk makan malam (orang buta dan temannya), demikian juga, penderitaan dan kebahagiaan tidak akan terpisahkan.

-BABA

Wednesday, July 3, 2013

Thought for the Day - 3rd July 2013 (Wednesday)

Attach yourself to God, then all other attachment for the temporary objects will automatically fall off. At least, you will start seeing worldly objects in the right manner, in the light of their relative reality. It is only when the tiny little ego assumes enormous importance, there is a lot of bother. That is the root of all the travail. In your heart there is the Aatma Rama, the Rama who will confer eternal joy upon you. So repeat the Name of the Lord. The Lord’s Name is the Sun, which can make the lotus in the heart blossom in full. Lord Rama is not merely the son of emperor Dasaratha, but is the Ruler of Dasa Indriyas (the ten senses). The recital of Lord Rama’s Name must become as automatic and as frequent as your very breath. The Lord’s name will endow you with power and all the spiritual capital you need.

Engkau hendaknya melekatkan dirimu kepada Tuhan, maka semua kemelekatan lainnya, objek-objek duniawi yang bersifat sementara ini, secara otomatis akan lenyap. Setidaknya, engkau akan mulai melihat benda-benda duniawi dengan cara yang benar. Akar dari semua penderitaan, ketika menganggap diri yang kecil ini sebagai yang besar dan penting. Dalam hatimu ada Aatma Rama, Rama yang akan memberikan sukacita abadi padamu. Jadi engkau hendaknya mengulang-ulang Nama Tuhan. Nama Tuhan adalah Matahari, yang dapat membuat teratai mekar di hati secara penuh. Rama bukan hanya sebagai putra Raja Dasaratha, tetapi Penguasa Dasa indriyas (sepuluh indera). Pengucapan Nama Rama hendaknya menjadi otomatis dan sering seperti hembusan napas. Nama Tuhan akan memberkatimu dengan kekuatan dan semua modal spiritual yang engkau butuhkan.

-BABA

Tuesday, July 2, 2013

Thought for the Day - 30th June - 2nd July 2013

Date: Sunday, June 30, 2013


This day, you may feel you have no need of the Lord, but remember, when the pangs of hunger gnaw, you start pining for food. Therefore, wash your hearts with tears of joy so that the Lord might install Himself therein. A zamindar may own all of the fields up to the very horizon on all sides, but he will choose to sit only on a patch that is clean! In the same way, when the Lord chooses the heart of a devotee, it does not mean that all other hearts are not His. They are only not clean enough. He is everywhere, everything is His, His gaze is on all. If God was not all this, how could they shine, or exist even as much as they do now? Therefore, have full faith in God and in yourselves, engage always in good deeds and beneficial activities; speak the truth, do not inflict pain by word or deed or even thought. That is the way to gain peace; that is the highest merit which you can earn in this life.


Saat ini, engkau mungkin merasakan bahwa engkau tidak membutuhkan Tuhan, tetapi ingatlah, ketika sakitnya penderitaan kelaparan menggerogoti, engkau mulai merindukan makanan. Oleh karena itu, cucilah hatimu dengan air mata kebahagiaan sehingga Tuhan dapat meng-install Diri Beliau Sendiri di dalamnya. Seorang zamindar (penguasa/keluarga ningrat) bisa jadi memiliki tanah/ladang sampai di semua sisi, tetapi ia akan memilih untuk duduk hanya pada patch (sebidang tanah) yang bersih! Dengan cara yang sama, ketika Tuhan memilih hati para bhakta-Nya, itu bukan berarti bahwa semua hati yang lainnya bukan hati-Nya. Mereka hanya belum cukup murni. Beliau ada di mana-mana, semuanya adalah Beliau, tatapan-Nya adalah untuk semuanya. Jika Tuhan bukan semuanya ini, bagaimana mungkin mereka dapat bersinar, atau ada bahkan sebanyak yang mereka lakukan sekarang? Oleh karena itu, milikilah keyakinan penuh kepada Tuhan dan pada dirimu sendiri, selalu berbuat baik dan melakukan kegiatan yang bermanfaat, berbicara kebenaran, tidak menimbulkan rasa sakit pada perkataan atau perbuatan atau bahkan dalam pikiran. Itulah cara untuk mendapatkan kedamaian; itulah pahala tertinggi yang bisa engkau peroleh dalam kehidupan ini.

-BABA




Date: Monday, July 01, 2013


What the world needs is more hard work, done in a spirit of sacrifice, of relinquishing one’s personal comforts to make others happy. Every being has truth, sweetness and Divinity embedded within them. Only they do not take the time to learn how to manifest that latent Divinity, how to realize the Truth and how to taste that innate sweetness. Hence people carry the twin burdens of joy and grief tied to the ends of a single pole slung across their shoulders. Courage is the tonic for getting health and strength, both physical and mental. Give up doubt, hesitation and fear. Never give any chance for these to strike root in your mind. Take the Name of your Favourite Lord and savour it on your tongue – it will help you give up fear and doubt. Through your own inner divine strength, you can achieve anything. You can become God, for sure! Keep the Name of the Lord always on your tongue and in your mind; it will help you give up fear and doubt.



Apa kebutuhan dunia saat ini adalah bekerja lebih keras, yang dilakukan dalam semangat pengorbanan, melepaskan kenyamanannya sendiri untuk membuat orang lain berbahagia. Setiap makhluk memiliki kebenaran, kemanisan, dan Divinity (ketuhanan) yang tertanam dalam diri mereka. Hanya mereka tidak mengambil waktu untuk belajar bagaimana untuk mewujudkan Divinity yang laten, bagaimana mewujudkan Kebenaran dan bagaimana merasakan kemanisan yang latent tersebut. Karena alasan itulah orang-orang membawa beban kembar sukacita dan penderitaan yang terikat pada bahu mereka. Keberanian adalah tonik untuk mendapatkan kesehatan dan kekuatan, baik fisik dan mental. Tinggalkanlah keragu-raguan, ketidakpastian, dan ketakutan. Janganlah pernah memberikan kesempatan pada semuanya itu menyerang akar pikiranmu. Ambillah Nama Tuhan Favorit-mu dan menikmatinya di lidah - ini akan membantumu melepaskan ketakutan dan keragu-raguan. Melalui kekuatan ilahi dalam dirimu sendiri, engkau dapat mencapai apapun. Engkau bisa menjadi perwujudan Tuhan. Simpanlah selalu Nama Tuhan di lidah-mu dan dalam pikiran-mu, itu akan membantumu melepaskan ketakutan dan keragu-raguan.
-BABA



Date: Tuesday, July 02, 2013

 
There is no need to fight against the fundamental delusion of body attachment with overwhelming force and argument. Delusion will disappear, if you just sit quietly for one minute and analyse for yourself your own experience with this transient world. Jnana (Wisdom) is not Apraaptha-praapthi, something that is acquired from somewhere, like the gift of money from a donor to a person who did not have it. Wisdom is Praaptha-Praapthi! It is like forgetting about the ten-rupee note that you kept in a book you were reading. You then lent that book to someone and later asked him for a ten-rupee loan. He just gave it to you from the book, which is your own money. Similarly the Guru brings out the treasure of wisdom, from your very own hridaya pustaka - book of your heart!


Tidak perlu untuk melawan delusi (maya) kelekatan pada badan jasmani dengan kekuatan luar biasa dan argumen. Delusi akan hilang, hanya jika engkau duduk diam selama satu menit dan menganalisis sendiri pengalamanmu sendiri pada dunia yang sementara ini. Jnana (Wisdom) bukanlah Apraaptha-praapthi, sesuatu yang diperoleh dari suatu tempat, seperti pemberian uang dari si penyumbang kepada orang yang tidak memilikinya. Kebijaksanaan adalah Praaptha-Praapthi! Hal ini dapat diibaratkan seperti engkau  lupa meletakkan uang sepuluh rupee yang disimpan dalam sebuah buku yang sedang engkau baca. Engkau kemudian meminjamkan buku itu kepada seseorang dan kemudian engkau meminjam sepuluh rupee darinya. Dia memberikan kepadamu sepuluh rupee yang berasal dari buku tsb, yang adalah uangmu sendiri. Demikian pula, Guru, mengungkapkan harta kebijaksanaan, dari Hridaya pustaka-mu sendiri  - buku yang berasal dari hatimu!
-BABA