Friday, December 31, 2010

Thought for the Day - 31st December 2010 (Friday)

Never feel depressed when you are weighed down by difficulties. God will never impose on you ordeals that you cannot bear. He tests his devotees in various ways. Test is the ‘taste’ of God. Never fear any test. Be ready to sacrifice even your life for the sake of God. Only then will God protect you. There are no defects in God. All words and deeds of God are perfect. What you see is the reflection, reaction and resound of your feelings. They are psychological in nature. God always grants us welfare alone. Understand and experience this truth.


Janganlah pernah merasa tertekan ketika engkau dibebani dengan kesulitan. Tuhan tidak pernah akan membebankan cobaan yang engkau tidak bisa menanggungnya. Beliau menguji bhakta-Nya dengan berbagai cara. Test adalah 'taste (rasa)' dari Tuhan. Janganlah takut pada ujian apapun. Bersiaplah untuk berkorban bahkan mengorbankan hidupmu demi Tuhan. Hanya setelah itu Tuhan akan melindungimu. Tidak ada cacat pada Tuhan. Semua kata-kata dan perbuatan Tuhan adalah sempurna. Apa yang engkau lihat adalah refleksi, reaksi dan gema dari perasaanmu. Tuhan selalu memberkati kita kesejahteraan. Pahami dan alamilah kebenaran ini.

-BABA

Wednesday, December 29, 2010

Thought for the Day - 30th December 2010 (Thursday)

You should not waste your life in merely eating, drinking, and sleeping. In fact such a life is a blot on human nature itself. Every activity of yours should reflect the divine message. Unfortunately, this is not the case today. Some people claim that they have dedicated their lives to the mission of God. But in reality it is not so. They are wasting their precious time in materialistic pursuits. There is nothing wrong in studying, doing jobs, and earning money provided they are done in the right spirit, which is beneficial to one and all. You see many people suffering. In what way are you helping them? The dualities of life such as pain and pleasure go hand in hand. Pain and pleasure coexist. It is impossible to separate them. Pleasure does not exist separately. The fructification of pain is pleasure. This message of truth must be taught to the entire world. Without pain, one does not realise the value of pleasure. The value of light can be realised only when there is darkness.

Engkau seharusnya tidak menyia-nyiakan hidupmu semata-mata untuk makan, minum, dan tidur. Sesungguhnya hidup adalah noda pada sifat manusia itu sendiri. Setiap aktivitas yang engkau lakukan seharusnya mencerminkan pesan Ilahi. Sayangnya, hal ini tidak dilakukan. Beberapa orang menyatakan bahwa mereka telah mendedikasikan hidup mereka pada misi Tuhan. Namun pada kenyataannya tidaklah demikian. Mereka menyia-nyiakan waktu berharga mereka dalam pengejaran materialistis. Tidak ada yang salah dalam pendidikan, melakukan pekerjaan, dan mendapatkan uang asalkan hal tersebut dilakukan dengan semangat yang benar serta bermanfaat untuk kita sekalian. Engkau melihat banyak orang menderita. Dengan cara apa engkau membantu mereka? Dualitas kehidupan yaitu penderitaan dan kesenangan berjalan seiring. Penderitaan dan kesenangan hidup berdampingan. Tidak mungkin untuk memisahkannya. Kesenangan tidak ada secara terpisah. Penderitaan yang dialami akan membuahkan hasil berupa kesenangan di kemudian hari. Inilah pesan kebenaran yang harus diajarkan ke seluruh dunia. Tanpa merasakan penderitaan, seseorang tidak akan menyadari makna dari kesenangan. Makna cahaya dapat disadari hanya ketika ada kegelapan.

-BABA

Thought for the Day - 29th December 2010 (Wednesday)

Having taken birth as a human being, one has to realise the Divinity within. The primary duty of every individual, as a messenger of God, is to practice and propagate the principles of truth, love, and peace and to experience the bliss within and share it with others. The one who propagates the worldly, fleeting, and ephemeral matters cannot be called a Messenger of God. The one who loves God is the Messenger of God. The one whom God loves is the Son of God. The one who understands the principle of unity becomes one with God.



Setelah terlahir sebagai manusia, kita harus menyadari Divinity (ketuhanan) di dalam diri kita. Kewajiban utama dari setiap individu adalah menjadi utusan Tuhan, untuk mempraktekkan dan menyebarkan prinsip-prinsip kebenaran, cinta-kasih, dan kedamaian dan untuk mengalami kebahagiaan di dalam diri serta berbagi sifat-sifat tersebut dengan orang lain. Orang yang menyebarkan hal-hal duniawi, yang cepat berlalu, dan yang tidak kekal tidak bisa disebut sebagai utusan Tuhan. Orang yang mengasihi Tuhan adalah utusan Tuhan. Yang dikasihi Tuhan adalah Anak Tuhan. Orang yang memahami prinsip kesatuan akan menyatu dengan Tuhan.

-BABA

Tuesday, December 28, 2010

Thought for the Day - 28th December 2010 (Tuesday)

The world observes only the interval between birth and death; they concern themselves only with that limited period. But God, the Master and Sovereign of all the worlds, past, present and future, does not do like that. He has more compassion than the entire human race put together. He showers His grace, weighing the three tenses of time, the three tiers of space, and the three traits of character. He knows best, more than any one of us; the best recourse for you is to believe that everything is His Will and be at peace, and immerse yourself in the contemplation of His glory and grace.

Dunia hanya mengamati interval antara kelahiran dan kematian, hanya memusatkan perhatian pada jangka waktu yang terbatas. Tetapi Tuhan, Master dan Penguasa segalanya, masa lalu, sekarang dan masa depan, tidaklah melakukan hal seperti itu. Beliau memiliki Kasih yang amat luas bahkan lebih dari jika seluruh umat manusia disatukan. Beliau melimpahkan anugerah-Nya, menimbang tiga masa waktu, tiga tingkatan ruang, dan tiga ciri-ciri karakter. Beliau tahu yang terbaik, lebih dari yang kita ketahui; jalan terbaik bagi kita adalah percaya bahwa segala sesuatu adalah kehendak-Nya dan hiduplah dalam damai, serta tenggelamkanlah diri kita dalam perenungan kemuliaan dan berkat-Nya.

-BABA

Sunday, December 26, 2010

Thought for the Day - 27th December 2010 (Monday)

To battle against the tendency of body-identification, and to win the grace of God as the only means of victory, spiritual exercises have been laid down, such as philosophical inquiry, besides sense control (Dama), and other disciplines of the six-fold Sadhana (spiritual discipline). The practice of these will ensure the purification of the consciousness. It will then become like a clean mirror that can reflect the object, so the Atma will stand revealed clearly. For Jnanasiddhi (the attainment of the highest wisdom), Chitthashuddhi (the cleansing of the consciousness) is the royal path. For the pure in heart, this is easy of achievement. This is the central truth of the search for the Ultimate Reality.

Untuk berperang melawan kecenderungan badan, dan untuk mendapatkan berkat Tuhan sebagai satu-satunya kemenangan, latihan rohani telah ditentukan, sebagaimana penyelidikan filosofis, selain mengendalikan indera (Dama), dan disiplin lainnya dari enam kali Sadhana (disiplin spiritual). Praktek ini pasti akan memurnikan kesadaran. Hal ini kemudian akan menjadi seperti cermin bersih yang dapat mencerminkan objek, sehingga Atma akan nampak jelas. Untuk Jnanasiddhi (pencapaian kebijaksanaan tertinggi), caranya adalah dengan Chitthashuddhi (pemurnian kesadaran). Bagi mereka yang murni hatinya, ini sangat mudah dicapai. Inilah kebenaran utama untuk mencapai Realitas Akhir.

-BABA

Thought for the Day - 26th December 2010 (Sunday)

Unity of head, heart, and hand is essential for man. This is the true significance behind the Christians making the cross sign. Install God in your heart. Contemplate on Him and undertake good deeds. Consider every activity as God’s work and act accordingly. Merely feeding the poor and distributing clothes to the needy do not constitute Seva (selfless service). Along with this, one has to cultivate love, which is eternal. Right from dawn to dusk all our actions should be suffused with love. Start the day with love, fill the day with love, spend the day with love, end the day with love. This is the way to God.

Kesatuan antara kepala, hati, dan tangan sangatlah penting bagi manusia. Inilah arti sebenarnya di balik orang-orang Kristen membuat tanda silang (salib). Tempatkanlah Tuhan dalam hatimu. Renungkanlah Dia dan lakukanlah perbuatan baik. Anggaplah setiap aktivitas sebagai pekerjaan Tuhan dan bertindaklah sesuai dengan hal tersebut. Semata-mata memberikan makanan pada orang miskin dan memberikan pakaian pada orang yang memerlukan bukanlah merupakan Seva (pelayanan tanpa pamrih). Seiring dengan ini, kita harus mengembangkan cinta-kasih, karena hanya cinta-kasihlah yang kekal. Apapun yang kita lakukan dari fajar hingga senja, semuanya harus diliputi dengan cinta-kasih. Mulailah hari dengan cinta, isilah hari dengan cinta, lewatkanlah hari dengan cinta-kasih, dan akhiri hari dengan cinta-kasih. Inilah jalan Tuhan.

-BABA

Thought for the Day - 25th December 2010 (Saturday)

Worship Jesus by following His ideals. Jesus pointed to three stages. The first one is “I am the Messenger of God.” He wanted to propagate the message of God. The second one is, “I am the Son of God.” The son has a claim to father’s property. What is the property of God? Truth, love, forbearance, peace, and righteousness are the properties of God. So, you must strive to attain these qualities. You must practice, experience, and propagate these virtues. Only then do you deserve to be called Son of God. The third one is “I and My Father are one.” This stage is attained when the principle of unity is realised. Jesus was always blissful and was prepared for anything because He understood that the body is merely vesture and God is the indweller.

Pujalah Yesus dengan mengikuti teladan-Nya. Yesus mengungkapkan tiga hal. Yang pertama, "Aku adalah utusan Tuhan."Beliau ingin menyebarkan pesan Tuhan. Yang kedua, "Aku adalah Anak Tuhan." Anak bisa mendapatkan milik ayah-Nya. Apa yang menjadi milik Tuhan? Kebenaran, cinta-kasih, kesabaran, kedamaian, dan kebajikan adalah milik Tuhan. Jadi, engkau harus berusaha untuk mencapai sifat-sifat ini. Engkau harus mempraktekkan, mengalami, dan menyebarkan kebajikan-kebajikan ini. Hanya setelah itu engkau layak disebut sebagai Anak Tuhan. Yang ketiga, "Aku dan Bapa adalah satu." Tahap ini dicapai ketika prinsip kesatuan direalisasikan. Yesus selalu bahagia dan siap dengan segala sesuatu karena Beliau memahami bahwa badan ini hanyalah pakaian dan Tuhan-lah sebagai penghuninya.

-BABA

Friday, December 24, 2010

Thought for the Day - 24th December 2010 (Friday)

Every human being is a messenger of God. Everyone is born in this world by the Will of God. Your foremost duty is to make the stream of Divine Love flow to one and all. You are born not merely to live for yourself. Only by dedicating your life to the service of the society, will you ennoble yourself and achieve self-satisfaction. God has sent you to this world to practice and propagate this message. Of what avail is human birth if you remain like a lump of clay without serving the society?

Setiap manusia adalah utusan Tuhan. Setiap orang lahir di dunia ini karena kehendak Tuhan. Kewajiban utamamu adalah untuk mengalirkan Cinta-kasih Tuhan bagi semuanya. Engkau dilahirkan bukan hanya untuk hidupmu sendiri. Hanya dengan mengabdikan hidupmu untuk melayani masyarakat, engkau akan memuliakan dirimu sendiri dan mencapai kepuasan diri. Tuhan telah mengutusmu ke dunia ini untuk menjalankan dan menyebarkan pesan ini. Apa gunanya terlahir sebagai manusia jika engkau tetap seperti segumpal tanah liat tanpa melayani masyarakat?

-BABA

Wednesday, December 22, 2010

Thought for the Day - 23rd December 2010 (Thursday)

Adored by the Muslims as Allah, as Jehovah by the Christians, as the lotus-eyed Lord Vishnu by the Vaishnavites (worshippers of Lord Vishnu), and as Shambhu by the Shaivites (worshippers of Lord Shiva), God is worshipped as the One Supreme Self, who confers health and wealth. People may worship God in various names and forms, but the very same God responds to the prayers of all.

Dipuja sebagai Allah oleh kaum Muslim, sebagai Jehovah oleh umat Kristen, sebagai Dewa Vishnu yang memiliki mata seindah lotus oleh Vaishnavites (pemuja Dewa Wisnu), dan sebagai Shambhu oleh Shaivites (pemuja Dewa Siwa), Tuhan dipuja sebagai Yang Maha Esa, yang menganugerahkan kesehatan dan kesejahteraan. Orang-orang memuja Tuhan dalam berbagai nama dan bentuk, tetapi Tuhan yang sama menanggapi semua doa-doa.

-BABA

Thought for the Day - 22nd December 2010 (Wednesday)

People are suffering despair and defeat on account of the waywardness and unsteadiness of the senses. This is the result of inability to control and guide the intelligence and mind! The conflicting desires infecting the mind have to be quenched and controlled. Plunge the wayward mind, which is fleeing in all directions, in contemplation of the Name of the Lord; the effect will be like concentrating the rays of the sun through a piece of magnifying glass. The scattered rays develop the power of a flame to burn and consume. So too, when the waves of intellect and the feelings of mind get one-pointedness through the converging lens of the Atma, they manifest as the Universal Divine Splendour that can scorch evil and illumine joy. Everyone is able to gain success in his/her profession or occupation only through one-pointed attention. Even the pettiest of tasks needs the quality of concentration for its fulfilment. Thus, even the toughest problem yields to unswerving endeavour.


Orang-orang kehilangan harapan dan mengalami kekalahan pada nilai ketidakpatuhan serta diombang-ambingkan oleh indera. Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan untuk mengontrol dan membimbing kecerdasan dan pikiran! Keinginan-keinginan yang berlawanan yang mempengaruhi pikiran harus dipadamkan dan dikendalikan. Menyelami pikiran yang sulit dikendalikan, arahkanlah pikiran pada perenungan Nama Tuhan; efeknya diibaratkan seperti berkonsentrasi pada sinar matahari melalui sepotong kaca pembesar. Sinar matahari tersebar menghasilkan kekuatan api untuk membakar dan menghanguskan. Demikian juga, ketika gelombang intelek dan pikiran mendapatkan satu-kemanunggalan melalui lensa yang terpusat pada Atma, mereka menjelma sebagai Kemuliaan Universal Illahi yang dapat membakar keburukan dan memancarkan kebahagiaan. Setiap orang mampu meraih sukses pada profesinya atau pekerjaannya hanya melalui satu titik perhatian. Bahkan pekerjaan yang remeh pun membutuhkan konsentrasi dalam penyelesaiannya. Jadi, walaupun mendapatkan masalah yang paling sulit-pun diperlukan usaha yang teguh.

-BABA

Tuesday, December 21, 2010

Thought for the Day - 21st December 2010 (Tuesday)

Droupadi asked Dharmaja one day, “Lord! You are undoubtedly the topmost among those who follow unwaveringly the path of Dharma; yet, how is it that such a terrible calamity happened to you?” Dharmaja replied, “Droupadi, do not grieve. Look at this Himalayan range. How magnificent, glorious, beautiful and sublime it is! It is so splendid a phenomenon that I love it without limit. It will not grant me anything; but it is my nature to love the beautiful, the sublime. So, here too I am residing with Love. The embodiment of this sublime beauty is God. This is the meaning and significance of the love for God. God is the only entity that is worth loving. This is the reason why I love Him. I shall not wish for any favour from Him. I shall not pray for any boon. Let him keep me where He loves to keep me. The highest reward for my love is His love! My love is not an article in the market.” Thus Dharmaja taught Droupadi that Love is a Divine quality and has to be treated so. Love is the spontaneous nature of those who are ever present in the awareness of the Atma.


Suatu hari, Droupadi bertanya pada Dharmaja, "Yang Mulia! Engkau tidak diragukan lagi adalah yang paling mulia di antara mereka yang mengikuti jalan Dharma dengan teguh, namun, apa sebabnya bencana juga terjadi padamu?” Dharmaja menjawab," Droupadi, jangan bersedih. Lihatlah jajaran pegunungan Himalaya. Betapa megah, mulia, indah, dan agungnya! Akan sangat baik sekali jika aku mengasihi tanpa batas. Hal ini tidak akan memberikan apa-apa bagiku; tetapi merupakan sifat-ku untuk mencintai keindahan dan keagungan. Jadi, disini aku juga tinggal dengan Cinta-kasih. Perwujudan dari keindahan agung adalah Tuhan. Ini adalah makna dan arti cinta-kasih untuk Tuhan. Tuhan adalah satu-satunya entitas yang layak dicintai. Inilah alasannya mengapa aku mencintai-Nya. Aku tidak akan mengharapkan karunia-Nya. Aku tidak akan berdoa untuk anugerah apapun. Biarlah hanya Beliau yang mengasihi dan menjaga-ku. Hadiah tertinggi untuk cinta-kasih yang aku persembahkan hanyalah cintakasih-Nya! Cinta-kasih-ku bukanlah barang dagangan di pasar." Demikianlah Dharmaja mengajarkan Droupadi bahwa Cinta-kasih adalah sifat Tuhan dan harus diperlakukan dengan demikian. Cinta-kasih adalah sifat alami bagi siapapun yang merasakan kesadaran Atma.

-BABA