The body is
the temple of God, He is the resident of the heart, and intelligence (Buddhi)
is the lamp that is lit in its altar. Protect the lamp and its glow from the wind
that blows through the windows of the senses and threatens to put them out.
Close the windows, do not keep them open for dire attraction from objects. Keep
your intellect sharp, so that it may cut the mind into a diamond and convert it
into a blaze of light, instead of being a dull pebble. Discrimination is an
important instrument of spiritual progress. Attachment, affection, and
interests - these create prejudice, partiality, and illusion. They hide the
truth and dull the intelligence. The reasoning faculty must be employed to
distinguish between the limited and the unlimited, the temporary and the
Eternal.
Badan ini adalah temple/kuil Tuhan, Beliau bersemayam
dalam hati, dan kecerdasan (Buddhi) adalah lampu yang menyala di altar-Nya.
Engkau hendaknya melindungi lampu dan cahaya dari angin yang berhembus melalui
jendela dari indera yang dapat mengancam padamnya cahaya tersebut. Maka dari
itu, tutuplah jendela, jangan biarkan jendela terbuka karena bisa menarik
objek-objek duniawi. Engkau juga hendaknya menjaga intelekmu agar tetap tajam,
sehingga dapat memotong berlian dan mengubahnya menjadi cemerlang, bukan
kerikil yang kusam. Diskriminasi (kemampuan untuk membedakan) merupakan
instrumen penting dari kemajuan spiritual. Keterikatan, kemelekatan, dan
kepentingan – semuanya ini dapat menimbulkan prasangka/kecurigaan,
keberpihakan, dan ilusi. Sifat-sifat tersebut menyembunyikan kebenaran dan dapat
menumpulkan intelegensi. Oleh karena itu, engkau hendaknya menggunakan
kemampuan penalaran untuk membedakan antara yang terbatas dan tak terbatas, serta
yang sementara dan Abadi.
-BABA
No comments:
Post a Comment