Friday, April 30, 2010

Thought for the Day - 2nd May 2010 (Sunday)


Vidya (true knowledge) instructs you to reform yourself first. After transforming yourself, try to reform others. That is the advice offered by Vidya. The delusive attachment to the objective world can be uprooted by means of selfless service rendered as worship to the Lord. Genuine devotion is characterized by love for all, at all times, everywhere.

Vidya (pengetahuan sejati), pertama-tama menginstruksikan pada dirimu untuk memperbaiki dirimu menjadi lebih baik. Setelah mentransformasi dirimu, cobalah untuk mereformasi orang lain. Hal inilah yang disarankan oleh Vidya. Keterikatan pada benda-benda duniawi dapat ditumbangkan dengan cara melakukan pelayanan tanpa pamrih yang dipersembahkan sebagai pemujaan kepada Tuhan. Pengabdian yang sejati ditandai dengan kasih untuk semuanya, dimana-mana dan setiap saat.

-BABA

Thought for the Day - 1st May 2010 (Saturday)


For beings immersed in the world, there are two obstacles that must be overcome: the craving for animal desires and the craving of the tongue. Every one of you must conquer these. So long as they persist, they cause sorrow. These are the causes of all sins, and sin is the manure on which Maya (delusion) thrives. Those aspiring for liberation should subdue the senses. To conquer these desires, whatever activity you do - eating, walking, studying, serving or moving, you should perform them in the belief that they lead you to the presence of God. Every action should be done in a spirit of dedication to the Lord.


Bagi setiap mahluk yang ditenggelamkan dalam kehidupan duniawi, ada dua hambatan yang harus diatasi: nafsu hewaniah dan memuaskan lidah. Setiap orang harus menaklukkan hambatan ini. Jadi selama mereka memperturutkan keinginan mereka, hal tersebut menyebabkan penderitaan. Inilah penyebab dari semua dosa, dan dosalah yang memupuk Maya (delusi) tumbuh dengan subur. Mereka yang menginginkan pembebasan, haruslah menaklukkan inderanya. Untuk menaklukkan keinginan ini, apapun aktivitas yang engkau lakukan - makan, berjalan, belajar, melayani atau melangkah, engkau seharusnya melakukan hal tersebut dalam keyakinan bahwa itu akan mengarahkanmu ke hadirat Tuhan. Setiap tindakan harus dilakukan dalam semangat pengabdian pada Tuhan.

-BABA

Thought for the Day 30th April 2010 (Friday)


Service is the blossom of Prema (love), a flower that fills the mind with rapture. Harmlessness is the fragrance of that flower. Let even your little acts be suffused with compassion and reverence. Be assured that your character would thereby shine greatly. The highest happiness is contentment. Where there is no harshness, holiness will thrive and virtue will flourish. Where greed exists, there, vice will breed thick.

Pelayanan itu mekar dari Prema (cinta-kasih), sebuah bunga yang mengisi pikiran dengan kebahagiaan. Tidak menyakiti adalah keharuman dari bunga. Biarlah bahkan tindakan sekecil apapun yang engkau lakukan diliputi dengan kasih sayang dan rasa hormat. Yakinlah bahwa karakter yang demikian itu akan bersinar penuh kemuliaan. Kebahagiaan tertinggi adalah kepuasan. Di mana tidak ada kekerasan, kesucian akan berkembang dan kebajikan akan tumbuh dengan subur. Dimana ada keserakahan, maka perbuatan buruk akan berkembang biak.

-BABA

Wednesday, April 28, 2010

Thought for the Day - 29th April 2010 (Thursday)


Worship God with purity of feeling and free from all other thoughts. As a result of this worship, the Lord will appear before your inner eye, in the form which is dear to you. This vision is not a matter of imagination; it is a ‘face to face’ experience. Without difference of location, you can abide in the presence of the Lord. Sometimes you may see everything as the glory of the Lord and become suffused with God consciousness. All these are the fruits of your devotion. As your devotion matures further, all differences disappear and unity is attained, and the highest stage is reached. This is called Saayujya. You should aspire for this Merger with the Lord. At this stage, you will wish to serve the Lord as He pleases and experience joy from the Divine Form.

Pujalah Tuhan dengan perasaan yang murni dan bebas dari segala pikiran lainnya. Sebagai hasil dari pemujaan ini, Tuhan akan muncul dihadapan mata batinmu, dalam wujud yang engkau puja. Pandangan ini bukanlah imajinasi, ini merupakan pengalaman 'tatap muka'. Tanpa membedakan tempat, engkau dapat tinggal dalam hadirat Tuhan. Kadang-kadang engkau mungkin melihat segala sesuatu sebagai kemuliaan Tuhan dan kemudian diliputi dengan kesadaran Tuhan. Semua ini adalah buah dari bhakti (pengabdian) yang telah engkau lakukan. Saat bhakti (pengabdian)mu sudah sempurna, selanjutnya semua perbedaan lenyap dan kesatuan akan dicapai, dan tahapan tertinggi pun akan tercapai. Ini disebut Saayujya. Engkau harus mempunyai keinginan untuk mendapatkan hal ini yaitu menyatu dengan Tuhan. Pada tahapan ini, engkau akan mempunyai keinginan untuk melayani Tuhan sebagaimana yang Beliau kehendaki dan mengalami kebahagiaan dari Wujud Tuhan.

-BABA

Thoought for the Day - 28th April 2010 (Wednesday)


Rendering service to others, without expecting service from them in return is the secret to ensure peace and prosperity for all. Karma or activity which binds is a huge, fast-growing tree. Undertake every act as an act of worship to glorify the Lord; it is like a powerful axe that can cut the root of the tree. This is the true Yagna, the most important ritual that one must practise. This sacrifice promotes and confers Brahma Vidya (Self Knowledge). The yearning to do Seva must flow in every nerve of the body, penetrate every bone and activate every cell.

Memberikan pelayanan kepada orang lain, tanpa mengharapkan kembali pelayanan dari mereka adalah rahasia untuk menjamin kedamaian dan kemakmuran untuk semuanya. Karma atau perbuatan yang mengikat adalah sesuatu yang sangat besar, seperti pohon yang cepat tumbuh. Melakukan setiap tindakan sebagai pemujaan untuk memuliakan Tuhan, diibaratkan seperti sebuah kapak yang kuat yang dapat memotong akar pohon. Ini adalah Yagna sejati, ritual yang paling penting bahwa seseorang harus melakukannya. Pengorbanan ini meningkatkan dan menganugerahkan Brahma Vidya (Pengetahuan Atma). Kerinduan untuk melakukan seva (pelayanan) harus mengalir di setiap saraf tubuhmu, menembus setiap tulang dan mengaktifkan setiap sel.

-BABA

Tuesday, April 27, 2010

Thought for the Day - 27th April 2010


A kitten simply continues mewing in its place, placing all its burdens on its mother. The mother cat holds the kitten in its mouth and moves it to more elevated places or transports it safely through even very narrow passages. So too, the Lord will grant everything that is needed in this life, if all burdens are placed on Him and if He is pursued ceaselessly without forgetting him for even a moment. All that is required is to place the entire burden on the Lord and surrender fully to His Will. He will certainly provide everything. Lakshmana, the dear brother of Rama was an exemplar, who followed this path of devotion called Marjalakishora.

Seekor anak kucing terus-menerus mengeong di tempatnya, meletakkan semua beban hidupnya pada ibunya. Ibu kucing membawa anak kucing tersebut dalam mulutnya dan memindahkannya ke tempat yang lebih tinggi atau mengangkutnya dengan aman bahkan melalui jalan yang sempit. Demikian juga, Tuhan akan memberikan segala sesuatu yang diperlukan dalam hidup ini, jika semua beban ditempatkan pada-Nya dan jika Beliau dikejar terus-menerus tiada henti tanpa melupakan-Nya bahkan untuk beberapa saat. Semua yang dibutuhkan adalah menempatkan seluruh beban pada Tuhan dan memasrahkan diri sepenuhnya kepada kehendak-Nya. Beliau pasti akan memberikan segalanya. Yang mengikuti jalan pengabdian seperti ini disebut Marjalakishora, salah satu contoh yang melaksanakan bhakti (pengabdian) seperti ini adalah Laksmana adik kesayangan Rama.

-BABA

Monday, April 26, 2010

Thought for the Day - 26th April 2010 (Monday)


While rendering service, the attitude of it being done for one's own satisfaction should not tarnish it. Service must be rendered as an essential part of the process of living itself. This is the real core of true knowledge. It is as core as brick and mortar are, to a house that is being built. The activity of service needs the Vidya (true education) that can strengthen our resolve in purifying our thought, word and deed. Such Vidya and service springing from the heart is essential for the country's progress.

Saat memberikan pelayanan pada orang lain, seharusnya pelayanan tidak dinodai dengan sikap untuk kepuasan diri sendiri. Pelayanan harus diberikan sebagai bagian penting dari proses kehidupan itu sendiri. Hal ini adalah inti sebenarnya dari pengetahuan sejati. Bagi sebuah rumah yang sedang dibangun, ini diibaratkan dengan batu bata dan adukan semen. Kegiatan pelayanan memerlukan Vidya (pendidikan sejati) yang dapat memperkuat tekad kita dalam memurnikan pikiran, perkataan, dan perbuatan kita. Vidya yang seperti itu dan pelayanan yang muncul dari hati adalah hal yang diperlukan untuk kemajuan negara.

-BABA

Thought for the Day - 25th April 2010


Your devotion to God has to be continuous, uninterrupted, like the flow of oil from one vessel to another. You may have observed that the young monkey relies on its own strength to protect itself. Wherever its mother might jump, it has to attach itself fast to the mother's belly and should not release its hold, even if pulled apart. So too, as a devotee you must stand the test at the hands of the Lord and hold on to the Lord's Name at all times and under all conditions, tirelessly, without the slightest trace of dislike or disgust, bearing ridicule, criticism of the world and overcoming the feelings of shame and defeat. Practice of devotion of this kind is called Markatakishora Marga. Prahlada, a great child devotee of the Lord, practiced this kind of devotion.


Bhakti (pengabdian)mu pada Tuhan harus terus menerus, tidak terputus, diibaratkan seperti aliran minyak dari satu bejana ke bejana yang lain. Engkau mungkin telah mengamati bahwa monyet muda mengandalkan kekuatannya sendiri untuk melindungi dirinya. Kemanapun ibunya melompat, secepatnya ia harus melekatkan dirinya ke perut ibunya dan tidak ingin lepas dari pegangannya, bahkan jika pegangannya terlepas. Demikian juga, sebagai seorang Bhakta, engkau harus berpegangan pada tangan Tuhan serta berpegang pada Nama Tuhan setiap saat dan dalam semua keadaan, tanpa kenal lelah, tanpa sedikit pun perasaan tidak suka, tidak mencemooh, tidak mengkritik dunia dan mengatasi perasaan malu dan kegagalan. Praktek bhakti yang seperti ini disebut Markatakishora Marga. Prahlada, seorang bhakta agung, melaksanakan bhakti seperti ini.

-BABA

Saturday, April 24, 2010

Thought for the Day - 24th April 2010 (Saturday)


Vidya (true knowledge) impels one to pour into the sacrificial fire one's narrow ego and foster in its place, universal Love, which is the foundation for the superstructure of spiritual victory. Unbounded Love purifies and sanctifies the mind. Let your thoughts centre around God, the feelings and emotions be holy, and activities be the expression of selfless service. Let the mind, the heart and the hand be thus saturated with goodness. True education must accomplish this task of sublimation. Service rendered to another, has to confer full joy in all ways. Vidya must emphasize that in the name of service, no harm, or pain or grief should be inflicted on another.

Vidya (pengetahuan sejati) mendorong seseorang untuk menuangkan egonya ke dalam api korban suci dan meletakkannya di tempatnya, cinta-kasih universal, yang merupakan fondasi bagi suprastruktur kemenangan spiritual. Cinta-kasih yang tak terbatas dapat memurnikan dan menyucikan pikiran. Biarkan pikiranmu terpusat pada Tuhan, perasaan dan emosi menjadi suci, serta perbuatan menjadi ekspresi pelayanan tanpa pamrih. Biarkan pikiran, hati dan tangan dipenuhi dengan kebaikan. Pendidikan yang sesungguhnya harus menyempurnakan tugas suci ini. Pelayanan yang diberikan kepada orang lain, harus memberi kebahagiaan penuh dalam segala hal. Vidya harus menekankan bahwa dalam pelayanan, tidak merugikan, tidak ada rasa sakit atau kesedihan yang ditimbulkannya.

-BABA

Friday, April 23, 2010

Thought for the Day - 23rd April 2010 (Friday)


If you want to be a devotee, you must surrender completely to the Lord. Mere reading of scriptures is of no avail. One can experience joy only as a result of action. To have devotion, there is no restriction on caste, creed or gender. For the Lord's mission, the kinship with Him is attained only on account of devotion. Of what use is it to have status, wealth and character without loving devotion to the Lord? Like the cloud that does not bear rain, but wanders in the sky, people without devotion are at the mercy of the winds, irrespective of their caste or wealth, power and fame they possess.

Jika engkau ingin menjadi seorang Bhakta, engkau harus memasrahkan dirimu sepenuhnya kepada Tuhan. Semata-mata hanya membaca kitab suci tidak akan ada manfaatnya. Seseorang dapat mengalami kebahagiaan diakibatkan oleh perbuatan yang dilakukannya. Dalam bhakti (pengabdian), tidak ada batasan kasta, keyakinan atau jenis kelamin. Untuk misi Tuhan, persahabatan dengan-Nya hanya dicapai dengan bhakti (pengabdian). Apa gunanya memiliki status, kekayaan dan karakter kalau kita tidak memiliki rasa bhakti (pengabdian) yang penuh kasih kepada Tuhan? Pengabdian (bhakti) tanpa memandang kasta atau kekayaan, kekuasaan dan kemasyhuran yang kita miliki. Orang-orang yang tidak memiliki rasa bhakti (pengabdian) diibaratkan seperti awan yang tidak membawa hujan, tetapi mengembara di langit, karena kemurahan hati dari angin.

-BABA

Thursday, April 22, 2010

Thought for the Day - 22nd April 2010 (Thursday)


Prompted by the urge to advance the progress of others, you must dedicate your wealth, skill, position and status for the wellbeing of all. Then, you will become truly great. You must fulfill unfailingly, the vow of selfless service. If you are conscious of your basic duties and obligations, and spend your days in carrying them out, you will be in supreme peace, wherever you are. Through your influence, your neighborhood too, will share that peace.

Dengan dorongan untuk memajukan tingkat spiritual orang lain, engkau harus mendedikasikan kekayaanmu, kemampuanmu, posisimu, dan statusmu untuk kesejahteraan semuanya. Selanjutnya, engkau akan menjadi benar-benar mulia. Engkau harus melakukan pelayanan tanpa pamrih secara terus-menerus. Jika engkau sadar akan tugas dan kewajiban dasar yang engkau emban, dan menggunakan waktumu dalam melaksanakan pelayanan pada mereka, engkau akan mencapai kedamaian tertinggi, di manapun engkau berada. Melalui pengaruhmu, lingkunganmu juga akan mendapatkan kedamaian.

-BABA

Wednesday, April 21, 2010

Thought for the Day - 21st April 2010 (Wednesday)


Anyone who is engaged in mediation, spiritual practices and is imbued with self-control and discipline is dear to the Lord. Such devotees will also epitomize faith, patience, comradeship, kindness, joy and have unalloyed love for God. They possess discrimination, humility, wisdom and renunciation, and are always aware of their inner Self. They are constantly immersed in the contemplation of Leelas (Divine play). Whoever dwells on Lord's Name at all times and under all conditions, and sheds tears of Love when the Lord's Name is heard from any lip, know them to be genuine devotees.


Siapapun yang disibukkan dalam meditasi, praktek spiritual dan memiliki pengendalian diri serta disiplin adalah kekasih Tuhan. Setiap bhakta mempunyai keyakinan, kesabaran, persahabatan, kebaikan, kebahagiaan dan telah memiliki cinta-kasih yang murni pada Tuhan. Mereka memiliki kemampuan membedakan, kerendahan hati, kebijaksanaan dan tidak mementingkan diri sendiri, serta selalu menyadari batin mereka sendiri. Mereka selalu tenggelam dalam perenungan Leelas (permainan Tuhan). Siapapun yang merenungkan Nama Tuhan setiap saat serta dalam berbagai keadaan, dan menitikkan air mata cinta-kasih ketika mereka mendengar Nama Tuhan dari mulut siapa saja, ketahuilah mereka adalah Bhakta sejati.

-BABA

Tuesday, April 20, 2010

Thought for the Day - 20th April 2010 (Tuesday)


Whoever assigns his wealth, strength, intellect and devotion towards the promotion of humankind is worthy of reverence. They are those who are born for a noble purpose. They observe the holy vow of service, unsullied by thoughts of self. This ideal of service and the urge to practice it forms the very heart of education. This is Pure Love in its chief manifestation. God loves those individuals who undertake activities for the benefit of other people, as His dear children. These are ideal brothers and sisters for their countrymen.

Siapa pun yang memberikan kekayaannya, kemampuannya, kecerdasannya, dan pengabdiannya terhadap kemajuan manusia patut dihormati. Mereka adalah orang-orang yang dilahirkan untuk tujuan mulia. Mereka mematuhi janji sucinya serta tidak dipengaruhi oleh pemikirannya sendiri. Inilah tujuan dari pelayanan dan mendorongnya untuk mempraktekkannya yang merupakan inti dari pendidikan yang sebenarnya. Ini adalah cinta-kasih yang murni dalam manifestasi utamanya. Tuhan mengasihi orang-orang yang melakukan aktivitas bagi kepentingan orang lain. Merekalah orang-orang yang ideal untuk bangsanya.

-BABA