Peace is the best treasure without which power, authority, fame, fortune are all dry and burdensome. Tyagaraja has sung that there can be no happiness, without inner peace. To earn this peace and to be unshakably established in it, man must develop Abhyasa (steady practice) and Vairagyam (detachment). Vairagyam does not imply renunciation of family ties and fleeing into the loneliness of the jungle. It means our giving up of the feeling that things are permanent and capable of yielding supreme joy. The mind plays tricks with man and believes that some things are good and some bad, some eternal and some transitory. You might have a plateful of nice eatables before you and they might appear to be delicious and fine; but, if the cook announces that a lizard had fallen into the cooker when it was on fire and has been boiled alive, all the fascination for the food disappears in a trice! There is no object without fault or failing; there is no joy that is unmixed with pain; there is no act that is not tainted with egotism. So be warned and develop the detachment which will save you from grief.
- Divine Discourse, Apr 20, 1975.
Discrimination and detachment are the first and the second steps that man has to take in order to reach the eternal Atmic truth.
Kedamaian adalah harta terbaik yang tanpanya maka kekuasaan, kewenangan, ketenaran, keberuntungan semuanya ini menjadi kering dan menjadi beban. Tyagaraja telah melantunkan bahwa tidak akan ada kebahagiaan, tanpa adanya kedamaian batin. Untuk mendapatkan kedamaian ini dan mengakar kokoh di dalamnya, manusia harus mengembangkan Abhyasa (latihan yang tekun) dan Vairagyam (tanpa keterikatan). Vairagyam tidak berarti melepaskan ikatan keluarga dan melarikan diri dalam kesepian di dalam hutan. Vairagya mengandung makna bahwa kita harus melepaskan perasaan bahwa benda-benda duniawi bersifat permanen dan mampu memberikan suka cita tertinggi. Pikiran memainkan tipuan pada manusia dan percaya bahwa beberapa benda adalah baik dan beberapa lainnya adalah buruk, beberapa benda bersifat kekal dan beberapa lainnya bersifat sementara. Contohnya engkau memiliki sepiring makanan lezat dihadapanmu dan kelihatan begitu lezat; namun, jika tukang masak mengatakan bahwa cicak telah jatuh ke dalam panci pada saat memasak dan cicak itu direbus hidup-hidup, maka semua daya tarik dari makanan itu akan menjadi lenyap dalam sekejap! Tidak ada objek yang tanpa cacat atau kekurangan; tidak ada suka cita yang tidak tercampur dengan penderitaan; tidak ada perbuatan yang tidak ternoda dengan egoisme. Jadi waspadalah dan kembangkan tanpa keterikatan yang mana akan menyelamatkanmu dari kesedihan.
- Divine Discourse, Apr 20, 1975.
Kemampuan membedakan dan tanpa keterikatan adalah langkah awal dan kedua yang manusia harus ambil untuk mencapai kebenaran Atma yang kekal.
No comments:
Post a Comment