The capacity to overcome the Gunas (tendencies) of Prakriti (Nature) is not inherent in any one; it comes to one with the Grace of the Lord. And that Grace is to be won by Japa (Repetition of God’s Name) and Dhyana (Meditation). The truth has to be experienced, in order that it might not slip away from consciousness; and the discipline needed for this is also Japa and Dhyana. This must first be clearly understood: it is impossible for every one to control the tendencies of Prakriti; the power is possessed only by those who have Prakriti in their grip and whose commands Prakriti does obey. Prakriti is the basis of everything in the Universe. It is the basis of Creation and Existence. All this is Prakriti: men or women, beasts or birds, trees or plants; in fact, all that can be seen is inseparable from Prakriti.
Kemampuan untuk mengatasi guna (kecenderungan) dari Prakriti (Alam) tidak melekat pada siapa saja; ia datang pada seseorang karena Berkat Tuhan. Dan Berkat Tuhan itu harus dimenangkan dengan melakukan Japa (Pengulangan Nama Tuhan) dan Dhyana (Meditasi). Kebenaran harus dialami, agar supaya kemampuan itu tidak bisa melepaskan diri dari kesadaran; dan disiplin yang diperlukan untuk ini juga Japa dan Dhyana. Pertama-tama hal ini harus dipahami dengan jelas: tidak mungkin bagi setiap orang untuk mengendalikan kecenderungan Prakriti; kekuatan hanya dimiliki oleh mereka yang telah memiliki Prakriti dalam genggaman mereka dan yang mematuhi perintah Prakriti. Prakriti adalah dasar dari segala sesuatu di alam semesta. Ini adalah dasar dari Penciptaan dan Keberadaan. Semua ini adalah Prakriti: laki-laki atau perempuan, hewan atau burung, pohon atau tanaman, bahkan, semua yang dapat dilihat tidak dapat dipisahkan dari Prakriti.
-BABA
No comments:
Post a Comment