Each has its own dharma or innate specialty, individuality, or love characteristics. This rule applies equally to blades of grass and the stars. The cosmos is not one continuous flux. It progresses persistently toward achieving a totality in the qualities and circumstances. One can also transform oneself from the present status through self effort and discrimination. The moral forces permeating the cosmos will certainly promote our achievement. But people are too immersed in the all-pervasive delusion to take advantage of these and elevate themselves. They are not aware of the path of peace and harmony in the world. They are not able to hold on to the good and avoid the bad. They can’t establish themselves in the dharmic path. “That” from which the manifested cosmos emanated, with its moving and unmoving entities; “That” which prompts, promotes and fosters their progress; “That” in which they ultimately merge — know “That” as Brahman.
Setiap orang memiliki dharmanya sendiri atau bakat khusus, individualitas, atau karakteristik cinta-kasih yang dibawa sejak lahir. Aturan ini berlaku sama pada gunting pemotong rumput dan bintang diatas langit. Alam semesta bukanlah satu aliran terus menerus. Alam semesta berkembang terus menerus menuju pada pencapain sebuah totalitas dalam kualitas dan keadaan. Seseorang juga dapat merubah dirinya sendiri dari keadaan sekarang melalui usaha sendiri dan kemampuan membedakan. Kekuatan moral yang meresapi alam semesta pastinya akan mendorong pencapaian kita. Namun manusia terlalu tenggelam dalam khayalan yang meliputi semuanya untuk memanfaatkan kekuatan moral yang ada dan mengangkat diri mereka sendiri. Mereka tidak menyadari jalan kedamaian dan keharmonisan di dunia. Mereka tidak mampu berpegang pada yang baik dan menghindari yang buruk. Mereka tidak bisa menetapkan diri mereka di jalan dharma. “Tuhan” yang merupakan asal dari alam semesta ini, dengan entitasnya yang bergerak dan tidak bergerak; “Tuhan” yang mendorong, meningkatkan, dan mengembangkan kemajuan mereka; “Tuhan” dimana pada akhirnya mereka akan menyatu - ketahuilah “Tuhan” sebagai Brahman. (Sutra Vahini, Ch 2)
-BABA
No comments:
Post a Comment