If love forms part of your nature, Satya or Truth will be present. When your thoughts emanate from a mind purified by love, they will result in Dharma (Right Action). When love becomes part of your experience, thoughts and actions, you get Shanti (Peace). When we comprehend Love clearly, Ahimsa or non-violence will result automatically. So love is the unseen undercurrent binding all the four values. It can be summarised thus: Love plus thoughts is Satya; love plus feelings is Shanti; love plus action is Dharma and love plus understanding is Ahimsa. Love is the common denominator for all these values. It is the form of God, for God is love. One who gives love is a man and one who fails to nourish this love is a beast. Love, or absence of love makes one an animal, man or God. The nurturing of love is possible only in a tender heart. Because of attachment to worldly objects, that tenderness is lost.
- Divine Discourse, Jan 25, 1985.
To foster love is the purpose of all spiritual endeavor.
Jika wujud kasih menjadi bagian dari sifat alamimu, Satya atau kebenaran akan hadir. Ketika pikiranmu muncul dari pikiran yang dimurnikan oleh kasih, maka pikiran itu akan menghasilkan Dharma (kebajikan). Ketika kasih menjadi bagian dari pengalamanmu dalam pikiran dan perbuatan maka engkau mendapatkan Shanti (kedamaian). Ketika kita memahami kasih dengan jelas, maka Ahimsa atau tanpa kekerasan akan menjadi hasilnya secara otomatis. Jadi kasih adalah arus bawah yang tidak terlihat mengikat keempat nilai-nilai itu. Hal ini dapat disimpulkan menjadi: kasih ditambahkan pikiran adalah Satya; kasih ditambahkan perasaan adalah Shanti; kasih ditambahkan tindakan adalah Dharma dan kasih ditambahkan pemahaman adalah Ahimsa. Kasih adalah penyebut yang sama bagi nilai-nilai ini. Kasih adalah wujud dari Tuhan, karena Tuhan adalah kasih. Seseorang yang memberikan kasih adalah manusia dan seseorang yang gagal memelihara kasih ini adalah binatang. Kasih, atau tanpa adanya kasih membuat seseorang menjadi binatang, manusia atau Tuhan. Pengembangan kasih hanya mungkin di dalam hati yang lembut. Karena keterikatan pada objek-objek duniawi, kelembutan itu telah hilang.
- Divine Discourse, Jan 25, 1985.
Untuk mengembangkan kasih adalah tujuan dari seluruh usaha spiritual.
No comments:
Post a Comment