The distinction made between householders and sanyasis is not of real significance. The wearing of the ochre robe alone will not make a man a devotee of God. By the mere mouthing of mantras, one's sins will not be washed away. Carrying the Gita and shouting slogans will not make one meritorious. Only the man whose thoughts and deeds are in harmony can be called a sadhu (a saintly person). Who are sadhus? Not merely those who don the ochre robe. All are sadhus. All beings have sadhutva (goodness and purity) inherent in them. They have to foster and manifest these qualities and not the external vesture. It is the purity of one's thoughts which reveals one’s sadhutva. There is no need to put on the orange robe to become a sadhu. The heart must be pure. Ravana put on a guise of an ascetic to kidnap Sita. His garb only concealed his evil intent. It is the evil qualities that have to be given up. Even if the process is begun in a small way, it will result in great good. The start must be made when one is young.
- Divine Discourse, Jan 07, 1988.
When man is not trained to live a good and godly life, teaching him various skills and tricks, only makes him a danger to himself and to others.
Perbedaan yang dibuat diantara berumah tangga dan sanyasin adalah tidak begitu penting. Dengan memakai jubah pertapa saja tidak akan membuat seseorang menjadi bhakta Tuhan. Hanya dengan mengucapkan mantra-mantra, dosa seseorang tidak akan terhapuskan. Dengan membawa kitab suci Bhagavad Gita dan menyampaikan sloka-sloka dalam Gita tidak akan membuat seseorang menjadi berguna. Hanya seseorang yang pikiran dan perbuatannya selaras dapat disebut dengan seorang yang sadhu (orang suci). Siapakah orang sadhu itu? Bukan hanya mereka yang memakai jubah berwarna oker. Semuanya adalah sadhu. Semua makhluk memiliki sadhutva (kebaikan dan kemurnian) yang melekat di dalam dirinya. Mereka harus memupuk dan mewujudkan kualitas-kualitas ini dan bukan pakaian luarnya saja. Adalah kemurnian dari pikiran seseorang yang mengungkapkan kualitas sadhutva yang dimilikinya. Tidak ada gunanya memakai jubah untuk menjadi seorang sadhu. Hati haruslah murni. Ravana menyamar sebagai pertapa untuk menculik Sita. Pakaiannya hanya untuk menutupi niat jahatnya. Adalah sifat-sifat jahat yang harus dilepaskan. Bahkan jika proses untuk itu dimulai dari hal yang kecil, namun akan menghasilkan kebaikan yang sangat besar. Hal ini harus dimulai ketika seseorang masih muda.
- Divine Discourse, Jan 07, 1988.
Ketika manusia tidak dilatih untuk menjalani hidup yang baik dan mulia, hanya mengajarkan berbagai keahlian dan trik, itu membuatnya menjadi berbahaya bagi dirinya dan orang lain.
No comments:
Post a Comment