How can you be content, living in this illusory world, gathering and relying on illusory knowledge? Realise the person beyond all illusion, who is the Creator of this illusion, who is revealed in and through this illusion. Worldly knowledge is of the temporary, the particular, the finite, the individual; how can it reveal the Eternal, the Universal, the Infinite, the Absolute? The Veda has the answer. It asks us to analyse our dream-experience. Dreams are unreal, they are illusory. But yet, for as long as we are dreaming, the experience is real and valid. Often in the dreams, as a result of the illusory experience itself, awareness is created through fear or horror or pain or excitement, such that the person dreaming wakes up and the dream is destroyed. What has caused the awakening? The dream itself helped in the destruction of the dream. So too in this ‘wakeful dream’ - in the illusory world where every wakeful experience is deemed true and valid - some experience or the roar of the Vedas in the Mahavakyas (Divine axioms, which ring through the sacred texts) wakes man into the higher awareness.
- Wejangan Bhagavan, Nov 22, 1970.
The inherent nature of fire is 'to burn'; of water, 'to wet'; of stone, 'to be heavy’. The nature of man consists in the yearning 'to know’.
Bagaimana engkau bisa puas hidup di dunia ilusi ini dengan mengumpulkan dan mengandalkan pengetahuan yang ilusi? Sadarilah pribadi yang melampaui semua ilusi ini, yang merupakan pencipta dari ilusi ini, yang terungkap di dalam dan melalui ilusi ini. Pengetahuan duniawi adalah bersifat sementara, tertentu saja, terbatas dan individual; bagaimana jenis pengetahuan ini dapat mengungkapkan yang bersifat kekal, universal, tidak terbatas dan absolut? Weda memiliki jawaban. Weda meminta kita untuk menganalisa pengalaman mimpi kita. Mimpi adalah bersifat tidak nyata, semuanya adalah bersifat ilusi. Namun, selama kita sedang bermimpi, maka pengalaman itu bersifat nyata dan benar. Sering di dalam mimpi, sebagai hasil dari pengalaman ilusi itu sendiri, kesadaran tercipta melalui rasa takut atau horror atau rasa sakit atau rasa senang, saat orang yang bermimpi tersebut terbangun maka mimpi itu menjadi lenyap. Apa penyebab dari keterbangunan? Mimpi itu sendiri membantu dalam melenyapkan mimpi. Demikian juga dengan ‘mimpi yang terjaga’ ini – dalam dunia ilusi dimana setiap pengalaman sadar dianggap sebagai benar dan valid – beberapa mengalami atau gemuruh dari Weda dalam Mahavakya (penguatan Ilahi yang bergema melalui teks-teks suci) membangunkan manusia menuju pada kesadaran yang lebih tinggi.
- Wejangan Bhagavan, 22 November 1970.
Sifat bawaan api adalah ‘membakar’; air adalah ‘membasahi’; batu adalah ‘menjadi berat’. Sifa bawaan manusia adalah keinginan ‘untuk mengetahui’.
No comments:
Post a Comment