Consider what happens when a person sees a dry stump of a tree at night: he/she is afraid that it is a ghost or a bizarre human being. It is neither, though it is perceived as either. The reason for this misperception is darkness. Darkness superimposes on something another thing that is not there. In the same manner, the darkness that is spread through Maya (false perception) veils and renders unnoticeable the Primal Cause, Brahman (Divine Self), and imposes the cosmos on It, as a perceptible reality. This deceptive vision is corrected by the Jnana (awakened consciousness) and transmuted into the vision of Prema (universal love).
Bayangkanlah apa yang terjadi ketika seseorang melihat batang pohon kering di malam hari: ia ketakutan mengira batang pohon itu sebagai hantu atau manusia yang aneh. Penyebab dari kekeliruan ini adalah kegelapan. Kegelapanlah yang menyebabkan adanya sesuatu pada sesuatu hal lain yang sebenarnya tidak ada. Dengan cara yang sama, kegelapan yang disebarkan melalui Maya (persepsi yang keliru) menyelubungi kesadaran akan Brahman sebagai Penyebab Utama, dan menerapkan hal itu pada alam semesta, sebagai suatu realitas yang nyata. Pandangan yang keliru ini diperbaiki oleh Jnana sehingga berubah menjadi Prema (kasih yang universal).
-BABA
No comments:
Post a Comment