Returning injury for injury, harm for harm, or insult for insult only adds to the Karmic burden, which has to be endured and eliminated in future lives. This burden is termed “Aagaami” (impending). You can't escape the task of undergoing the consequences of your thought, word, and deed in due course. Paying evil for evil can never lighten the weight of Karma; it will only become heavier. It might confer immediate relief and contentment, but it can only make you suffer later. Forbearance, therefore, instruct s you to do good even to those who injure you.
Membalas luka dengan luka, kejahatan dengan kejahatan, atau penghinaan dengan penghinaan hanya akan menambah beban Karma, yang harus ditanggung dan dihapuskan di kehidupan yang akan datang. Beban ini disebut dengan "Aagaami" (yang akan datang). Engkau tidak dapat melarikan diri dari kewajiban menjalani konsekuensi dari pikiran, perkataan, dan perbuatanmu pada waktunya. Membalas kejahatan dengan kejahatan tidak akan pernah bisa meringankan beban Karma, ia hanya akan membebanimu lebih berat lagi. Mungkin hal tersebut segera memberimu kesenangan dan kepuasan, tetapi akan membuatmu menderita di kemudian hari. Bersabarlah, karena itu mulailah pada dirimu sendiri untuk berbuat baik bahkan kepada mereka yang telah menyakitimu.
-BABA
No comments:
Post a Comment