Love is another name for Dharma (Righteousness). True Love is priceless. It has no trace of selfishness in it. It does not change with time. It is pure and unsullied. It always grows and never diminishes. It is spontaneous. God’s love is spontaneous; it is free from selfishness, unwavering and always full. Ordinary human love is motivated by selfish considerations. It is liable to change owing to changes in time and circumstance. For persons immersed in selfish love, it is difficult to comprehend or realise the greatness of Selfless Divine Love. Love wears the mantle of Truth. And one wedded to Truth is ever young and vigorous, says the Hindu scriptures. The Bible also declares that the body gets fortified by adherence to Truth. Truth should not be confined to speech. It must express itself in action. Only the one who is truthful in word and deed can be esteemed as a genuine human being, says Prophet Mohammed.
Kasih adalah nama lain dari Dharma (Kebajikan). Kasih yang sejati adalah tidak ternilai. Kasih ini tidak memiliki jejak mementingkan diri sendiri di dalamnya. Kasih ini juga tidak berubah seiring waktu dan bersifat suci serta tidak ternoda. Kasih ini selalu tumbuh dan tidak pernah berkurang. Kasih ini bersifat spontan. Kasih Tuhan adalah bersifat spontan; bebas dari sifat mementingkan diri sendiri, tidak goyah dan selalu penuh. Kasih manusia biasa dimotivasi dengan pertimbangan mementingkan diri sendiri. Kasih seperti ini besar kemungkinan berubah oleh karena perubahan dalam waktu dan keadaan. Seseorang yang tenggelam dalam kasih yang mementingkan diri sendiri, adalah sulit untuk memahami atau menyadari keagungan dari kasih Tuhan yang tidak mementingkan diri sendiri. Kasih memakai mantel kebenaran. Seseorang menyatu dalam kebenaran akan selalu muda dan penuh semangat, dijelaskan dalam naskah suci Hindu. Dalam Injil juga menyatakan bahwa tubuh menjadi kuat dengan menjunjung tinggi kebenaran. Kebenaran seharusnya tidak terbatas pada perkataan saja. Kebenaran harus diungkapkan dalam perbuatan. Hanya seseorang yang penuh kebenaran dalam perkataan dan perbuatan dapat dipandang sebagai manusia yang sesungguhnya, dikatakan oleh Nabi Muhammad. (Divine Discourse, Dec 25, 1984)
-BABA
No comments:
Post a Comment