Man alone has the chance to liberate himself from the wheel of birth and death through the most pleasant means of serving God. As a result of ignorance or what’s worse, perversity, he lets the opportunity slip from his hands, and suffers grief, pain, fear and anxiety. By escaping from the clutches of fascination exercised by material objects and physical pleasures, man can succeed in his efforts to liberate himself. He travelled long enough on the wrong road; it’s time now to turn back and move steadily towards the goal. The love that he cultivated for men and things must be sublimated into pure, divine worship. Then it gets transmuted as Love for God. Convince yourself that the Lord is in you, as charioteer, holding reins of the five horses (senses), giving you constant counsel, as He did when Arjuna prayed to Him, to lead and guide. Then, it becomes easy for you to convince yourself that the self-same charioteer is leading and guiding all other men and beings too. When established in this faith firmly, you become free of hate and malice, greed and envy, anger and attachment. Pray to the Lord to strengthen this conviction and this faith.
- Divine Discourse, Jul 31, 1967.
Find the Lord in your heart, see Him in everyone, and hold on to Him forever!
Hanya manusia yang memiliki kesempatan untuk membebaskan dirinya sendiri dari siklus perputaran roda kelahiran dan kematian melalui sarana yang paling menyenangkan yaitu melayani Tuhan. Sebagai akibat dari kedunguan atau yang paling buruk adalah karena keburukan, manusia membiarkan kesempatan itu lepas dari tangannya, dan menderita kesedihan, kepedihan, ketakutan dan kecemasan. Dengan melepaskan diri dari jerat daya tarik yang dihasilkan oleh objek-objek material dan kesenangan fisik, manusia bisa berhasil dalam usahanya untuk membebaskan dirinya. Manusia telah cukup lama menempuh jalan yang salah; sekarang waktunya untuk memutar balik dan bergerak dengan mantap menuju tujuan. Kasih yang manusia kembangkan pada sesama manusia dan benda harus diarahkan pada pemujaan yang murni dan ilahi. Kemudian kasih itu berubah sebagai kasih kepada Tuhan. Yakinkan dirimu sendiri bahwa Tuhan bersemayam di dalam dirimu, sebagai kusir yang memegang kendali dari lima kuda (indera), memberikamu nasehat secara terus menerus, seperti yang Sri Krishna lakukan ketika Arjuna memohon kepada-Nya, untuk menuntun dan membimbing. Kemudian, menjadi mudah bagimu untuk meyakinkan dirimu sendiri bahwa kusir yang sama sedang menuntun dan membimbing semua manusia dan makhluk lainnya juga. Ketika keyakinan ini tertanam kokoh, engkau menjadi bebas dari kebencian dan kesombongan, ketamakan dan iri hati, kemarahan dan keterikatan. Berdoalah kepada Tuhan untuk menguatkan keyakinan ini.
- Divine Discourse, Jul 31, 1967.
Temukan Tuhan di dalam hatimu, lihatlah Tuhan dalam diri setiap orang, dan berpegang pada Tuhan selamanya!
No comments:
Post a Comment