Prema (Love) has been described as beyond speech and mind. It is said to be Anirvachaneeyam (indescribable). This love cannot be got through scholarship, wealth or physical prowess. God, who is the embodiment of love, can be attained only through love, just as the effulgent sun can be seen only by its own light. There is nothing more precious in this world than Divine love. God is beyond all Gunas (attributes). Hence, His love too is beyond attributes. Since human love is governed by attributes, it results in either attachment or aversion. Love should not be based on expectations of reward or return. Love based on such expectations makes it a business deal. Love is not an article of commerce; it is not like lending a loan and getting it back. It is a spontaneous offering. Pure love of this kind can emanate only from a pure heart.
Prema (Kasih) telah digambarkanmelampaui pikiran dan cara berbicara. Hal ini dapat dikatakan menjadi Anirvachaneeyam (tidak terlukiskan). Kasih ini tidak dapat diperoleh melalui ilmu pengetahuan, kekayaan atau keahlian fisik. Tuhan, yang merupakan perwujudan kasih, dapat dicapai hanya melalui kasih, sama seperti cahaya matahari dapat terlihat hanya dengan cahaya itu sendiri. Tidak ada sesuatupun yang lebih berharga di dunia ini daripada kasih Tuhan. Keberadaan Tuhan melampaui semua Gunas (semua kualitas dan sebutan yang ada). Oleh karena itu, kasih-Nya juga melampaui semua kualitas dan sebutan yang ada. Sejak kasih manusia ditentukan oleh berbagai bentuk kualitas yang ada, maka hasilnya adalah keterikatan atau tanpa ketulusan. Kasih seharusnya tidak didasarkan pada harapan untuk mendapatkan penghargaan atau keuntungan. Kasih yang seperti ini hanyalah sebuah bisnis belaka. Kasih bukanlah benda yang diperdagangkan; ini bukanlah seperti meminjamkan sesuatu dan mendapatkkannya kembali. Ini merupakan persembahan secara spontan. Kasih yang murni semacam ini hanya berasal dari hati yang murni.
-BABA
No comments:
Post a Comment