Firm faith is essential for realising the Self. Faith is the basis of self-confidence, without which nothing can be achieved. The word Manava (man) itself means one who has faith. When he acts up to his faith, he experiences peace and contentment. Love is the means through which faith is strengthened. People offer prayers to God. Prayers should not mean petitioning God for favours. The object of prayer should be to establish God firmly in one's heart. Aim at linking yourself to God and not at seeking favours. Aspire for earning the love of God. That is real penance. That is why it is said: Looking ahead is Tapas (penance); looking backward is Tamas (ignorance). Tapas does not mean giving up hearth and home and retiring to a forest. It means giving up all bad qualities and striving to live ceaselessly for God's grace.
- Divine Discourse, Mar 06, 1989
Faith leads to truth; truth leads to peace; peace leads to happiness
Keyakinan yang teguh adalah mendasar untuk menyadari Diri sejati. Keyakinan adalah dasar dari kepercayaan diri, yang tanpanya tidak ada sesuatupun yang bisa tercapai. Kata dari Manava (manusia) itu sendiri berarti seseorang yang memiliki keyakinan. Ketika manusia bertindak sesuai dengan keyakinannya, maka dia mengalami kedamaian dan kepuasan. Kasih adalah sarana dimana keyakinan dikuatkan. Orang-orang mempersembahkan doa kepada Tuhan. Berdoa seharusnya tidak berarti memohon pertolongan kepada Tuhan. Tujuan dari doa seharusnya adalah untuk menempatkan Tuhan dengan mantap di dalam hati. Doa bertujuan menghubungkan dirimu dengan Tuhan dan bukan untuk mencari keuntungan. Miliki hasrat untuk mendapatkan kasih Tuhan. Itu adalah olah tapa yang sejati. Itulah sebabnya mengapa dikatakan: melihat ke depan adalah Tapas (olah tapa); melihat ke belakang adalah Tamas (ketidaktahuan). Tapas tidak berarti meninggalkan rumah dan tinggal di dalam hutan. Tapas berarti melepaskan semua sifat-sifat jahat dan berusaha untuk hidup dengan tanpa hentinya mendapatkan Rahmat Tuhan.
- Divine Discourse, 6 Maret 1989
Keyakinan menuntun pada kebenaran; kebenaran menuntun pada kedamaian; kedamaian menuntun pada kebahagiaan.