The mind is agitated, and so, you too are led into passions and emotions. When the plank on which you sit moves, you too move; when the train runs fast with you sitting in the compartment, you feel that the trees too move with you. On the other hand, the mind makes you feel stationary on the earth, though the earth revolves fast on its own axis and also around the Sun. These are all tricks of the mind, hiding the truth and imposing its own illusions on your experience. The real truth is different from the picture of truth that the mind presents. To ascribe joy and grief that one passes through in life to the nature of the Individual Soul is an act of ignorance. One must dissociate one from the other. Elation and depression, pleasure and pain, joy and grief are modifications of the mind, not of the jivi (individual soul). It is the mind that reacts to external objects and events and pronounces them as desirable and undesirable, good and bad. This explains why the control of the waywardness of the mind is to be achieved!
- Divine Discourse, Jan 04, 1974.
A mind without agitations, a joyous and unblemished outlook, these are the marks of a person in whom Shanti (peace) has taken root.
Pikiran yang gelisah membuatmu terbawa dalam gejolak hasrat dan emosi. Ketika papan tempatmu duduk bergerak maka dirimu juga ikut bergerak; ketika kereta api bergerak cepat dimana engkau sedang duduk di dalamnya, engkau merasakan bahwa pepohonan di luar juga ikut bergerak. Sebaliknya, pikiran membuatmu merasa diam di bumi, walaupun bumi berputar cepat dalam orbitnya dan juga berputar mengelilingi matahari. Semuanya ini adalah tipuan dari pikiran, menyembunyikan kebenaran dan menggantinya dengan ilusinya sendiri pada pengalamanmu. Kebenaran yang sejati adalah berbeda dari gambar kebenaran yang pikiran tampilkan. Menganggap suka dan duka cita yang seseorang lewati dalam hidup sebagai sifat alami dari jiwa adalah bentuk dari ketidaktahuan. Seseorang harus memisahkan satu dengan lainnya. Kegembiraan dan kesedihan, kesenangan dan penderitaan, suka dan duka cita adalah modifikasi dari pikiran, dan bukan dari jiwa. Adalah pikiran yang memberikan reaksi pada objek dan kejadian di luar diri kemudian memberikan penilaian apakah hal itu diinginkan atau tidak, baik atau buruk. Hal ini menjelaskan mengapa pengendalian terhadap ketidakstabilan pikiran harus dicapai!
- Divine Discourse, 04 Januari 1974.
Pikiran tanpa kegelisahan, pandangan yang ceria dan tanpa noda, ini adalah tanda seseorang yang kedamaian (shanti) telah mengakar dalam dirinya.
No comments:
Post a Comment