Everyone born in the world has a name and form. But the Divinity within has no name or form. The individual with name and form is filled with egoism and possessiveness. These qualities are the cause of one's pleasure and pain, happiness and sorrow. Hence, everyone must strive to curb these two tendencies. The knowledge of the Supreme Self is associated with total freedom from Ahamkara (egoism). Those who have no taint of ego in them are totally free from the consequences of actions, regardless of the actions they perform.
Setiap orang yang terlahir ke dunia ini pasti memiliki nama dan rupa. Namun tidaklah demikian halnya dengan Divinity yang ada di dalam diri masing-masing, Ia tak mempunyai nama dan rupa. Seseorang individu – yang memiliki nama dan rupa – memiliki sifat-sifat egoisme dan rasa kepemilikan. Kualitas-kualitas diri seperti inilah yang menjadi sumber penyebab dari rasa senang dan sedih, rasa enak dan menderita, dan sebagainya. Oleh sebab itu, setiap orang perlu berupaya untuk mengekang kecenderungan negatif tersebut (ego dan rasa memiliki). Pengetahuan tentang Supreme Self (Atma) diasosiasikan dengan kemerdekaan total dari Ahamkara (egoisme). Bagi yang sudah berhasil mengatasi jeratan ego di dalam dirinya, mereka sudah tidak lagi terikat oleh konsekuensi tindakan-tindakannya.
No comments:
Post a Comment