The Vinayaka-principle has only one meaning, which is relevant to everyone regardless of whether he is a believer or a non-believer. Vinayaka means that he is his own master, he has no master above him. He does not depend on anyone. He is also called 'Ganapathi'. This term means he is the lord of the Ganas - a class of divine entities. This term also means that he is the master of the intellect and the power of discrimination in man. He possesses great intelligence and knowledge. Such knowledge issues forth from a pure and sacred mind. This knowledge leads to Vijnana (wisdom). Since he is the master of Buddhi (intelligence) and Siddhi (realisation), he is described as the Lord of Buddhi and Siddhi, Buddhi and Siddhi being personified as the consorts of Vinayaka. Prinsip Vinayaka hanya mempunyai satu pengertian, yang relevan untuk setiap orang – tanpa mempersoalkan apakah yang bersangkutan percaya atau tidak. Vinayaka diartikan sebagai seseorang yang merupakan ‘tuan’ bagi dirinya sendiri, atau ia yang tidak didikte dan tidak bergantung pada siapapun juga. Beliau juga memiliki nama lain, yaitu: ‘Ganapathi’. Julukan ini mengandung arti bahwa Ia merupakan penguasa ‘Ganas’[1]. Pengertian lainnya dari ‘Ganapathi’ adalah Ia yang menguasai intellect (buddhi) serta kemampuan diskriminatif umat manusia. Ia memiliki kepintaran dan pengetahuan yang luar biasa. Pengetahuan-Nya diperoleh dari batin yang murni dan suci. Pengetahuan ini akan menuntun kepada Vijnana (kebijaksanaan). Oleh karena Beliau adalah penguasa Buddhi (intellect) dan Siddhi (realisasi), maka Ia juga dijuluki sebagai Lord of Buddhi dan Siddhi, dimana kedua aspek tersebut dipersonifikasikan sebagai pendamping Lord Vinayaka. |
-BABA |
Friday, September 14, 2007
Thoughts for the Day - 15th September 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment