Date:Friday, January 18, 2008
THOUGHT FOR THE DAY
Man is deriving innumerable benefits from Nature and enjoying the amenities provided by it in various ways. But what is the gratitude he is offering to Nature and God? Man is forgetting the Divine who is the Sole Provider of everything. This is the reason for his falling prey to various difficulties and calamities. While he is receiving countless benefits from Providence, he is offering nothing in return to Nature or God. This shows how unnatural and heartless man's behaviour is. When we are enjoined to return good for evil, how unbecoming is it to fail even to return good for good? Man should learn the great lesson Nature is trying to teach him - the lesson of doing service with no expectation of return.
Manusia memetik begitu banyak manfaat dari alam (bumi) ini serta menikmati begitu banyak kesenangan yang diberikan olehnya dengan melalui berbagai macam bentuk. Akan tetapi sebaliknya, apa bentuk ungkapan syukur/berterima-kasih yang telah diberikan oleh manusia kepada alam dan Tuhan? Manusia justru melupakan Divine yang merupakan sumber pemberi utama dari segala-galanya. Itulah sebabnya mengapa manusia terus-menerus menghadapi berbagai macam kesulitan dan kemalangan. Walaupun ia sudah menerima begitu banyak manfaat dari Sang Pemberi (God), namun ia tidak berkontribusi apapun juga. Hal ini menunjukkan betapa keji dan tidak manusiawinya perilaku manusia. Apabila kita telah diajarkan untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, maka bisa dilihat betapa tidak pantasnya bila engkau membalas kebaikan dengan kejahatan!? Manusia perlu belajar dari alam yang telah menunjukkan kepadanya bahwa tindakan pelayanan hendaknya dilakukan tanpa adanya harapan imbalan (tanpa pamrih).
-BABA
Date:Saturday, January 19, 2008
THOUGHT FOR THE DAY
Man is carried away by identification with the body and therefore he perceives diversity in creation. In fact, unity is what underlies the apparent diversity. Whatever differences you see are only creations of your mind. The mind of man alone is responsible for both his bondage and liberation. Recognise the truth that the same divine essence is present in all and you will be free from all differences and conflicts.
Manusia melakukan kekeliruan dengan mengidentifikasikan dirinya sebagai badan fisik dan itulah sebabnya mengapa ia selalu melihat diversity (kemajemukan) di sekitarnya. Padahal, unity (persatuan) merupakan dasar dari segala-galanya. Apapun juga perbedaan yang engkau lihat di alam ciptaan ini, semuanya adalah merupakan hasil kreasi batinmu sendiri. Mind manusia merupakan biang-keroknya. Ketahuilah bahwa esensi Ilahi yang sama hadir di dalam diri setiap orang, sehingga dengan demikian, maka engkau akan terbebaskan dari segala bentuk perbedaan dan konflik.
-BABA
Date:Sunday, January 20, 2008
THOUGHT FOR THE DAY
You are in this body in order to realise the God you really are. This body is the cocoon you have spun around yourselves by means of your impulses and desires. Use it while it lasts, to grow wings so that you can escape from it. You came into this world crying, announcing your grief for having to take on the burden of earthly existence. Having come with grief, decide not to go back with it from here. Get rid of it in this very life.
Tujuan kelahiranmu dalam badan jasmani ini adalah untuk merealisasikan keTuhanan yang sebenarnya merupakan jati dirimu yang asli. Badan jasmani ini bagaikan kepompong yang terbentuk berkat hasil kreasimu sendiri berdasarkan pemupukan keinginan-keinginanmu. Pergunakanlah badan ini selama ia masih berfungsi dan lakukanlah upaya-upaya agar engkau bisa mengembangkan sayap-sayap sehingga dapat dipergunakan untuk meloloskan diri (dari jeratan kehidupan duniawi ini). Engkau terlahir di dunia ini sembari menangis, seolah-olah hendak menyatakan penderitaanmu dalam menanggung beban duniawi ini. Setelah datang dengan hati yang sedih, maka pastikanlah bahwa engkau tidak membawa pulang kesedihan itu dari sini. Singkirkanlah noda-noda batin dalam kehidupanmu sekarang ini juga.
Date:Monday, January 21, 2008
THOUGHT FOR THE DAY
To achieve anything in this world, discipline is indispensable; we must also have self-confidence, and then self-sacrifice. If you do not possess these three, your life will be meaningless. When a river is flowing erratically, we construct a dam, change its course and divert is usefully on its way to the ocean. So also, when our ideas are recklessly and aimlessly going their own way, they should be channelled by the construction of the dam of discipline. They should be made to take the form of sacrifice and go towards the ocean of faith in one’s Self. We should regard it as absolutely essential to attain these three qualities – sacrifice, self-confidence and discipline.
Untuk mencapai segala sesuatu di dunia ini, maka kedisiplinan merupakan prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar lagi; di samping itu, kita juga perlu memiliki self-confidence (kepercayaan diri), dan selanjutnya self-sacrifice (sikap siap berkorban). Jikalau engkau tidak memiliki ketiga hal tersebut, maka kehidupanmu menjadi tak ada artinya. Ketika sebuah sungai mengalir secara liar, maka kita bisa membangun sebuah bendungan dan mengarahkan aliran sungai itu agar dapat dimanfaatkan selama perjalanannya menuju ke samudera. Nah demikian pula, ketika idealisme kita bergejolak secara tak beraturan, maka kita perlu mengarahkannya melalui bendungan yang dinamakan “disiplin”. Bendungan itu harus dibangun sedemikian rupa sehingga mengambil wujud pengorbanan dan diarahkan ke samudera keyakinan atas Atma. Untuk itu, ketiga kualtias tersebut sangatlah penting untuk dimiliki, yaitu sikap pasrah/rela berkorban, keyakinan terhadap diri dan kedisiplinan.
-BABA
Date:Tuesday, January 22, 2008
THOUGHT FOR THE DAY
Reflections of the sun shining in the sky can be seen in the oceans, rivers, lakes and wells. Though the reflections are varied, there is only one sun. The Divine is present in man like the unseen thread which holds a garland of gems together. The entire cosmos is permeated by the Divine and is the visible manifestation of the Divine. Nothing in the world, no object, no human being, no creature can be found wherein God is not present. There is only one God and he is 'Sath-Chith-Ananda' (Being-Awareness-Bliss).
Pantulan matahari yang sedang bersinar di langit bisa terlihat di samudera, sungai, danau dan sumur. Walaupun pantulan-pantulan itu bervariasi, namun matahari hanya ada satu adanya. Divine yang eksis di dalam diri manusia adalah bagaikan benang (tak terlihat) yang memegang semua bunga-bunga yang terdapat dalam sebuah kalungan bunga. Seisi alam semesta ini diliputi oleh Divine dan ia merupakan manifestasi Divine yang bisa terlihat oleh mata kita. Tuhan eksis di dalam setiap obyek di alam semesta ini, baik itu benda mati, manusia maupun mahluk hidup lainnya. Hanya ada satu Tuhan dan Beliau adalah ‘Sath-Chith-Ananda’ (Kebenaran-Kesadaran-Kebahagiaan).
-BABA
Date:Wednesday, January 23, 2008
THOUGHT FOR THE DAY
People feel that adhering to truth is difficult. Actually, it is untruth that creates difficult problems. All kinds of plans have to be made to cover up a lie. But to stick to the facts, as they are, is easy. People should come to realise that it is easy to be good. It is going astray that causes difficulties. One cannot always avoid committing a mistake, but one should learn a lesson from it and avoid repeating it.
Orang-orang merasa bahwa berpegang pada kebenaran adalah suatu praktek yang sulit. Padahal sebenarnya, justru ketidak-benaranlah yang menimbulkan banyak persoalan sulit sebab engkau harus mempersiapkan berbagai macam rencana untuk menutupi kebohonganmu itu. Akan tetapi, jikalau engkau tetap mengikuti fakta sebenarnya, maka semuanya akan menjadi lebih gampang. Orang-orang harus menyadari bahwa jauh lebih mudah untuk berbuat kebajikan. Bila kita melenceng dari jalan kebenaran, maka timbullah persoalan-persoalan. Memang engkau tidak bisa seratus persen untuk tidak berbuat kesalahan, tetapi hendaknya engkau belajar dari setiap kesalahanmu itu dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi.
-BABA
Date:Thursday, January 24, 2008
THOUGHT FOR THE DAY
Everything that is born must die. But you can escape death by not being born again. When you realise that you are the limitless Atma, you are no longer subjected to the limitation of birth. That is the secret. How is this knowledge to be acquired? It is the result of a long process of sharpening and purifying the emotions and the impulses. You may do the most rigorous Japa (repetition of God's name) or submit yourself to the ordeal of austerities, but if you are not virtuous, all of it is sheer waste.
Setiap orang harus meninggal suatu hari kelak. Akan tetapi walaupun begitu, engkau bisa meloloskan diri dari kematian dengan jalan tidak terlahir kembali. Ketika engkau menyadari bahwa dirimu adalah Atma yang tanpa batas, maka di saat itu engkau tidak akan didikte lagi oleh kelahiran. Inilah rahasianya. Lalu, bagaimana caranya untuk dapat memperoleh pengetahuan itu? Ia merupakan hasil dari serangkaian proses yang berkelanjutan dalam hal mempertajam dan memurnikan gelombang-gelombang emosi dan impuls/dorongan batin. Engkau mungkin sudah melakukan latihan berat berupa Japa (pengulangan nama Tuhan) atau menjadi pengikut dari lembaga kerohanian tertentu; namun di atas segalanya, jikalau hatimu tidak/belum tulus & saleh, maka semua latihan tersebut adalah sia-sia belaka.
-BABA
Date:Friday, January 25, 2008
THOUGHT FOR THE DAY
When you love Me, you love all; for you begin to feel, know and experience that I am in all. By means of meditation, you can realise that I am the resident in all hearts, the urge, the motive, the guide and the goal. Yearn for that vision, that awareness and make it your priceless possession. Then, you have what you often ask Me for… Sakshathkara (direct vision of reality). Your love has to be pure and free from the taint of ego, so that it can merge in Me.
Apabila engkau mencintai-Ku, maka itu berarti engkau mencintai semuanya; sebab engkau akan mulai merasakan, mengetahui dan mengalami bahwa Aku ada di dalam diri setiap insan. Melalui meditasi, engkau bisa menyadari bahwa Aku adalah penghuni hati setiap orang; Aku-lah sang pendorong, motivator, penuntun dan sasaran yang hendak dituju. Dambakanlah vision dan kesadaran seperti itu dan jadikanlah ia sebagai barang milikmu yang paling berharga. Bila demikian, maka engkau akan mendapatkan sesuatu yang selama ini sering engkau minta dari-Ku, yaitu... Sakshathkara (direct vision of reality/Moksha). Agar engkau dapat bersatu dengan-Ku, maka pastikanlah bahwa cinta-kasihmu haruslah murni dan terbebas dari noda ego.
-BABA