Wednesday, January 16, 2008

Thoughts for the Day - 17th January 2008 (Thursday)


What is spirituality? It is the resolute pursuit of cosmic consciousness. Spirituality aims at enabling a person to manifest in all its fullness the divine cosmic consciousness (Chaitanya) that is present both within and outside oneself. It means getting rid of one’s animal nature and developing the divine tendencies within one. It means breaking down the barriers between God and Nature and establishing their essential oneness. Today, people think that spirituality has no relation to mundane life, and vice versa. This is a big mistake. True divinity is a combination of spirituality and social obligations. National unity and social harmony are founded upon spirituality. It is the Divine that links spirituality and social existence.

Apakah yang dimaksud dengan spirituality? Spiritualitas adalah suatu kebulatan tekad untuk merealisasikan kesadaran kosmik (cosmic consciousness). Spirituality bertujuan untuk membekali serta mempersiapkan setiap orang dalam memanifestasikan secara utuh divine cosmic consciousness-nya (Chaitanya). Kesadaran kosmik tersebut eksis baik di dalam maupun di luar diri manusia. Dengan perkataan lain, spirituality bertujuan untuk mengikis-habis kecenderungan-kecenderungan rendah (baca: sifat-sifat kebinatangan) dan sebaliknya untuk mengembangkan divine tendencies (kecenderungan Ilahiah) di dalam diri manusia. Artinya, spirituality berfungsi untuk menghapus tembok pemisah antara Tuhan dan Nature (alam), karena keduanya memang pada prinsipnya adalah satu adanya. Dewasa ini, banyak orang yang beranggapan bahwa spiritualitas tidak ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Padahal ini adalah pengertian yang salah. True divinity justru adalah merupakan kombinasi antara spirituality dan tanggung-jawab sosial. National unity dan social harmony dibangun atas landasan spirituality. Divinity adalah penghubung antara spirituality dan social existence.

-BABA

No comments: