The Vedas deal with rituals and worship, which imply a dualism between the worshipper and the object worshipped. Vedanta spells out the principle of Adwaitha (non-duality). It is interpreted in different ways, but the real basis of the Adwaithik principle is Ekaatma Bhaava, the feeling that there is only one Atma pervading everywhere and none else. "Adhwaita Darshanam Jnanam" (Wisdom lies in the perception of oneness). The Upanishads preach this oneness, based on the concept of unity in diversity.
Kitab suci Veda berhubungan dengan aspek ritual dan puja, dimana di situ ada implikasi tentang paham dualisme (antara pemuja dengan obyek yang dipuja). Sementara itu, kaum Vedanta mengajarkan tentang prinsip Adwaitha (non-dualisme). Walaupun diinterpretasikan dengan cara yang berbeda, namun sebenarnya landasan dari prinsip Adwaithik adalah Ekaatma Bhaava, yaitu bahwa hanya ada satu Atma yang mencakupi segalanya dan tiada yang lainnya. "Adhwaita Darshanam Jnanam" - Kebijaksanaan akan ditemukan dalam persepsi tentang oneness (persatuan/kemanunggalan), inilah yang diajarkan oleh kitab Upanishad yang didasarkan pada konsep unity in diversity (bhinneka tunggal ika).
Kitab suci Veda berhubungan dengan aspek ritual dan puja, dimana di situ ada implikasi tentang paham dualisme (antara pemuja dengan obyek yang dipuja). Sementara itu, kaum Vedanta mengajarkan tentang prinsip Adwaitha (non-dualisme). Walaupun diinterpretasikan dengan cara yang berbeda, namun sebenarnya landasan dari prinsip Adwaithik adalah Ekaatma Bhaava, yaitu bahwa hanya ada satu Atma yang mencakupi segalanya dan tiada yang lainnya. "Adhwaita Darshanam Jnanam" - Kebijaksanaan akan ditemukan dalam persepsi tentang oneness (persatuan/kemanunggalan), inilah yang diajarkan oleh kitab Upanishad yang didasarkan pada konsep unity in diversity (bhinneka tunggal ika).
-BABA
No comments:
Post a Comment