The real nature of Avatars (Divine Incarnations) is one of unalloyed bliss. His heart overflows with limitless and boundless love when He beholds His devotees. There can be no change in His attitude and affection. But, the ignorant attribute the changes they imagine or the differences they see to God out of their petty-mindedness. When we are happy, we praise God, and in suffering we condemn Him. God, as a guardian has come to warn and wean people away from harmful habits. If necessary, He will not hesitate to resort to infliction of pain as a curative and corrective treatment.
Bliss adalah salah-satu ciri khas seorang Avatar. Dari diri Beliau tercurah cinta-kasih berlimpah bagi para bhakta-bhakta-Nya. Cinta-kasih-Nya tak pernah mengalami perubahan. Namun walaupun begitu, tetap saja ada sebagian orang – sebagai akibat kebodohan batinnya – yang mencoba untuk memberi atribut atas perubahan dalam diri avatar, hal ini terutama pada saat mereka merasakan adanya perubahan itu (yang tiada lain adalah hasil imajinasinya belaka). Ketika hati kita senang, kita memuji Tuhan; sebaliknya ketika sedang menderita, kita mencelaNya. Tuhan – sebagai pengayom – telah datang untuk menasehati manusia agar menjauhi kebiasaan yang berbahaya. Jikalau memang dianggap perlu, Beliau tidak akan segan-segan untuk menempuh jalan yang lebih keras sebagai tindakan pencegahan maupun untuk mengoreksi kita.
-BABA
No comments:
Post a Comment