Give up Para chintana (thinking about others) and cultivate Paramatma chintana (thinking about God). This is the true spiritual practice (Sadhana). Do not be carried away by worldly pleasures. Take to the sacred path and sanctify your time by chanting the Divine Name. There is no need to allocate a specific time or place for Namasmarana (repetition of the Lord’s name). You can do it wherever you are and whatever you are doing. One needs to pay tax for water, electricity, etc., but there is no tax for Namasmarana. Nobody can stop you from doing it. It is very simple, yet most effective. But people do not realise the value of Namasmarana as it is so easy to practise. We think that God can be attained only through severe austerities. This is a misconception. Without troubling yourself or causing trouble to others, you can chant the divine name. Follow this simple path, experience bliss and sanctify your life.
Tinggalkanlah Para chintana (berpikir tentang orang lain) dan kembangkanlah Paramatma chintana (berpikir tentang Tuhan). Inilah praktek spiritual yang sejati (Sadhana). Janganlah terbawa oleh kesenangan duniawi. Ambillah jalan suci dan sucikanlah waktumu dengan mengucapkan Nama Tuhan. Tidak perlu mengalokasikan waktu tertentu atau tempat tertentu untuk Namasmarana (pengulangan nama Tuhan). Engkau dapat melakukannya di manapun engkau berada dan apa pun yang engkau lakukan. Seseorang perlu untuk membayar pajak untuk air, listrik, dll, tetapi tidak ada pajak untuk Namasmarana. Tidak ada yang bisa menghentikanmu untuk melakukannya. Hal ini sangat sederhana, namun yang paling efektif. Tetapi orang-orang tidak menyadari nilai Namasmarana padahal cara ini sangat mudah untuk dilakukan. Kita berpikir bahwa Tuhan dapat dicapai hanya melalui perjuangan yang keras. Ini adalah konsep yang keliru. Tanpa mengganggu diri sendiri atau menimbulkan masalah pada orang lain, engkau dapat mengucapkan Nama Tuhan. Ikutilah jalan sederhana ini, alamilah kebahagiaan dan sucikanlah hidupmu.
-BABA
No comments:
Post a Comment