This world is the Lord’s residence: Isavasyam idam jagat. Therefore, no one should entertain a sense of personal possession or even a trace of egotism. Renounce the feeling of attachment and feel the presence of the Lord everywhere. Give up the feelings “I” and “you”; only then you will understand the glory of that which is neither “I” nor “mine”. This does not involve your renouncing everything. The acid test by which an activity can be confirmed as holy or sacred is to examine whether it promotes attachment or avoids bondage. The acid test to decide whether an activity is unholy or sinful is to examine whether it arises from or promotes greed. The real teaching (atma-vidya) directs that the world be dealt with as duty demands, but in a spirit of detachment and avoiding entanglement. Welcome the spiritual bliss that the Lord, the embodiment of spiritual bliss, confers on you and experience it with thankfulness and without being bound by desire.
Dunia adalah tempat tinggalnya Tuhan: Isavasyam idam jagat. Maka dari itu, tidak ada seorangpun yang boleh memiliki rasa kepemilikan pribadi atau jejak egoisme. Lepaskan perasaan keterikatan dan rasakan kehadiran Tuhan dimanapun juga. Lepaskan perasaan-perasaan seperti “aku” dan “kamu”; hanya dengan demikian engkau akan memahami kemuliaan apa yang bukan “aku” atau “milikku”. Hal ini tidak berarti bahwa engkau harus meninggalkan segala sesuatu. Bentuk pemeriksaan dalam menetapkan apakah sebuah perbuatan dapat dipastikan sebagai suci atau murni adalah dengan memeriksa apakah perbuatan itu meningkatkan keterikatan atau menjauhi perbudakan. Bentuk pemeriksaan untuk menentukan apakah sebuah perbuatan itu dosa atau tidak suci adalah dengan memeriksa apakah perbuatan itu muncul dari ketamakan atau meningkatkan keserakahan. Ajaran yang sesungguhnya dari (atma-vidya) mengarahkan bahwa dunia berkenaan dengan tuntutan kewajiban, namun dalam semangat tanpa keterikatan dan menghindari keterikatan. Sambutlah kebahagiaan spiritual yang dianugrahkan kepadamu oleh Tuhan sebagai perwujudan dari kebahagiaan spiritual, dan alami kebahagiaan itu dengan penuh rasa syukur dan tanpa terikat oleh keinginan. -Vidya Vahini, Ch 1
-BABA
No comments:
Post a Comment